Chapter 25

27 12 4
                                    

"Sejauh apa pun kita pergi, jangan lupakan Tuhan–Mu."

•DIFFERENT•

Malam ini di kamar Cahaya ada Kartika yang terbaring diam. Wajah sahabatnya itu kusut seperti pakaian yang tidak disetrika.

Kartika memilih menginap karena dia takut Ishan akan nekat ke rumah dan orang tuanya akan tahu masalah Kartika.

Cahaya memahami itu. Makanya dari tadi dia diam saja, Cahaya sengaja memberi waktu agar Kartika bisa memaafkan dan berdamai dengan dirinya sendiri.

"Kira-kira gue masih perawan nggak ya, Aya? Soalnya waktu gue bangun di apartemen, gue hanya memakai celana dan atasan bagian dalam aja," tanya Kartika.

Akhirnya sahabatnya itu mau bersuara juga.

"Menurut informasi yang aku baca, katanya area sensitif kita akan sakit kalau habis melakukan hal 'itu'. Kamu merasa sakit nggak waktu itu?"

Kartika bangun dan ikut duduk di dekat jendela dengan bantal sebagai sandarannya.

"Nggak sih. Gue juga nggak telat datang bulan, lancar dan sesuai tanggal."

"Kamu serius mabuk di apartemen berdua aja?"

"Hm. Gue sama Ishan mabuk bersama. Setelah itu gue lupa."

"Kamu nggak mencoba periksa ke Dokter kandungan?"

"Gue terlalu takut. Pasti pikiran orang lain akan macam-macam kalau gue ke tempat itu."

"Terus soal testpack?"

"Itu karena kepanikan gue waktu habis nonton film ada adegan berhubungan 'itu' lalu hamil."

"Astaga, Kar. Kamu bikin aku panik aja. Apa lagi soal kamu minta rujak waktu itu, pikiran aku semakin kacau saat ada tanda merah keunguan di leher kamu."

"Jadi, lo lihat tanda itu?"

"Iya. Dan kamu nggak cerita kalau kamu sama Kak Ishan pacaran."

Kartika menunduk lesu.

"Maaf Cahaya, gue nggak cerita soal itu. Karena gue nggak enak, soalnya Ishan udah bentak lo waktu itu. Gue udah menyuruh dia minta maaf, tapi tuh orang kayaknya bandel banget, heran gue."

Cahaya tersenyum.

"Kamu masih cinta sama dia?"

"Nggak tahu. Kita pacaran udah melewati batas aman, Ay, gue pikir hubungan kita udah nggak sehat kalau dilanjutkan. Gara-gara kejadian di apartemen gue nyaris frustasi, gimana kalau itu terjadi sekarang, gue hamil di usia yang belum cukup umur. Bisa mampus gue dihajar orang tua apa lagi Bokap."

"Kartika, aku nggak bermaksud sok bijak sama kamu, tapi menurut aku selesaikan masalah kamu sama Kak Ishan, sampai selesai. Jangan lari dari masalah karena itu nggak akan menyelesaikan apa pun. Aku tahu hubungan kalian nggak sehat, tapi bukan berarti kalian harus mengakhiri dengan cara kayak gini. Ini hubungan kalian, masalah kalian, jadi cobalah bersikap dewasa, aku yakin ada jalan keluar dari hubungan ini. Diawali dengan baik, maka harus diakhiri dengan baik juga. Aku tahu jadi kamu itu sulit, tapi aku yakin kamu bisa."

DIFFERENT [SELESAI]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora