Ready

2K 189 5
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.








"Nah, satu halangan sudah dihadapi." Wanita berambut panjang sepunggung itu mengulas senyuman samar, duduk menyilang kaki di atas sofa di kediaman keluarga Achilles. Kedua tangan kurusnya bersedekap, pun dengan iris kelabu menatap seorang pemuda yang kini terdiam di depannya. Ruangan bernuansa klasik itu hening untuk beberapa saat, Taeyong hanya duduk menyandar, menunggu wanita berambisi besar di depannya melanjutkan bicara.

Taeyong menipiskan bibir.

Ini sudah keterlaluan, sebenarnya.

Dia tahu kalau Irene itu memang gila, sama gilanya dengan wanita yang akhir-akhir ini gencar dia dekati. Namun, kalau asumsi Jisoo mengenai Irene merupakan anggota Pratama yang sudah dibuang benar, bukankah Irene itu seorang psiko tak tahu diri?

Taeyong bukannya terlalu bodoh sampai mengikuti semua instruksi dari wanita ini. Hanya saja, ada hal yang harus dia pastikan.

"Kamu sudah melakukan hal bagus, Taeyong." Irene meraih secangkir teh di atas meja, dia menenggak air pahit manis itu lalu mengukir senyuman. "Tante nggak nyangka tangan kamu sendiri yang nusuk perut Jisoo. Plot twist yang sangat mengagumkan."

Pemuda itu mengatupkan bibir.

"Apalagi, kamu juga yang bikin ambulance yang ditumpangi perempuan itu kecelakaan."

Taeyong membasahi bibir sejenak. Iris kelamnya menatap Irene dengan sorot datar.

"Kenapa kamu nggak dari dulu begitu, sih? Dengan matinya Jisoo, menghancurkan Erlando akan lebih mudah."

Perlahan, sudut bibir Taeyong naik, mengukir seringai tipis. "Dalam menghadapi orang pintar, menjadi orang yang terlihat bodoh merupakan salah satu senjata mematikan."

Taeyong diam saja ketika Irene tertawa, mengangguk mengiyakan ucapannya barusan, seolah wanita itu menertawakan diri sendiri karena sempat beranggapan bahwa Taeyong bak manusia bodoh yang mengemis cinta pada seseorang yang bahkan tidak pernah menganggap eksistensi Taeyong sendiri itu ada.

Seringai Taeyong terlihat kian jelas. Pemuda itu menumbuk iris kelabu Irene telak. Kendati ada rasa mengganjal di hatinya sekarang, dia dengan tegas berkata, "Apa yang lebih menyakitkan dari pengkhianatan yang dilakukan oleh orang terdekat?"




Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Ambivalent adalah volume kedua dari Stigma Universe. Kamu harus baca Stigma dulu sebelum membaca ini. Silakan tap profileku dan cari work Stigma. Sankyu.

Ambivalent [17+] [Jisyong]Where stories live. Discover now