PART 39

6.7K 469 8
                                    

"waktunya sudah habis Chloe. Ruang yang ku bangun saat ini mungkin akan runtuh sebentar lagi. Aku tidak kuat lagi menahannya. Kita mungkin tidak akan pernah bertemu lagi, namun aku senang bisa mengenal mu, cucuku yang sangat cantik."

Tiffany menutup mata Chloe, hal yang terakhir Chloe ingat hanya hembusan angin sejuk yang menerpa sekujur tubuhnya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Ketika Chloe tersadar, ia sudah berada di dalam kamarnya, lengkap dengan selimut yang membungkus tubuhnya. Ia mengeratkan selimutnya karena hawa yang mulai dingin.

Pandangannya melihat ke sekelilingnya, langit diluar terlihat gelap, tanda bahwa malam hari sudah muncul. dan tanpa bisa ia tahan, air matanya kembali tumpah ruah.

Pintu kamarnya terbuka kencang, lalu masih dengan tangisnya Chloe melihat ayahnya dan kakaknya yang sudah beranjak cepat kearahnya dengan tatapan khawatir. Memeluknya dengan erat.

Samar samar ia bisa mendengar suara khawatir bercampur kekesalan dari Ainsten,

"Bodoh, kamu membuat kami semua khawatir. Sebenarnya dimana kamu seharian ini Chloe? Dan kenapa sekarang kamu menangis?"

Sang ayah hanya mengusap bahu Ainsten pelan, isyarat untuk diam karena tangis Chloe yang semakin pecah.

Chloe menutup matanya menikmati pelukan erat dari sang Ayah. Dengan lirih ia berucap pelan,

"Ibu, maafkan aku, dan juga terimakasih."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Err- Putri? Sungguh?"

Rose melihat Chloe dengan tatapan berkaca-kaca.

"Rose, jangan melihat ku begitu. Kamu sudah bekerja keras, rose. Ini adalah hal yang memang seharusnya ku lakukan untukmu."

"Putri.. sungguh terimakasih. Terimakasih banyak atas bantuannya, saya janji akan kembali ketika adik saya sembuh dan akan selalu berada di samping Putri sampai akhir hayat saya."

Rose membuat posisi ingin membungkuk yang segera Chloe hentikan dengan cepat.

Adik rose sakit keras. Chloe pikir itulah yang membuat rose tidak berkonsentrasi akhir akhir ini. Jadi ia meminta Rose untuk mengunjungi dan mengurus adiknya yang sakit, satu satunya keluarga yang Rose punya. Tentunya, Chloe juga memberikannya kepingan emas yang tidak sedikit.

Rose adalah seseorang yang sudah Chloe anggap seperti keluarga nya. Dia telah mengurusnya sejak kecil. Jika dibandingkan dengan itu, semua ini tidak ada apa apanya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Malam itu, Chloe hadir ke sebuah pesta dansa yang di gelar oleh salah satu keluarga bangsawan yang terkemuka di Graysian. Ia dan Ainsten akan mewakili ayahnya sebagai bentuk kepedulian pada keluarga bangsawan yang telah banyak berjasa di Graysian.

Memandang wajahnya lewat kaca, ia tersenyum merasa penampilan nya sudah bagus dan kemudian bersiap pergi.

"Apa kamu tidak kesulitan Chloe? karena Rose tidak ada disini."

Ainsten membuka mulutnya, bertanya setelah membantu Chloe yang hampir jatuh karena pijakannya pada tangga yang tidak tepat.

"Ah, aku baik baik saja kak. Jangan khawatir, jika nanti ada kesulitan, aku pasti akan meminta seseorang disampingku sementara waktu sampai Rose kembali."

Chloe tersenyum kecil dan mengambil lengan kakaknya.

Di pesta kali ini, Chloe ingin bertemu dengan Kayle. Nama gadis yang hampir Chloe lupakan.

Chloe (The Antagonist Princess)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang