Chapter 01

1.2K 123 281
                                    

Hi kawan-kawan Altar!

Sebelum baca, jangan lupa vote terlebih dahulu ya!! Dan follow akun Author!

Selamat membaca kisah anak saya yang keempat ❣

"Segala tentang dirimu, adalah sebuah candu untuk diriku."_ Arland.

_ _ _

• • • •

Setelah bel berbunyi. Semua siswa dan siswi berhamburan keluar dari dalam kelas dengan menenteng ransel masing-masing.

Arland dan kelima sahabatnya berjalan di tengah-tengah koridor, dengan Arland yang berada di depan dan kelimanya hanya berjalan mengikuti sang ketua yang mengatakan, akan menjemput Ara di kelasnya.

Beberapa langkah dari posisi mereka. Arland dan yang lainnya bisa melihat, salah satu gadis yang sedang sibuk dengan aktivitasnya yang terlihat sangat fokus memasukkan sesuatu pada ransel mungilnya, hingga tidak menyadari bahwa hampir saja tubuhnya membentur sebuah pintu.

Ara berjengit kaget saat keningnya bertemu dengan telapak tangan Arland yang berada pada pintu. Cowok dengan pakaian rapih itu menahan pergerakan kekasihnya dengan meletakkan sebelah tangannya pada bahu Ara, sedangkan sebelah tangannya lagi ia letakan pada pintu, bersejajar dengan kening gadis itu.

Dan dengan kepolosan yang Ara miliki, dia malah bertanya. "Kamu ngapain?"

Alis tebal itu terangkat sebelah. Kemudian menggelengkan kepala, "Ayo pulang." ujarnya dengan lembut.

Ara hanya mengangguk dan lanjut berjalan disamping kekasihnya.

Teman-temannya dan teman-teman Arland sudah terlebih dahulu pergi ke parkiran saat Arland berhadapan dengan Ara tadi.

"Jadi ketemu bunda kan?!" seru Ara tiba-tiba, keantusiasannya membuat bibir Arland melengkung keatas dengan lebar.

"Iya, sayang."

Ara mengulum bibirnya, salting. Wajah gadis itu terlihat memerah sampai telinga. Ia salting saat Arland berucap demikian.

Arland tertawa renyah lalu mengelus puncak kepala gadisnya dengan lembut.

"Saltingnya lucu, and i like it." bisik Arland dengan deev voice- nya.

"IH! APASIH? KO KAMU JADI ANEH GINI?!" damprat Ara kesal setengah mati. Debaran jantungnya semakin cepat. Bahkan nafas gadis itu memburu dengan wajah yang terlihat memerah antara menahan malu dan gugup.

Arland mengulas senyumnya sebentar. Setelah itu keduanya kembali melanjutkan perjalanan mereka yang sempat tertunda karena pertikaian cepat tadi.

• • • •

Ara berhambur kedalam dekapan sosok wanita paruh baya yang masih tergolong muda. Wanita paruh baya itu tersenyum hangat dengan tangan yang tak berhenti mengusap rambut gadis cantik itu.

  Sakila Anatasya Danendra. Wanita cantik berumur 30 tahunan itu adalah ibu dari seorang Arland yang memiliki kepribadian yang begitu ceria, asik, lemah lembut dan penyayang.

Arland menatap keduanya dengan perasaan yang menghangat. Melihat interaksi kedua wanita yang sangat ia sayangi itu, termasuk kedalam list kebahagiaannya.

"Aran, kenapa nggak bilang kalo anak gadis kesayangan bunda mau kesini?" kesal Bunda.

Fyi, Aran adalah nama panggilan sayang dari kedua orang tuanya.

Arland hanya bergumam pelan. Ia menatap gadisnya yang sudah duduk disamping Bundanya.

Wanita itu tak henti-hentinya mengecupi wajah gadis cantik itu dengan gemas. Ara sendiri yang diperlakukan seperti itu hanya tertawa kecil.

𝐀𝐑𝐋𝐀𝐍𝐃: the sweet story of the gang leaderWhere stories live. Discover now