Don't know?

474 54 6
                                    

Manik crimson itu membelalak. Kenapa ia baru sadar sekarang? Ia merutuki ketidak pekaannya sendiri. Padahal itu sudah jelas nampak semenjak tadi.

Penampilannya yang kacau, langkah Tenn yang sempat terhuyung dan wajahnya yang pucat. Bahkan dapat Riku rasakan deru nafas Tenn yang tidak seperti biasanya serta suhu tubuh kakaknya yang tinggi. Dirinya juga tidak mendapatkan respon ataupun reaksi dari sang kakak.

"Tenn-nii!"

.
.

Treausure In My Life
By: MonMonicaF

.
.
Happy Reading

"Jangan gunakan nada tinggi padaku!" tegur si surai baby pink karena ia merasa terganggu dan tidak menyukai apabila Riku berucap nada tinggi kepadanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Jangan gunakan nada tinggi padaku!" tegur si surai baby pink karena ia merasa terganggu dan tidak menyukai apabila Riku berucap nada tinggi kepadanya.

"Tenn-nii kenapa malah berkeliaran malam-malam begini? Liatlah Tenn-nii demam," ucap Riku khawatir.

"Jangan mengomel padaku dan seharusnya aku yang bertanya seperti itu padamu," balas Tenn berusaha mengumpulkan energi untuk berdiri dengan benar.

"Aku tidak bisa berdebat terlalu lama denganmu saat ini," ucapnya dengan menjadikan pagar pembatas sebagai sandaran, sembari ia mengeluarkan dan mengutak-atik ponselnya sebentar.

Setelah selesai ia menyimpan ponselnya kembali lantas meraih tangan adiknya dan menariknya untuk segera pergi dari sana. "Kenapa kau tidak kembali sejak kemarin?" tanyanya.

Membiarkan dirinya dituntun pergi oleh sang kakak, Riku hanya membisu dengan menatap sosok Tenn dari belakang. Karena tujuan Riku sebenarnya adalah untuk pergi dengan sendirinya tanpa menunggu waktu yang lebih lama. Namun ia sendiri merasa takut untuk melakukannya, rasa takut meninggalkan orang yang disayanginya.

"Kau keterlaluan, aku benar-benar marah padamu," ujar Tenn tanpa menolehkan kepala sedikitpun pada Riku yang berjalan di belakangnya.

"Tapi aku harus melakukannya," balas Riku tetap pada pendiriannya.

"..."

"Aku harus pergi Tenn-nii!" tegasnya memberhentikan langkah kaki.

Ikut berhenti karena yang ditariknya berhenti di tempat, Tenn melepaskan tangan adiknya dengan kasar. Dibalikkan tubuhnya menghadap pada Riku dengan mengerutkan alisnya sehingga tercipta kerutan di dahinya. Namun bukan tatapan marah yang disiratkan tetapi tatapan mata yang berkesan sedih dan penuh kekecewaan. "Baiklah. Pergilah!"

Ia berniat meraih tangan kakaknya tapi niat itu dibatalkannya. Ia merasa sakit di hatinya ketika melihat wajah Tenn yang nampak sendu meskipun perkataan yang dikeluarkan bernada tinggi. "...Tenn-nii..."

"Jika kau ingin membuatku hancur sepenuhnya maka pergilah! Jangan pernah muncul lagi di hadapanku!" ujar Tenn membalik badannya sehingga posisinya membelakangi Riku.

Ꭲɾꫀᥲ᥉ᥙɾꫀ Ꮖᥒ ℳᥡ Ꮮเƒꫀ - [ ✔ ]Where stories live. Discover now