09 ♔︎ Telat berujung Manjat

22 8 4
                                    

"Raga kamu yang mati, atau, jiwa kamu yang mati?"

•••

"Duh Cloudy kenapa?!"

Tiba-tiba saja, kendaraan roda dua milik Ailiee berhenti sendiri. Untungnya sudah di tepikan di pinggir jalan, dan tidak menghalangi kendaraan lain. Pemiliknya turun dari motor itu.

"Mogok?" Gumam Ailiee menatap kendaraannya, "Nggak mungkin." lanjutnya tak percaya sembari menggeleng.

Mengecek motornya. Ailiee pun menepuk keningnya pelan, "Haduh Ailiee bodoh banget." Bisa-bisanya ia lupa mengisi bahan bakarnya.

Mengedarkan pandangannya ke sekeliling, namun tidak ada pom bensin dan orang yang menjual bensin di sekitar sini. Ailiee melirik sekilas jam tangannya. Sepuluh menit lagi bel masuk sekolah akan berbunyi, tetapi dirinya belum sampai di sekolah.

Ailieee mendesah gusar dengan wajah cemas. Masalahnya, ini adalah ujian hari pertama untuk kelulusan. Dirinya malah terlambat, bagaimana jika Papa-nya tau. Bisa habis Ailiee.

"Eh apa-apaan nih." Pergelangan tangan gadis itu di tarik dan diajak berlari menjauh dari kendaraannya. Dan tunggu dulu. Orang yang menariknya adalah Pangeran.

Matanya sontak membulat sempurna. "Pangeran?! Kenapa sih?!" Ailiee heran, karena tak ada badai dan hujan tiba-tiba di ajak berlari.

Cowok itu menempelkan jari telunjuknya pada bibirnya. "Shttt diem dulu." titahnya pelan.

Tak membantah, Ailiee pun mengikuti. Tatapannya tertuju pada pergelangan tangannya yang di genggam erat oleh Pangeran. Ailiee tersenyum tipis, "Nah kita ngumpet di sini." kata Pangeran kala melihat rumah kosong terbengkalai di dekatnya.

Mereka berdua masuk ke sana tanpa perasaan takut sedikitpun. Keduanya bersembunyi di balik pintu rumah itu. Berhubung keadaan rumah sama sekali tidak tertutup, membuat siapa saja bebas keluar masuk. Namun, siapa yang akan memasuki rumah menyeramkan itu selain Ail dan Pangeran?

Tak lama dari itu, dua orang pria berbadan kekar berhenti tepat di depan rumah kosong itu sambil mengatur nafas yang memburu. Keduanya celingukan mencari keberadaan Pangeran.

Di sisi lain, tepatnya di dalam rumah kosong itu. Pangeran menyuruh Ailiee untuk menutup mulut rapat-rapat. Dengan sigap cewek itu menurutinya.

Terdengar suara grusu-grusu dari ruangan yang terdapat di rumah ini. Membuat Ailiee dan Pangeran menoleh secara bersamaan. Suara itu semakin lama semakin keras, hawa di dalam rumah ini juga seketika terasa dingin.

Tepat setelahnya, muncullah makhluk kecil yang paling Ailiee hindari. Saking terkejutnya karena makhluk itu hendak mendekat, cewek itu tanpa sadar memekik kecil.

Tangan berurat milik Pangeran membekap mulut Ailiee. Sehingga suaranya teredam dan kian lama berhenti. Merutuki kebodohannya, ia menatap Pangeran dengan tatapan bersalah. Cowok itu membalasnya dengan gelengan kecil. "Nggak papa." lirihnya sangat pelan, nyaris tak terdengar.

Kedua pria berbadan besar itu tidak tuli. Mereka jelas mendengar suara dari arah rumah kosong yang terlihat angker tepat di hadapan mereka.

Salah satu dari mereka bergidik ngeri, "Suara apaan tuh tadi?" Teman di sampingnya hanya mengedikkan bahunya tak tahu.

"Kayaknya dari rumah itu." Menunjuk pintu rumah itu yang terlihat lusuh. Mata mereka kompak melotot sempurna kala melihat rambut nongol dari sana.

Pikiran mereka langsung tertuju ke arah yang negatif, berprasangka bahwa itu adalah hantu. Tak mau berlama-lama, keduanya berlari terbirit-birit meninggalkan tempat mereka berdiri tadi.

RAPUHWhere stories live. Discover now