PART 33

6.7K 568 4
                                    

Rose terpaku melihat Putri yang ia layani. Bertanya tanya dalam pikirannya mengenai apa yang telah terjadi, Chloe terlihat frustasi.

Rose pikir karena hari ini pesta kedewasaan sang Putri, pasti nya Chloe akan merasa bahagia. Namun, kenapa malah seperti ini?

Detik demi detik rose habiskan dengan tetap melihat Chloe yang masih termenung, seperti sedang memikirkan banyak hal yang semrawut.

"Rose, aku akan istirahat."

Hanya beberapa patah kata dengan suara lemah yang akhirnya keluar setelah sekian lama Chloe hanya melamun.

Rose bungkam, ia hanya tersenyum tipis, keluar dari kamar dan menutup pintu.  Memutuskan diam walau dipenuhi rasa khawatir.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Tuan muda, anda sudah siap? Mari berangkat."

Derren melihat sekelilingnya lagi, berharap dapat melihat gadis yang tengah ia pikirkan saat ini untuk  terakhir kalinya.

Ainsten mendekat ketika melihat derren yang ingin menaiki kereta kuda.

Memberikan hormat dan tepukan pelan dipundak, Ainsten sedikit berbasa-basi.

"Semoga perjalanan mu tidak ada kendala Tuan muda Marcellous. "

Derren hanya memberikan senyuman tipis andalannya.

"Terimakasih pangeran. Saya akan berangkat sekarang."

Ainsten hanya mengangguk anggukan kepalanya.

"Jangan lupakan aku ya tuan muda."

Kali ini Laure yang mengeluarkan suara.

Derren menarik garis bibirnya ketika mendengar perkataan yang keluar dari mulut Laure. Laure bahkan absen dari latihan pedang nya untuk mengantar kepergian derren. Rasanya sangat beruntung memiliki teman seperti Laure.

"Aku tidak akan melupakan mu, Laure."

Kemudian dengan langkah pelan derren masuk kedalam kereta kuda yang akan mengantarkannya menuju kapal yang ada di pelabuhan.

Ia menatap jari jemarinya, perasaan tidak rela menyeruak ketika kereta kuda perlahan berjalan semakin menjauh dari kediaman istana besar Graysian.

"Saya akan membuktikan kalau saya pantas, Putri. Saya pasti akan kembali."

Derren mengucapkan kalimat tersebut dengan penuh tekad. Ia akan menjadi pria yang bisa dibanggakan. dan suatu saat nanti, ia berjanji dalam dirinya sendiri bahwa ia akan kembali lagi kesini. Dan ketika masa itu datang, derren berharap bahwa ia masih memiliki kesempatan.

Pikirannya menerawang, bagaimana hingga akhirnya ia harus pergi sekarang menuju kerajaan Marcellous  di selatan. Sangat rumit. Derren merasa hidupnya ini sangatlah rumit.

Awal mula semuanya berasal ketika ia berada di Claus. Saat itu musim dingin, salju benar benar sangat tebal, derren bahkan tidak bisa mengenali jalanan lagi karena semuanya benar-benar tertutup salju. 

Pertama kali derren berada disana, ia belum dapat beradaptasi dengan cuaca. Bahkan walau bukan musim dingin, wilayah Claus terasa sangat dingin. Jadi ketika salju turun, berada di Claus seolah harus siap, karena jika sial ia mungkin akan mati kedinginan.

Derren ingat bahwa ia mendengar teriakan kencang seorang pria saat itu. Sangat melengking di keheningan malam. Itu adalah hari dimana derren ditugaskan untuk berjaga. Jadi, ketika mendengar teriakan itu ia dengan cepat bergegas menuju sumber teriakan.

Ketika sudah dekat dengan sumber teriakan, ia melihat seekor serigala besar serta seorang pria yang berteriak tadi.

Dengan cepat, ia langsung mengacungkan tombak yang ia pegang ditangannya ke leher serigala yang tengah berusaha meraih kaki seorang pria yang berteriak tadi.

