Bab III

11.1K 1K 99
                                    

"Jadi, begitu ceritanya om. Maaf kalau saya mencium om tanpa meminta izin terlebih dahulu" Jisung berucap setelah menjelaskan alasannya mencium bibir Jaemin adalah karena ingin menghentikan aksi Woojin untuk memaksanya menikah.

"Tapi kenapa harus aku?" Jaemin bertanya datar.

"Ya karena om yang paling bersinar saat itu. Om bagaikan malaikat penyelamat yang datang saat saya membutuhkan, dan lagi ya om sejujurnya saya yang di rugikan disini. Bibir saya sudah tidak perawan lagi tapi tak apa karena om ganteng dan om mau membantu saya, jadi saya tidak mempermasalahkan itu"

Jaemin mengernyit. Jisung mengusap tengkuknya canggung sembari merutuki dirinya dalam hati. Atmosfer kecanggungan menyelimuti keduanya, atau mungkin hanya menyelimuti Jisung saja sebab Jaemin terlihat santai namun Jisung merasa beku ditempat karena dinginnya.

"Kalau tidak ada yang om tanyakan saya pergi dulu"

"Mau kemana? Duduk dulu" cegah Jaemin saat Jisung berdiri dari duduknya.

"Tapi om saya harus berangkat kerja sekarang"

"Bekerja dimana?"

"Di cafe jalan xxxxx, setiap pulang kuliah saya akan bekerja paruh waktu disana"

"Berhenti"

"Hah?"

"Berhenti dari situ dan kerja pada ku, aku akan membayar 2× lipat untuk itu"

"Tapi om--"

"3× lipat, bagaimana kau mau?"

Jisung mengigit bibir bawahnya. Tawaran Jaemin menarik tapi bagaimana ia menjelaskannya pada Hyunsuk nanti.

"Sejujurnya saya mau om tapi...."

"Baiklah deal, ini kartu namaku datanglah ke alamat itu setelah pulang kuliah" Jaemin meletakkan kartu namanya di atas meja dan beranjak dari duduknya.

"Tapi om....." Jisung menggantungkan kalimatnya saat Jaemin telah melengos pergi melewatinya "saya belum menjawab setuju" lanjut Jisung pelan sembari memperhatikan punggung Jaemin yang telah menjauh.

"Apa di coba saja dulu ya lumayan juga gajinya" gumam Jisung sembari berpikir.

Jisung beranjak untuk membayar pesanannya namun ternyata pesanannya sudah di bayar oleh Jaemin. Jisung melangkah keluar restoran untuk berterima kasih namun sayangnya mobil Jaemin telah melaju meninggalkan area restoran.

"Jika aku bekerja pada om Jaemin, bagaimana aku menjelaskan pada kak Hyunsuk nanti?"

***

Jaemin turun dari mobilnya setelah memarkirkan mobilnya. Melangkah memasuki perusahaan miliknya setelah menyelesaikan jam makan siangnya.

Para karyawan membungkuk hormat pada Jaemin yang di respon Jaemin dengan anggukan kepala sembari terus melangkah dan masuk ke dalam lift lalu kemudian menekan tombol lantai yang hendak ia tuju.

Tin!

Pintu lift terbuka. Jaemin melangkah keluar lift, membuka pintu ruang kantor nya lalu menutupnya. Melangkah menuju meja kerjanya yang di penuhi berkas-berkas yang harus ia tanda tangani segera.

Jaemin tersenyum tipis, pandangan nya jatuh pada bingkai foto diatas meja kerjanya yang mana foto itu adalah foto pernikahan dirinya dan mendiang istrinya. Jaemin masih belum bisa membuka hati nya untuk siapapun dikarenakan cinta untuk mendiang istrinya masih besar.

Jaemin menyentuh bibirnya sendiri saat teringat dengan seorang anak laki-laki manis yang dengan beraninya mencium bibirnya tanpa izin tadi. Walaupun hanya menempel tapi itu berhasil membuat Jaemin panas-dingin.

OM DUDA 🔞Where stories live. Discover now