Part 8

444 71 2
                                    


Happy Reading

"Drun, nanti aku boleh ke apartemen Mirza? Pulang sekolah sama dia sekalian ke sana."

Badrun yang sedang makan bekal yang dibawain Chika lalu menoleh, "Mau ngapain?"

"Belajar, jadi..." Chika ceritakan perihal rencana membahas modul lomba semalam, "...Chika janji, sebelum jam enam udah pulang," Chika mengangkat dua jarinya, mem-peace.

Badrun menganggukkan kepala dan tersenyum. Chika langsung menyuap nasi dan menggoyangkan tubuhnya. Sebenarnya tidak masalah Chika mau ke rumah siapa tanpa perlu izin Badrun. Tapi Badrun merasa anak itu memang begitu sayang sama dirinya. Sebagai sahabat tentu. Karena kalau ada apa - apa, Badrun yang pertama kali dimintai tolong. Ia yakin Chika bisa menjaga dirinya dimanapun.

"Chika mau ikut lomba?"

"Engga. Mirza juga engga. Badrun mau ikut nanti? Sekalian belajar."

"Di rumah kamu aja nanti. Sekali - sekali."

"Asiiiik..."

Dari arah depan kelas, masuk satu bidadari yang menghampiri Badrun dan Chika. Badrun yang dari tadi menaikkan kakinya sebelah segera diturunkan.

"Marsha! Sini!" Chika melambaikan tangan.

"Kak Chika, boleh pinjem Kak Badrun sebentar?" tanya Marsha.

"Angkut aja, Sha! Nih!" Chika mengangkat kerah belakang baju Badrun lalu terkekeh.

"Ada apa, Sha?" tanya Badrun, supaya Chika tahu maksudnya Marsha. Ia tak berani menggoda Marsha di depan Chika. Bisa kena seruduk.

"Itu...hmmm...mau minta tolong ajarin main gitar. Kita mau tanya dulu, Kak Badrun mau ngga," papar Marsha mengutarakan maksudnya.

"Mau mau mau...pasti mau. Mau kan, Drun?" ucap Chika dengan mulut penuh makanan hingga pipinya menggembung. Ia elus - elus punggung Badrun.

"Beneran boleh, Chik?" Tatapan mata Badrun meminta persetujuan Chika.

"Ih, ya boleh." Chika antusias.

"Jadi Kak Badrun ajarin dasar - dasarnya aja, kuncinya gitu. Ada aku, Ashel, sama Kathrin. Belajarnya nanti pulang sekolah, sebentar kok. Dua jam. Sejam juga gapapa," urai Marsha panjang lebar, "...tapi, Kak. Kita cuma bisa...bayar Kak Badrun tiga puluh ribu."

Mata Badrun melirik lagi, meminta jawaban dari Chika lagi. Alis yang menaik jadi kode Badrun.

"Terserah Badrun. Aku sih oke - oke aja."

Sudut bibir Badrun menaik membentuk senyuman lebar, "Iya, mau." Badrun menatap wajah Marsha yang bercahaya.

"Yey. Makasih Kak Badrun, Kak Chika!" Marsha lalu berlari kegirangan ke luar kelas sebelas. Teriakannya terdengar keras di luar.

Cuph

Chika menarik kepala Badrun lalu mencium pipi kirinya mesra. Untung saat itu tidak ada Mirza di dalam kelas. Tapi Eve yang baru masuk kelas, sempat melihat kejadian itu. Tak ada pemikiran apapun dari Eve, selintas saja dan menganggap wajar. Mereka sudah sahabatan lama, atau mungkin sudah pacaran menurut Eve saking dekatnya mereka.

°°°

Chika sudah duluan pulang bareng Mirza. Tak ada ritual manja - manjaan antara mereka tadi di parkiran. Malu juga dilihat Mirza, Marsha, Ashel, dan Kathrin. Lagian Badrun juga harus jaga image di depan adik kelasnya.

"Sha, kamu ikut Kak Badrun ya? Dia udah tau rumah Kathrin," ucap Ashel menunjuk Badrun.

"Yaaah, gitu ya?" keluh Marsha, sudut bibirnya menurun.

Chika [END]Where stories live. Discover now