PART 16

15.9K 1.3K 11
                                    

"jangan ambil itu Putri. Biar saya saja."

Derren berusaha mengambil tepung di tangan Chloe. Wajahnya terlihat khawatir melihat Chloe yang membawa banyak tepung sekaligus.

Chloe menatap datar derren, dengan cekatan Chloe berjalan cepat cepat memindahkan tepung yang berada di tangannya untuk nantinya segera dibagi bagikan kepada penduduk desa. Mengabaikan tangan derren yang ingin membantu.

Derren menghela nafas. Ia rasa, ia melakukan kesalahan. Chloe terlihat marah padanya, membuat derren sangat bingung. Setelah mendengar jawaban derren tadi, sampai tiba di desa, Tuan Putri itu tidak menatapnya sama sekali.

Ketika turun dari kuda, Ainsten dan Chloe langsung sibuk berkeliling, menanyakan keadaan desa seperti apa, dan juga meminta setiap perwakilan dari satu rumah untuk mengambil bantuan yang sudah disiapkan.

Derren menggaruk kepalanya, menghela nafas berat, bahkan ketika bola mata Chloe dan derren bertemu, Chloe tidak ingin repot repot tersenyum dan langsung membuang muka begitu saja.

Derren adalah pria yang peka. Ia tahu bahwa Chloe sedang marah, tapi ia bahkan tidak berani menanyakan alasan kemarahan nonanya. Lagipula, derren hanyalah seorang ksatria. Adalah hal yang bebas jikalau Chloe, yang seorang Putri ingin bersikap seperti apa pada ksatria sepertinya.

Setelah semua barang dikeluarkan dari kereta kuda, Chloe, Ainsten, derren, dan Albert langsung membagi bagikan bantuan tersebut kepada setiap perwakilan rumah. Derren bisa mendengar banyak ucapan terimakasih dan rasa syukur penduduk desa kepada Chloe dan Ainsten.

Chloe melirik samping nya dimana derren juga sedang membagi bagikan bantuan. Perasaan tidak enak masih menyelimuti hati Chloe. Tapi, dibandingkan itu, lebih banyak kesedihan yang bersarang dihatinya kini.

Menepuk dadanya pelan, Chloe tidak boleh mengacaukan semuanya hanya karena perasaan aneh yang hinggap dihatinya. Misi Chloe harus sukses. Chloe memasang senyuman terbaiknya dan dengan sangat ramah mengulurkan bantuan pada orang orang didepannya.

"Putri Chloe sangat baik, bukan?"

"Pangeran Ainsten dan putri Chloe memang yang terbaik."

"Bukanlah sudah kubilang! Putri Chloe memang baik. Ia tidak seburuk yang dibicarakan"

"Astaga, aku merasa bersalah, karena ternyata putri Chloe sebaik ini."

Samar samar, Chloe sedikit merasa lebih baik ketika mendengar bisik bisik pujian yang mengelilingi dirinya. Chloe tersenyum puas dalam hati, dengan begini, reputasi chloe bisa lebih baik dimata rakyat Graysian.

Berita tentang Chloe dan Ainsten yang membantu desa kecil pasti akan ramai diperbincangkan dan pastinya akan termuat pula di koran. Ah, Chloe tidak sabar. Membayangkannya saja benar benar menaikkan mood chloe.

Seroang anak kecil bertubuh kurus kering tiba tiba menarik narik celana yang Chloe pakai. Membuat Chloe tersadar dan langsung menunduk, mensejajarkan dirinya dengan anak kecil tersebut.

"Putri Chloe, aku belum dapat." Cicit kecil seorang anak laki laki tersebut.

Chloe mengelus puncak kepala amal tersebut dan membalas pula dengan senyuman lembut. "Dimana orang tua mu? Kamu tidak bisa membawanya sendiri, harus orang dewasa yang mengambil nya."

Anak itu menggeleng pelan, dengan polos Anak tersebut berkata lagi. "Aku tidak punya. Aku hanya sendiri. Apa aku boleh meminta nya? aku hanya akan minta roti yang putri Chloe bagikan."

Chloe terdiam, Chloe perkiraan umur anak ini sekitar 6 tahun, tapi sudah harus bertarung sendirian menjalani hidup. Pantas saja jika tubuh anak ini kurus kering.

Belum sempat Chloe ingin menjawab, tiba tiba terdengar teriakan dari belakang nya.

"HEI BOCAH! KEMARI KAMU! DASAR PENCURI! BAYAR ROTI KU!!"

Seorang pria tua berlari kecil, menghampiri anak laki-laki didepan Chloe. Tangan pria itu menunjuk nunjuk dengan wajah yang terlihat sangat marah.

Chloe bingung, ia melihat derren yang berusaha menenangkan pria tadi yang sibuk berteriak, juga memaki anak kecil didepan Chloe.

anak laki laki didepan Chloe ini langsung menunduk. Chloe bisa melihat kaki anak tersebut yang sedikit gemetar karna bentakan pria tua itu.

Jengah dengan situasi ini, Chloe segera menghampiri pria itu. "Ada apa ini? Kenapa anda berteriak pencuri pada anak itu?"

Pria tersebut berkacak pinggang, menatap sinis Chloe. "DIA MENCURI ROTI KU. KENAPA NONA? ANDA INGIN MEMBAYAR NYA?"

Samar-samar Chloe dapat mendengar bisikan dan ucapan orang orang disekelilingnya.

"Apa dia gila? Beraninya pada Putri raja."

"Hanya tuhan yang bisa menyelamatkan nyawa orang itu."

"Sikap nya jahat, hatinya pun juga jahat."

Mata Chloe menatap tajam pada pria di depannya, dengan cepat Chloe langsung mengambil dua buah koin emas dan langsung memberikan nya pada pria itu.

"Segini cukup kan? Tolong jangan berkata kasar pada anak kecil." Chloe mencoba mengendalikan kekesalan nya, tangan Chloe mengambil tangan pria itu dan dengan cepat memberikan koin emas. Chloe tersenyum sinis ketika pria tersebut mengabaikan perkataan nya dan hanya melangkah pergi dengan senyuman lebar karena koin emas yang Chloe berikan.

Sedangkan Ainsten yang baru saja  kembali, bingung dengan situasi ramai yang tengah terjadi. Ainsten sebelumnya tengah membantu membawakan bantuan ke salah satu rumah lansia.

Ainsten ingin bertanya, tapi langsung diberi kode oleh Chloe untuk diam terlebih dahulu.

Sayup sayup Chloe bisa mendengar banyak pujian yang makin marak bersarang untuk Chloe.

"Sudah kubilang, rumor putri Chloe palsu. Ia sangat baik hati"

"Apa ia membiarkan pria itu begitu saja? Wah, dia sungguh putri yang baik hati."

"Aku baru kali ini melihat seorang bangsawan sampai merasa terharu."

"Astaga, aku benar benar semakin menyukai putri Chloe."

"Putri Chloe, aku benar benar semakin mengangumi nya"

"Aku tidak akan mempercayai rumor buruk lagi tentang sang putri."

- - - ✨✨- - -

Haloo, pembaca kisah chloe 🙋🏼‍♀️

Kalau kalian suka sama kisah chloe, tolong berikan dukungan kalian dengan vote cerita ini ya, hehe.

Terimakasih.

Salam hangat,

Na-na🌻







Chloe (The Antagonist Princess)Where stories live. Discover now