Dua Dua

60 33 0
                                    

30 Desember 2021

DISAAT hampir satu dunia sibuk dengan tahun baru, Aku sedang frustasi karena tidak bisa mendapatkan tiket ke Indonesia. Kang Taehyun membuatku tidak bisa tidur.

Kenapa ponsel Sunghoon bisa ada bersama Taehyun? Itu benar-benar membuatku frustasi bukan main. Aku merebahkan tubuhku di atas kasur.

Kenapa Aku tidak pernah terpikirkan hal itu, alasan Sunghoon loncat dari lantai 17, atap apartemennya sendiri. Kenapa sirup itu bisa tertumpah.

Apa jika Aku lebih peduli sedikit saja, Sunghoon akan masih bersamaku? Bodohnya Aku yang bahkan tidak berani menghadiri pemakamannya.

Bell rumahku berbunyi, segera Aku keluar untuk melihat siapa yang datang. Choi Yeonjun rupanya.

"Permisi Tuan Choi, saya rasa urusan kita sudah selesai?" kalimat sindirian itu meluncur dari mulutku tanpa halangan.

"Gaeun.. Aku bener-bener minta maaf, seharusnya sesusah apapun Aku, Aku ga boleh manfaatin masalah kamu."

Aku memutar bola mataku, "Ya tentu," dia sepertinya tak berkeinginan untuk pergi.

"Apa lagi?" tanyaku.

"Aku.. Mau nunjukin sesuatu, bisa kamu ikut?"

Aku menghela napas, "Ini yang terakhir." kataku lalu berbalik untuk mengambil outer dan ponselku.

Sepanjang perjalanan tak ada percakapan apapun diantara Aku dan Yeonjun. Sepertinya dia merasa tidak enak padaku, terserah lagian Aku juga tidak peduli.

Kami turun dari taksi, tepat di depan sebuah rumah sakit besar. Aku menatapnya sebentar kemudian mengikuti langkahnya, Yeonjun berhenti di sebuah kamar inap.

Dia mempersilakanku untuk masuk lebih dulu. Aku terkejut melihat siapa yang terbaring di sana, begitu pula si pasien yang nampaknya mengenaliku.

"Choi Beomgyu?"

Yeonjun sepertinya juga terkejut karena Aku mengenal Beomgyu.

"Kalian saling kenal?" Yeonjun menatap Aku dan Beomgyu bergantian, "Beomgyu adik Aku, dan Beomgyu, dia orang yang gue tipu.. "

Yeonjun meninggalkan Aku dan Beomgyu berdua dengan alasan dia pergi mencari makanan.

"Maaf, Kakak gue udah manfaatin lo. Sebagai adiknya gue minta maaf."

Aku mengangguk tanpa niat. Lalu kami berdua terdiam selama beberapa saat.

"Sunghoon.. Beneran?"

Aku kembali mengangguk. Berbicara tentang Sunghoon, akhir-akhir ini, tepatnya setelah telfon singkat dengan Taehyun. Aku merasa bebanku agak berkurang.

"Jadi keadaan lo sekarang gimana?" tanyaku

Kini giliran Beomgyu yang mengangguk, "Udah mendingan, sekarang lagi masa pemulihan." jawab Beomgyu.

"Cepet sembuh. Ga usah pikirin masalah gue sama Kakak lo, itu udah gue lupain." kataku.

Ku dengar Beomgyu mendengus pelan, "Masalah uang pasti enteng 'kan buat lo?" dia telihat kesal.

Alisku naik satu, orang ini rupanya mudah salah paham. "Gue pikir lo ngerasa bersalah karena Kakak lo manfaatin masalah gue, tapi ternyata gengsi lo tinggi juga." kataku.

Kami hanya sekedar kenal, dia teman Taehyun dan Aku juga teman Taehyun. Sementara Sunghoon terlalu prosesif padaku, Taehyun juga sepertinya tak berniat mengenalkan kami.

"Gue pamit," ucapku lalu berdiri.

"Tunggu!" Aku berbalik menatap Beomgyu, "Lo ga bisa di sini aja? Kita bisa baikin hubungan kita."

Aku berdecih pelan, "hubungan apa coba?" dia sangat tidak jelas.

Tapi dari kalimatnya tadi, apa dia tahu Aku ingin kembali ke Indonesia? Haruskah Aku mengabaikan yang satu ini?

Kupilih tidak, "Lo..? Tahu darimana gue mau pergi?" tanyaku.

Beomgyu terlihat panik, "Lo, lo bilang pamit. Artinya lo mau pergi 'kan?" jawabnya.

Oke, itu cukup. Aku mengangguk lalu melenggang pergi dari ruang inap Beomgyu. Baru beberapa langkah menjauh dari ruang rawat inap Beomgyu, Aku bertemu Yeonjun.

"Udah mau pulang?" dia bertanya.

Basa-basinya memang sangat basi. Aku hanya mengangguk. Yeonjun menjurungkan sebuah totebag.

"Dimakan, dan sekali lagi maaf." katanya.

Aku hanya mengangguk sambil menerima totebag itu, lalu kembali melanjutkan jalanku tanpa menoleh kebelakang sedikitpun.

Sampai di rumah, Aku langsung masuk kamar, merebahkan diriku di atas kasur. Dunia ini sangat sempit rupanya, mulai dari Choi Beomgyu yang ternyata adik kandung Choi Yeonjun.

Na Jaehee asli yang bunuh diri lalu temanku menjadi Na Jaehee palsu, dan kematian Sunghoon yang mulai menimbulkan kecurigaan.

Aku harus segera kembali, sebelum file-file maupun semua yang berkaitan dengan kasus ini hilang. Aku menghela napas.

Sebuah nomor asing menelfonku. Tanpa berlama-lama Aku menjawabnya. Tapi tak ada suara yang terdengar, hanya grasak-grusuk angin.

"Halo?" ucapku.

Tak ada sahutan apapun, ku lirik sekilas layar ponselku, masih terhubung dengan baik, bahkan sinyalnya bagus.

"Halo? Siapa?"

Bip...

Hanya berakhir seperti itu. Oke terserah, yang penting sekarang adalah Aku harus mendapatkan tiket agar bisa kembali ke Indonesia dan berbicara dengan Kang Taehyun.

Aku melirik totebag makanan yang diberikan Kakaknya Beomgyu. Apa Aku terlalu keras padanya? Dari pada memikirkan tentang mereka sebaiknya Aku memikirkan alasan Sunghoon bunuh diri.

Tingkahnya benar-benar janggal waktu itu. Kenapa dia tidak menepati janjinya kali ini? Sunghoon, tidak pernah melakukannya.

Hari itu kami punya janji temu, dia akan berbicara tentang sesuatu yang serius. Dan ponsel Sunghoon, tiba-tiba berada di tangan Kang Taehyun.

Aku harus menemui Taehyun.

~•~

UNDEAD BOY • Park Sunghoon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang