05 :: Ekopraksis

592 69 19
                                    

Berdiri di tepi kolam pagi hari ini, memandangi tubuhnya sendiri dalam refleksi air. Gadis berusia delapan belas itu merapatkan bibir, berpikir di sela kejenuhannya hari ini. Matanya memandang lempeng, iris kelabu itu bergulir ke arah samping kanannya, ada Taeyong yang duduk santai di teras sembari menatapnya kalem. Jisoo menunduk, menangkap figur kaki telanjangnya lamat, kemudian dia mencelupkan kaki kanannya ke dalam air.

Dingin menjalari kakinya. Gadis itu terdiam. Tidak ada bedanya. Suasana baru, tempat asing, tantangan, survive, semua sama saja seperti saat dia berada di rumah.

Tidak ada bedanya.

"Satu tahun itu waktu yang sedikit. Kenapa lo seyakin itu?" tanya Jisoo tiba-tiba, membuat Taeyong yang sedari tadi memandanginya mengangkat alis. Jisoo melirik pemuda itu, menumbuk iris kelam si pria datar. "Siena itu bodoh atau bagaimana? Kepercayaan diri yang terlalu tinggi justru bakalan jadi bumerang buat diri sendiri."

"Lo banyak omong, ya, sekarang."

Jisoo berkedip.

Nah, kan.

Jisoo memalingkan wajah, pun dengan bibirnya yang kini mengukir seringai tipis. Padahal hanya respons kecil, tetapi dirinya dibuat cukup puas seperti ini. Gadis itu kemudian mengecapkan bibir, mulai menyusun bagan yang ada di pikirannya secara satu per satu. Dia memang serius kalau akan menerima perihal perjanjian yang pemuda ini tawarkan. Berubah? Itu perkara mudah. Bahkan, kalau pemuda ini mau, Jisoo bisa melakukannya sekarang juga.

Dia bisa berubah dengan maksud yang bertentangan dengan pemuda ini.

Semua rencana Jisoo di masa lampau benar-benar hancur tak bersisa, tidak ada lagi yang bisa dia usahakan untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, kalau pemuda ini mau, Jisoo bisa membuat semuanya dari awal untuk mengalihkan kejelakannya. Walau tidak menutup kemungkinan Jisoo sendiri bisa saja mati dalam setiap pijakan tangga yang dilalui.

Dia harus membangun kembali domino, menyusunnya ke dalam tiga jalan berbeda. Kembali melakukan hal yang sempat membuat Erlando merasa muak, kembali melancarkan manuver yang membuat orang merasa terancam. Dia tidak peduli andai senjata yang dia keluarkan nanti justru membetas dirinya sendiri.

Jisoo kali ini beralih duduk di tepi kolam, membiarkan kedua kakinya berendam di dalam air. Dingin sekali. "Ini di mana?"

"Japan."

"Ah, terlalu dekat. Kenapa lo nggak bawa gue ke Afrika Utara aja sekalian?" tanya Jisoo sembari menyentuh air kolam, meraih benda cair itu lalu tersenyum kecil saat partikel tersebut kabur meninggalkan tangannya. "Lo nggak tahu? Erlando punya banyak relasi dan cabang di sini."

"Jepang luas," sahut Taeyong kemudian berdiri dari tempatnya. Lelaki itu berjalan menghampiri Jisoo, tertatih-tatih karena lukanya benar-benar terasa menyiksa. Lelaki dengan kaus hitam itu kemudian duduk menyamping di sebelah kanan gadis ini, melonjorkan kakinya di tepi kolam.

Taeyong menolehkan kepala ke arah gadis ini, membiarkan irisnya bersibobrok dengan kelereng abu yang memandang datar. Ulasan senyumnya terukir, mencoba mencairkan suasana. "Tapi kalau lo mau pindah, kita bisa ke sana."

Jisoo terdiam memandangi wajah pemuda ini. Ada lingkaran hitam di bawah matanya, pun dengan bibir tipis yang agak memucat. Jisoo merangkak mendekati Taeyong lalu mendekatkan wajah, mengikis jarak di antara mereka membuat Taeyong tersentak dan membulatkan mata. Gadis itu meraih rahang Taeyong menggunakan tangan kiri, pun dengan tangan kanan yang menyentuh dada si pria, tubuh mereka bahkan tiada sekat sama sekali. Netra abunya menatap bibir Taeyong seksama, tengah mengamati.

Jisoo membasahi bibir, pun dengan tangan kanannya yang tetap bersarang pada pemuda ini. Dia berkedip lalu berkata, "Bibir lo pucat."

"Ah, iya, kah?" Taeyong menjawab kikuk, agak salah tingkah. Wajar dia bersikap demikian. Perempuan di depannya terlalu dekat. Kalau Taeyong mencondongkan wajah, bibirnya dengan bibir Jisoo bisa bersentuhan. Taeyong bahkan bisa merasakan terpaan napas gadis ini yang teralun tenang. "Tapi, harus banget lo mepet-mepet?"

Ambivalent [17+] [Jisyong]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt