"Kak Jisung, kak Jisung, kak Jisung mau nikah dengan papah tidak? kak Jisung lucu pasti papah suka"
"H-hah?"
"Pffttt....sudah Jisung terima nasib saja kalau jodohmu itu seorang duda"
"Anjing, Chenle"
"Jangan bicara kasar di depan anak saya, kalian m...
Mina memperhatikan Haruto dan Jeong Woo yang tengah duduk di salah satu meja di cafe tepatnya di ujung dekat jendela. Memutuskan menutup cafe lebih awal, Mina pun mendudukkan dirinya di samping Jeong Woo yang tengah menikmati makanan nya sementara di depannya ada Haruto yang tengah fokus dengan game di ponselnya.
"Hai" sapa Mina.
Jeong Woo mengalihkan pandangnya sebentar ke arah Mina lalu kembali fokus pada makanan nya.
"Jeong Woo tidak buka pendaftaran mama muda, papa sudah jadi hak paten kak Jisung yang akan jadi papi muda kak Haruto dan Jeong Woo"
Mina membuka mulutnya kecil dan melebarkan mata mendengar kalimat Jeong Woo. Anak disampingnya ini memang berambisi dengan niat mulianya menjadikan Jisung sebagai pengganti mamanya.
"Adek kok berbaik sangka, kakak tidak mempunyai niat seburuk itu loh untuk merebut papa mu dari Jisung. Kakak malah mendukung mereka bersama. Kakak juga penumpang kapal papa mu dan Jisung"
"Maaf kak tapi yang benar berburuk sangka. Kakak kok bodoh?" Haruto berucap tanpa menatap. Membuat perhatian Mina yang awalnya fokus pada Jeong Woo teralih pada Haruto. Kalimat Haruto barusan sungguh membangkitkan jiwa ibu tiri dalam diri Mina.
"Maaf dek tapi adek itu tidak diajak" ucap Mina yang berhasil membuat Haruto mengalihkan pandangnya sebentar dari ponselnya pada Mina sebelum kembali fokus pada ponselnya lagi.
"Penumpang kapal maksudnya apa kak? Jeong Woo tidak paham"
"Oh itu biasanya tren zaman sekarang dimana kalau kita setuju kedua orang ini menjalin hubungan maka kita akan menjadi shipper atau penumpang kapal mereka begitu"
"Ohhh, kalau begitu Jeong Woo mau jadi shipper papa dan kak Jisung juga. Jeong Woo dukung banget papa sama kak Jisung. Soalnya kak Jisung lucu, Jeong Woo suka" Jeong Woo tersenyum lucu buat Mina gemas melihat nya.
"Memangnya selain lucu, apa kelebihan Jisung sehingga membuat Jeong Woo sangat ingin menjadikan Jisung sebagai papi muda Jeong Woo"
"Mudah dibodohi"
"Kakak sudah bilang adek Haruto itu tidak diajak" Mina gemas. Entah kenapa anak di depan nya itu sungguh membuat nya kesal dengan kalimat sadisnya.
"Bukan mudah dibodohi kak Ruto, tapi kak Jisung itu polos. Kak Jisung itu buat Jeong Woo nyaman saat di dekatnya. Wangi kak Jisung itu seperti bayi, Jeong Woo suka" jelas Jeong Woo.
Mina tersenyum saat mendengar pengakuan Jeong Woo. Jisung memang seunik itu. Ia spesial tanpa ia sadari sendiri. Awal bertemu dengan Jisung, Mina sudah menganggap Jisung itu sebagai adiknya sendiri yang butuh bimbingan.
"Tapi sayangnya nenek tidak suka dengan kak Jisung, soalnya nenek sudah punya calon untuk papa. Tetapi Jeong Woo gak suka dengan perempuan itu, wajahnya seperti nenek sihir yang sering Jeong Woo tonton dengan kak Jisung"
Mina mengangguk-anggukkan kepalanya mendengar ucapan Jeong Woo. Ia tertarik dengan ini. Mina sering menonton kejadian yang sama seperti ini di drakor yang sering ia tonton saat malam hari. Rumit. Kisah cinta ini akan sangat sulit nantinya.
