03

13.2K 2.2K 728
                                    

Halo besti mey comback👋

Yang belum follow akun mey, follow yuk biar ga ketinggalan notifikasinya!

Follo juga tiktok : meyyy15_

Thankyou!

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Kamu mau ikut mama atau papa?" Ucap papanya to the poin.

Deg

Satu kalimat yang terdengar begitu menyakitkan itu seketika membuat dunia Langit nyaris berhenti.

Kedua tangan kekar Langit mengepal kuat hingga kubu kubu jarinya memutih. Mata cowok itu memanas dan mulai berkaca kaca.
Ucapan yang selama ini ia takutkan keluar dari mulut kedua orang tuanya kini terdengar jelas ditelinganya.

"Kalian mau pisah?" tanyanya dingin sambil menatap tajam kedua orang tuanya berusaha tegar menyembunyikan kesedihannya.

ucapan Langit yang terdengar begitu dingin serta tatapan mata yang begitu menusuk itu membuat kedua orang tuanya menahan napas.

"Ekhem" Bumi yang merupakan papa dari Langit berdehem sedikit kuat berusaha bersikap biasa aja.

"Iya, papa sama mama mau pisah. Mungkin ini adalah jalan yang terbaik" ucap Bumi.

Langit menaikkan sebelah alisnya menatap papanya itu. "Terbaik?" Beonya terdengar sinis.

"Iya, papa sama mama udah nemuin kebahagiaan kami masing masing. Mama sama papa nggak bisa terus terusan sama sama karna setiap hari kita bakalan terus terusan bertengkar. Mungkin berpisah adalah jalan terbaik" jawab Mentari -mama dari Langit.

Langit meraup wajahnya kasar kemudian tertawa miris. "Kebahagiaan kalian bilang? Terus gimana sama kebahagiaan Langit ma, pa?" tanya cowok itu parau.

"Kalian ngembil keputusan seenaknya tanpa mau mikirin perasaan Langit!" Sentak Langit

"Tolong ngertiin mama sama papa nak" ucap Mentari.

"Kenapa? Kenapa harus Langit yang terus terusan ngertiin kalian? PERNAH NGGAK SEKALI AJA KALIAN NGERTIIN LANGIT?!" bentak cowok itu.

"AYOLAH KEMBALI KAYA DULU, Langit mohon" lirih Langit sembari meneteskan air mata yang sedari tadi mati matian ia tahan dipelupuk matanya.

Bahkan Mentari dan Bumi terkejut melihat putra mereka yang biasanya menampilkan raut datar dan dingin dihadapan mereka kini menangis. Tangisan yang terdengar begitu pilu.

"Langit capek, Langit capek tiap hari pura pura kuat didepan kalian. Kalian fikir selama ini Langit baik baik aja ngeliat kalian ribut terus?" Cowok itu menunduk sembari meremas rambut belakangnya kuat.

"Maafin mama nak" ucap mentari sembari memegang pundak Langit namun dengan cepat Langit menepisnya.

"Langit harus apa sih supaya Langit bisa bahagia? Langit capek, mental Langit diacak acak. Langit juga pengen kaya temen temen Langit yang bahagia sama keluarga mereka" ucap Langit sambil menyeka air matanya kasar.

Bintang untuk LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang