3-Pertemuan dua tubuh

78 50 19
                                    


Haidar membelalakkan matanya tak percaya atas apa yang dilihatnya kali ini di depan mata kepalanya sendiri. Ia melihat dirinya sendiri rapi dengan seragam sekolah yang melekat di tubuhnya. bukan, bukan, Haidar sekarang sama sekali  tidak sedang berhalusinasi ia benar-benar sedang berada di alam bawah sadar.

Ia melangkahkan kakinya pelan menuju tubuhnya sendiri dengan tidak percaya.

'PLAKKK'

Sebuah tamparan lumayan keras mendarat di pipi kiri Arsa yang membuat Arsa meringis kesakitan dan hampir mengupat.

"BANG—LO NGAPAAIN SIH DAR?" Arsa protes tak terima atas tamparan dari tangan temannya tersebut tanpa permisi meninggalkan bekas sakit di pipinya.

"Lo Arsa? Beneran Arsa kan? Arsa temen gue? Arsa yang kemarin kecelakaan bareng gue?" Pertanyaan bertubi-tubi tanpa henti yang dilontarkan kan dari mulut Haidar seolah tidak memberikan Arsa waktu untuk menjawabnya.

"Lo kira Arsa yang mana lagi kalau bukan Arsa Dewana Gahyaka HAH??!" Arsa agak emosi saat menjawab.

"Kok, kok bisaa??" Ia menjambak rambutnya dengan frustasi.

"Gue juga nggak tahu Dar, kalau gue tahu juga gue mintanya nggak pindah ke tubuh lu." Jawabnya pasrah.

"Jadi ini gimana Sa, gimana caranya kita berdua hidup buat kedepannya? Gimana caranya kita ngejalanin hidup masing-masing? Gimana caranya gue mandi? Gimana caranya gue ganti baju?"

"Bentar deh...." Arsa memperhatikan serius penampilan Haidar di depannya, ia memakai baju hijau yang diduganya baju rumah sakit, sedangkan bagian atas di pakaikan sweater abu-abu ntah milik siapa, yang pasti itu bukan milik Arsa karena Arsa yakin Arsa tidak pernah membeli baju itu. Penampilannya yang kumel sama sekali bukan ciri khas Arsa yang sebenarnya kalau orang lain yang mengenal Arsa melihat penampilan Arsa yang sekarang dijalani Haidar terutama tiga trio Danur,Wala dan Helga pasti mereka tak akan percaya kalau itu Arsa. Arsa sangat mengutamakan Kebersihan dan kerapian sangat berbanding terbalik dengan Haidar. Bahkan penampilannya sekarang persis orang tidak mandi tiga bulan!

"Dar lo nggak ganti baju, berarti lo nggak mandi??" Arsa menatapnya keheranan.

"Nggak. Buat apa mandi? Kita ini abis kecelakaan Sa, kecelakaan." Ia dengan sengaja menekankan kalimat 'kecelakaan' kepada Arsa ngotot.

"Ya tetap aja dong Haidar Wangsa Rawikara masa lo nggak mandi dari kemarin?"

"Duh ribet lo Sa dalam keadaan begini tetep aja kebersihan yang lo nomersatuin. Itu nggak penting Sa! Yang terpenting itu gimana caranya kita balik ke tubuh masing-masing. Gimana kalau kita nggak bisa balik lagi?Gimana??"

"Lo nggak boleh ngomong gitu Dar, omongan tuh Doa lu nggak boleh ngomong sembarangan."

Tiba-tiba bunyi dering telepon datang dari handphone milik Arsa yang di pegang Haidar.
Ia langsung menatap Arsa panik sambil bertanya tanpa suara kepada Arsa di depannya.

"Siapa, siapa?" Ia langsung menyodorkan layar handphone kepala Arsa.

"Bibi, Bibi gue."

"Angkat nggak, angkat?" Tangannya hendak memberikan benda tersebut kepada Arsa yang langsung ditolaknya segera.

"Udah angkat aja. Angkat!" Tegas Arsa.

Haidar yang ragu karena desakan Arsa mau tak mau ia langsung menjawab telepon tersebut.

"Adeennnn...." langsung terdengar suara panggil dengan nada khawatir dari sebrang telepon saat baru di angkat.

"I-iya, hallo Tan—hupshjkdz...." sebuah tangan mendekap mulut Haidar.

BERPINDAH "JIWA"Where stories live. Discover now