Chapter 25 : White Elder Dream

218 18 0
                                    

Di atas tanah berwarna coklat keemasan yang begitu kokoh, mereka sembilan tokoh berjalan melindungi satu sama lain. Julangan pohon bergoyang kesana kemari menyambut kedatangan mereka dengan hangat. Si saudara angin sepoi pun tak kalah unjuk diri.

Langkah demi langkah mereka lalui, hingga sampai pada pelosok hutan Trixi. Di ujung sana terlihat seperti tumpukan jerami yang menggunung beserta kawan-kawanya yaitu guguran daun.

"Sampai." ucap Oly senang.

Keenam member yang kebingungan atas ucapan Oly, segera mengedar kesana kemari hingga tak kunjung menemukan titik.

"Kita sudah sampai tuan-tuan. Apakah kalian masih tidak tahu dimana?" ucap Alice menyuara yang hanya dijawab gelengan ringan oleh mereka.

Dengan perlahan Alice melangkah hingga berada tepat di depan tumpukam jerami. Ia mengulurkan tangan hingga masuk kedalam. Seketika tanah bergetar hebat, namun hanya di sekitar tumpukan jerami.

Syung.

Bruk.

"Duh sakit!" ucap Jungkook dengan memegang pantatnya yang terbentur tanah begitu saja.

Kenapa bisa terbentur? Beberapa detik lalu setelah Alice memasukan tanganya kedalam tumpukan jerami yang direspon oleh getaran tanah, munculah sebuah lubang yang membuat mereka bersembilan merosot jatuh begitu saja. Setelah mereka merosot dan terjatuh, lubang itu kembali menutup seperti tidak terjadi apa-apa.

"Prince?!" ucap seorang pria dengan wajah berusia sekitar empat puluh tahunan yang memegang tongkat di tangan kananya. Ia juga menempelkan samurai putih berukir di punggung kekarnya.

"Tetua," ucap Carrot, Oly, dan Alice secara bersamaan dengan hormat.

"Kenapa kalian kemari tidak memberitahuku terlebih dahulu? Jika iya, kalian pasti tidak merasa kesakitan begitu. Prince maafkan saya." ucapnya seraya meunduk pada keenam member bangtan itu.

"Maaf tetua, kami sedang berada dalam keadaan genting." ucap Carrot mendahului.

"Jadi sepertinya dugaanku benar. Mari masuklah kedalam ruanganku. Del?" panggilnya dengan suara berat yang menggema di dalam lorong bawah tanah.

"Iya tuan." ucap seorang pria remaja berusia sekitar tujuh belas tahunan yang muncul dari balik tetua putih.

"Pandu mereka menuju ruanganku. Aku akan mengambil sesuatu terlebih dahulu." ucapnya yang kemudian menyingkap tanganya kebelakang. "Maaf prince, kalian bisa dipandu oleh murid saya terlebih dahulu. Nanti saja menyusul, hanya sebentar." tambahnya dengan berucap kepada keenam member bangtan.

"Maaf tuan, apakah kalian adalah prince yang berada dalam ramalan itu?" tanyanya hati-hati.

"Akh, sepertinya begitu." Jawab RM canggung.

"Tuan, perkenalkan saya Delard, salah satu murid tetua putih. Saya akan memandu kalian menuju ruang tetua terlebih dahulu. Mari, ikuti saya." ucapnya mempersilahkan mereka untuk mengikuti dari belakang.

Sampailah mereka di dalam ruangan sederhana, berornamen kayu. Disetiap ujung sudut pun terdapat sebuah sumber cahaya seperti kunang-kunang namun ternyata bukan.

"Silahkan duduk tuan, dan nona." ucapnya tak lupa mempersilahkan Alice untuk duduk juga.

"Maaf Del? Cahaya itu sebenarnya apa?" tanya Jin mengeluarkan rasa penasaranya.

"Akh itu. Mungkin tuan mengira sekilas itu kunang-kunang bukan?" tanyanya yang di jawab anggukan kompak oleh keenam member bangtan. "Itu bukanlah kunang-kunang, itu adalah jamur Ligi." tambahnya.

"Jamur yang akan memencar saat dimasukan dalam wadah?! Dan akan abadi jika wadah itu tertutup." sela Alice mengangguk tak percaya.

"Wah tidak diragukan akan kecerdasan tetua putih!" ucap Oly kagum.

"Hm." dehenam tetua putih yang tiba-tiba saja sudah berdiri tepat di belakang Carrot.

Seketika hawa menegang menunggu tetua putih menyuara. Mereka bertanya-tanya akan sebuah pedang hitam berukir yang ia pegang di tangan kananya. Pedang itu terlihat tajam sekaligus indah yang berasal dari ukiran pada ujung pegangan dan wadah luarnya.

Tetua putih mengedar, memicingkan mata melihat kearah mereka seperti terlihat jelas bahwa ia sedang menghitung.

"Dimana prince yang satu? Jangan-jangan ini seperti mimpiku?!"

Seketika perasaan mereka berkecambuk seperti ada hal buruk yang akan terjadi pada Taehyung.

"Dia hilang, dan ia benar-benar aneh. Itu bukan dia." ucap J-Hope menjawab lontaran pertanyaan dari tetua.

"Apakah ia mengeluarkan aura membunuh yang begitu pekat? Lalu, apakah di tengkuk ia memiliki tanda sepasang tombak menyilang yang kecil?!"

Akibat lontaran pertanyaan itu mereka menoleh kearah Carrot, Jin, dan Jimin untuk segera memberikan jawaban.

Yang ditoleh mengingat ingat atas apa yang kiranya mereka lihat pada Taehyung walau sekilas.

"Akh ada!" jawab Jin.

"Ya Tuhan. Benar seperti apa yang ada di mimpiku. Bawalah pedang ini." ucap tetua putih memberikan pedang tersebut pada Suga. "Kalian benar-benar membutuhkan pedang ini demi menyelamatkan prince dan dunia ini dari kehancuran. Segera kalian cari partner kalian masing-masing dihutan Pergto sebelum menuju Caxza."

"Caxza?! Bukankah itu tempat penyegelan tangan kanan king Abrdar?!" ucap Carrot terkejut.

"Benarkah?!" ucap Oly terkejut juga.

"Benar. Segera bergegaslah sebelum tujuh hari saat purnama hitam. Jika terlambat, roh dan raganya tidak bisa menyatu kembali. Dan Abrdar akan menguasai seluruh semesta dengan kegelapan!" ucap tetua penuh kekhawatiran.

"Kehancuran?!" ucap mereka serempak.

Setelah acara ucapan terima kasih dan pembekalan energi beserta informasi, kini para keenam member bangtan beserta Carrot, Oly, dan Alice berangkat menuju hutan Pergto untuk mencari partner yang dapat membantu prince itu kembali.

••••••

Napaklah kaki mereka diatas tanah hutan Pergto yang mengeluarkan aura campuran, dan yang mendominasi adalah aura perang bukan kedamaian. Memang hanya yang memiliki level tertinggilah yang dapat mendapat partner dalam hutan Pergto ini. Namun, keenam member itu memiliki pola pikir positif bahwa mereka pasti mendapatkan partner walau hanya satu.

Gretek... Gretek...

Arrg.

"-Hyung awas kepalamu?!"

Brak.

••••••



Tbc.

FREEDOM || BTS Where stories live. Discover now