•Prolog•

1.8K 130 12
                                    

Okee... Jadi Monica bawain book baru lagi, tehe~ 😚
(Nambah utang :v)
Dan..  lagi lagi aku bakal bawain story pair TennRiku 🙃 [Brothership not BL :v] Gaboleh oi, saya masih dibawah umur :'v
Jangan lupa tinggalkan jejak ya :)

.
.
.

Treasure In My Life
By: Monica F

.
.
.

Happy Reading💫

Happy Reading💫

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tenn Pov

Andai saja...

Andai saja aku tidak berusaha membuatmu membenciku...

Andai saja jika aku tidak bersikap jahat padamu...

Andai saja aku tidak berkata kejam padamu...

Andai saja... jika aku tidak menyakitimu...

Apakah...

Dirimu masih berada di sini?

Dimana diriku bisa melihatmu...

...

Mana mungkin kan?

Apa yang sudah terjadi memang sudah terjadi...

'Nasi sudah menjadi bubur'

Waktu tak akan bisa diulang...

Tetapi...

Jika saja.... ada kesempatan...

Jika saja ada harapan...

Aku berharap bisa bertemu lagi dengannya, harta karun dalam kehidupanku...

Aku ingin memperbaiki segalanya...

Akan kulakukan semua hal sesuai kata hatiku... keinginanku sendiri... dan tidak diatur oleh orang lain... tidak dibatasi...

Apakah mungkin...

Harapanku bisa terkabul?

Apakah....

Apakah adikku bisa kembali?

.
.

Kubuka kelopak mata yang menutupi kedua manik ku, pemandangan langit langit kamar yang pertama kali memasuki indra penglihatanku. Dapat kurasakan bagian di sekitar mataku menjadi lengket... Ah sial! Aku pasti menangis lagi' dalam tidurku. Aku meregangkan tubuhku yang terasa agak kaku dan tepat saat aku meregangkan lengan ke samping, aku menyenggol sesuatu yang berada di sebelahku.

Merasa terkejut akan sesuatu itu, aku sontak terbangun dan mendudukkan tubuhku yang awalnya dalam posisi berbaring. Mataku membulat seutuhnya dan tubuhku bergetar hebat.

Bukannya merasa takut, tetapi hatiku terasa senang sekaligus sedih. Pandangan di kedua mataku menjadi buram dan tak lama setetes, dua tetes bulir air mata mulai berjatuhan dari pucuk mataku.

Ini tidak mungkin!

Dia... Treasure in my life!

Harta karunku! Adik kembarku... Nanase Riku...

Ada di sini!

Tubuhku mematung di tempat dengan air mata yang berhias di kedua pipiku, pandangan mataku tidak teralihkan darinya.


Apa aku bermimpi?

Dapat kulihat sosok lelaki bersurai merah itu tertidur lelap. Yang terpenting dia bernafas! Benar, Riku... dia bernafas!

Dengan tangan yang masih bergetar, kugunakan untuk menyentuh pipi gembulnya.

Hangat...

Jangan bilang...

...Jangan bilang harapanku menjadi kenyataan?!

Adikku benar benar kembali?!

Benarkah?! Apa ini sungguh bukan mimpi?!

Tanganku mengusap pipi si surai merah itu dengan lembut. Sungguh aku benar benar merindukannya.

Mungkin karena dia merasa terganggu dengan yang kulakukan, akhirnya ia terbangun. Membuka kelopak mata yang menutupi manik crimson itu.

Menatap kepadaku, dia sendiri terlihat sangat terkejut dan sontak mengubah posisinya menjadi duduk.

Dia membelalakkan mata dan menatapku, lantas ia melihat tangannya sendiri dan meraba tubuhnya sendiri bahkan memegang kedua pipinya sendiri.

"Tidak mungkin! Jangan bilang...?!"  Riku-

Mengabaikan dia yang masih terlihat terkejut dan nampak bingung, aku langsung menerjangnya dengan pelukan.

Entahlah... aku sontak memeluknya.

Kupeluk dengar erat tubuhnya yang terasa hangat, sangat erat... Aku tidak ingin melepaskannya!

Aku yakin dia pasti bertambah terkejut dan bingung dengan apa yang kulakukan.

Namun dia membalas pelukanku tak kalah erat. Bahkan dapat kurasakan baju sekitar bahuku menjadi basah. Dia terisak... sama sepertiku.

"Tenn-nii..."

Ah.. dia memanggilku... dengan sebutan yang sangat kurindukan itu. Sangat senang rasanya bisa mendengar dirinya memanggilku Tenn-nii.

"Riku...Riku!" Aku memanggil namanya dengan penuh emosi. Saat ini aku tidak bisa mengontrol emosiku dengan benar.

Melepas pelukan erat pada tubuhnya, aku menatap wajahnya dengan lekat. Manik crimson seindah langit senja itu benar benar menawan. Dia juga menatapku dengan mata yang berkaca kaca.

Aku menaruh tanganku menuju pipinya dan menangkup wajahnya dengan telapak tanganku.

"Kau hidup"

"Kau benar benar kembali dan berada di hadapanku"

"Saudara kembarku... Adikku, Nanase Riku"

.
.
.

'Sesuatu yang terwujudkan pasti memiliki bayaran'


.
.

-To be Continued-


Ꭲɾꫀᥲ᥉ᥙɾꫀ Ꮖᥒ ℳᥡ Ꮮเƒꫀ - [ ✔ ]Where stories live. Discover now