Derren ingat saat itu, pria yang tadi diburu serigala sangat terkejut melihatnya.

"Pangeran, kenapa anda disini?"

Itu adalah kalimat pertama yang ia dengar.

Ia bingung ketika mendengar nya. Dilihat dari manapun, derren ini tidak memiliki kemiripan sama sekali dengan pangeran kerajaan Graysian, jadi sangat aneh ketika seseorang salah mengira ia adalah seorang pangeran.

"Maaf, tapi Saya bukan pangeran. Saya salah satu ksatria."

Ia menjawab dengan suara pelan sambil memeriksa serigala yang telah ia bunuh tadi. Takut takut jika kemudian bisa mencakarnya.

Pria yang ditolong nya tadi masih duduk dan terlihat shock. Tidak tahu apakah itu karena hampir menjadi makanan serigala atau karena jawaban nya.

"Anda memiliki kemiripan dengan pangeran Hart, Kerajaan Marcellous. Saya.. adalah tangan kanan beliau."

Tentu. Ia bingung. Dahinya langsung menyerngit ketika mendengar jawaban pria itu lagi. Tidak mengerti dengan maksud pria ini. Ia bahkan tidak tahu mengenai adanya kerajaan Marcellous. Ia hanya tahu kerajaan kerajaan yang bertetangga dengan wilayah Graysian.

"Siapa nama anda tuan? Apa yang sedang anda lakukan disini?"

Derren memulai pertanyaan nya. Mengabaikan raut wajah pria didepannya yang masih terdiam menatapnya.

"Saya Theo, utusan dari Marcellous. Ada tawanan yang kabur menuju Graysian, jadi, saya ingin meminta bantuan kepada Graysian secara resmi. Namun, kereta kuda yang saya tumpangi rusak dan membuat saya harus meminta bantuan. Saya tidak tahu kalau disini daerah yang rawan dengan binatang buas."

Theo menjelaskan dengan panjang lebar, sedangkan derren yang mengerti pun akhirnya memutuskan untuk membawa Theo menuju camp nya untuk berisitirahat dan berencana membantunya esok pagi.

Namun ternyata ketika terbangun di pagi hari, ia dikejutkan kembali dengan Theo yang berdiri di samping kasur kecil nya dengan beberapa orang yang katanya merupakan pasukan khusus Marcellous.

Theo berkata mengenai asumsi nya pada derren, kalau derren merupakan pangeran ketiga yang hilang. Lambang bulan sabit yang berada di belakang leher derren menjadi pertanda. Hanya keturunan asli Marcellous lah yang mempunyai tanda itu.

Jadi, dengan kebingungan yang masih bersarang di kepalanya, ia dibawa dengan izin oleh Theo menuju sebuah bangunan besar, dan menunggu  "seseorang" dari kerajaan Marcellous selama setengah hari yang ternyata merupakan raja Marcellous saat ini.

Dengan keistimewaan bahwa ia adalah sang raja Marcellous, Ethan, sang raja sampai dengan cepat di Graysian. Ia langsung pergi malam itu ketika mendengar kabar dari utusan kepercayaan nya, Theo bahwa kemungkinan putra yang ia cari selama ini telah ketemu.

Ketika bertemu pria tinggi yang dikatakan merupakan raja Marcellous itu, derren sedikit terkejut pula. Wajah mereka sangat mirip. Dan derren pikir bukan hanya dia saja yang terkejut akan hal itu. Karena setelah mengecek sebentar tanda yang berada dibelakang lehernya, pria yang baru saja derren ketahui sebagai raja Marcellous itu langsung memeluknya dengan sangat erat dengan penuh air mata.

Derren masih ingat perkataan pertama pria yang saat ini harus derren panggil sebagai "ayah"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Putraku, aku tahu kalau kamu masih hidup. Maafkan aku karena terlalu lama menemukan mu."

Ia ingat dengan betul,

Ketika mendengar kalimat itu, entah perasaan yang datang darimana, hatinya terenyuh dan hanya bisa memeluk sang ayah sama eratnya.



Chloe (The Antagonist Princess)Where stories live. Discover now