"Kakak mu itu setuju tidak?" Mina memberikan isyarat pada Jeong Woo lewat tatapan mata yang mengarah ke Haruto.
"Kakak Ruto setuju cuma gengsi"
"Kata siapa? Kakak masih belum setuju" Haruto menyangkal.
"Jangan berbohong kak, buktinya tadi kak Ruto gak mau jauh-jauh dari kak Jisung"
"Ma-masalah itu....." Haruto menggantungkan kalimatnya. Wajahnya memerah malu saat bayangan dimana Jisung mencium bibir nya tadi untuk membuat nya berhenti berteriak kembali terbayang di ingatan nya.
"Dek, mukamu memerah. Jangan bilang adek suka dengan Jisung"
"ENGGAK!!"
• • • • •
Ningning dan Chenle berhenti di halaman rumah Jaemin. Mereka segera berlari masuk ke dalam rumah, mengabaikan para maid yang menyambut mereka. Namun sayangnya apa yang diharapkan tidak sesuai ekspektasi. Jaemin tidak melakukan apa yang mereka bayangkan sedari tadi.
"Berikan es batu lagi, biarkan dia tetap dingin" perintah Jaemin pada para maid nya.
"Om...."
Jaemin menoleh dan mengernyit heran saat melihat kedua keponakan nya itu ada disini. Ia menggulung lengan kemejanya sampai siku dan melangkah mendekati Ningning dan Shotaro yang berdiri di depan pintu kamar mandi.
"Kalian tidak perlu khawatir, aku tidak---"
"Om kenapa tidak melakukan itu?" tanya Ningning to the point.
"Melakukan apa?"
"Itu di ranjang, main kuda-kudaan"
"Dia di bawah obat perangsang"
"Bukankah itu bagus? Memang itulah tujuan kami, om"
"Sebentar, aku tidak mengerti apa yang terjadi dengan kalian"
"Kami sengaja melakukan ini. Kami ikut sayembara dalam rangka mencari jodoh untuk om Jaemin. Hadiahnya menggiurkan" jujur Ningning.
"Dengan mengorbankan sahabat kalian sendiri?"
"Itu kegunaan lain dari sahabat, om" ucap Chenle yang diangguki cepat oleh Ningning.
"Gimana? Om suka?"
"Suka"
"SERIUS?" pekik Ningning dan Chenle serempak.
Jaemin mengangguk sebagai jawaban.
"Lalu kenapa om tidak ngewe saja? Kenapa om malah merendam Jisung di bathtub dengan es batu? Kesempatan tidak datang dua kali loh om. Kami berusaha keras untuk membuat om puas ini" Ningning berucap.
"Obat perangsang nya mahal loh om, saya pesan nya. Dari luar negeri tepatnya dari negara kakek Sugiono dengan motto anda puas kami senang" Chenle ikut berucap.
"Aku tidak perlu obat perangsang untuk melakukannya. Melakukan itu lebih nikmat jika keduanya sama-sama sadar. Jisung masih ketakutan dan aku tidak ingin memperburuk keadaannya"
"Om tapi untuk mendapatkan Jisung itu hanya ini jalan satu-satunya"
"Kata siapa? Jalan itu akan selalu ada. Kalian tidak perlu khawatir"
"Om keras kepala dibilangin juga" Ningning geregetan.
"Tidak perlu kalian turun tangan, kami sudah melakukan nya"
"Mel-HAH? OM BOHONG 'KAN? ENGGAK, INI PASTI OM BOHONG. OM PAKAI PELET APA? SAYA MAU DONG" Chenle menatap Jaemin berbinar.
"Om kok gitu sih? Kenapa gak bilang? Saya 'kan mau nonton" Ningning menatap Jaemin kesal. "Ngomong-ngomong om keluarinnya di dalam atau diluar?"
"Di dalam"
"HAH?!!"
TBC.
Simi back hehe☺️
Simi masih tercepakcepak jederrr sama book twoshoot Ria🤧 endingnya terlalu soft untuk Simi yang bar-bar
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.