33

289 43 38
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.














"Hyeon. Mianhe." ucap Jimin sembari melangkahkan kakinya untuk mendekat, namun lagi-lagi Hyeon melangkahkan kakinya mundur seakan tidak ingin Jimin menyentuhnya meskipun hanya sedikit saja.

Gelengan Hyeon semakin menguat, air mata jatuh berderai hingga membasahi wajahnya.

Jimin tidak ingin menyerah, ia kembali melangkahkan kakinya untuk maju, ia ingin sekali menarik tubuh sang istri untuk direngkuhnya. Ia sadar jika hanya dengan kata maaf saja tidak akan dapat memperbaiki apa yang telah hancur. Dan nasi telah menjadi bubur, dan Hyeon telah mengetahui semuanya. Apa yang selama ini telah ia sembunyikan dengan begitu apik nyatanya tetap saja cepat atau lambat akan terbongkar juga.

"Jangan mendekat."

Hyeon melangkahkan kakinya mundur tatkala Jimin terus saja melangkahkan kakinya untuk mendekat kearahnya. Pikirannya saat ini begitu kacau pun hatinya terasa begitu hancur di dalam sana. Setelah mengetahui fakta yang sebenarnya ia bagaikan sebuah kaca yang di jatuhkan ke lantai dengan begitu keras, hancur berantakan. Ia masih tidak menyangka jika hal menyakitkan seperti ini akan terjadi padanya. Ia masih belum dapat menerima semuanya, Hyeon masih mencoba untuk menyangkal semuanya, namun nyatanya tidak bisa. Apa yang telah terjadi sudah terpampang jelas di depan matanya, jika selama ini Pria yang ia cintai telah berselingkuh dengan kakak kandungnya sendiri. Bagaimana Jimin bisa setega itu melakukan hal seperti ini padanya.

"Aku minta maaf. Sungguh, aku minta maaf."

Hyeon mengambil vas bunga yang berada di atas meja. Lalu melemparkannya begitu saja ke lantai hingga terpecah menjadi banyak bagian. Hal tersebut membuat Jimin tersentak atas apa yang baru saja istrinya lakukan. Istrinya benar-benar telah dikuasai oleh amarah.

"Bagaimana bisa kau mengkhianati ku, Park Jimin?" Hyeon terlihat begitu kacau, rasa frustasi terpancar begitu jelas dari iris hitamnya, "Bagaimana bisa kau setega ini padaku?"

Mempercayai seseorang bukanlah hal yang mudah bagi Hyeon. Ia sempat menaruh rasa percaya sepenuhnya pada Park Jimin. Namun Pria itu sendirilah yang telah menghancurkan semuanya. Butuh waktu yang cukup lama untuk Hyeon dapat mempercayai Jimin seutuhnya, namun hanya dalam hitungan detik Pria itu menghancurkan semuanya.

Jimin mati-matian menahan matanya yang mulai terasa memanas dan pandangannya yang mulai mengabur karena terlalu banyak air mata yang menggenang pada sudut matanya. Dalam satu kedipan mata air mata itupun jatuh dalam sekejap tanpa dapat ditahannya lagi. Ia tidak akan pernah siap dengan segala kemungkinan yang akan terjadi kedepannya. Ia tidak akan pernah siap jika harus kehilangan Hyeon dari sisinya.

"Apa kata maaf bisa merubah semuanya?" tanya Hyeon sembari memegangi dadanya yang kini terasa semakin sesak, kepalanya tiba-tiba saja terasa sangat pening. Hyeon hanya meminum obat yang diberikan oleh Dokter Kim sekali, padahal seharusnya ia harus meminumnya tiga kali sehari selama dalam proses penyembuhan. "Kau berselingkuh dengan kakak kandungku. Dan itu membuat rasa sakit yang aku rasakan menjadi hiks dua kali lipat."

Not Only You (PJM) (END)Where stories live. Discover now