Hadiah Natal

1.8K 179 49
                                    



Jung Yihyun memperhatikan reaksi bahagia Saebom, terutama pada bibirnya yang sekilas membentuk bisikan 'Wow ' saat membuka dan mengagumi hadiah natalnya, hadiah pemberian Yihyun itu adalah sebuah gaun semi formal tanpa lengan bewarna biru langit yang sederhana namun manis.

Saebom pasti terlihat cantik saat mengenakannya, gaun itu akan memamerkan kulit lengannya yang cerah.

"Kamu suka?" Tanya Yihyun duduk di pinggir tempat tidur.

Saebom mengangguk dengan tatapan senyum, "Warna dan gayanya sesuai seleraku, bagaimana kamu bisa tahu?"

"Itu rahasia."

"Wah, sepertinya kamu benar-benar sangat menyukaiku." Saebom nyengir dan menunjuk Yihyun.

Yihyun hanya tersenyum, sangat menyukai Saebom adalah benar dan dia setuju, tapi kalau boleh jujur, sebenarnya dia tidak begitu mengerti tentang style pakaian wanita yang sedang ngetrend belakangan ini, sebenarnya memang sama sekali tidak mengerti, meski begitu bukan berarti Yihyun akan asal-asalan memilih pakaian.

Termasuk Jungguk, untuk urusan wanita seperti ini, semua temannya di kantor benar-benar tidak bisa diandalkan. Jadi saat membelinya, Yihyun hanya mengandalkan pilihan dari pelayan toko dengan cara menunjukkan foto saebom di ponselnya, 'Ini istriku, tolong pilihkan gaun warna biru yang cocok untuknya.'

"Kapan kamu membelinya?" Tanya Saebom riang sambil mendekatkan dan mengepaskan gaun itu ke tubuhnya, kegembiraanya tampak begitu nyata, "Akhir-akhir ini kita sering dapat undangan resepsi pernikahan, sampai aku bingung sendiri baju mana lagi yang mesti kupakai," Saebom berputar satu kali, "Kelihatan cocok untukku?"

Tidak banyak gaun yang dia miliki di dalam lemari dan rasanya baru kemarin Saebom merencanakan akan membeli satu atau dua potong gaun untuk dipakainya datang ke acara formal, tapi belum sampai niat itu terlaksana, Yihyun sudah lebih dulu memberikan hadiah itu untuknya dan lagi gaun ini benar-benar sesuai style-nya, cantik tapi tidak berlebihan.

Sebenarnya meski bukan hari natal, setelah pulang dari bekerja, Yihyun memang biasanya sering membelikannya sesuatu, entah itu dalam bentuk barang atau makanan.

Dan meski terkadang sesuatu yang dibelikan Yihyun bukan seleranya, Saebom akan tetap menerimanya dengan senang hati, hadiah itu adalah bentuk cinta dan kasih sayang dari Yihyun. Suaminya perhatian seperti itu saja sudah cukup.

Yihyun tersenyum, terhibur memperhatikan ekspresi Saebom, "Cantik."

Senyuman langsung mengembang di wajah Saebom, meskipun dia memang cantik, dia merasa aneh jika orang lain memujinya cantik, tapi jika itu pujian dari Yihyun, dia menyukainya.

"Jangan merayuku." Saebom berseri-seri.

"Kamu salah paham," Yihyun menunjuk hadiahnya, ada kejahilan di matanya, "Maksudku gaunnya yang cantik."

Bibir Saebom mencebik dan ekspresinya langsung cemberut.

Yihyun tertawa pelan, "Bom-ah, kamu marah?"

"Kamu siapa ya?" Saebom membuang muka dan mendadak pura-pura tidak mengenal Yihyun.

"Aku hanya bercanda," Yihyun tersenyum hangat lalu berjalan mendekati Saebom, ketika mereka berdiri berhadapan, jari Yihyun dengan alami bergerak untuk menyingkirkan helai rambut yang menutupi keningnya, menyelipkannya ke belakang telinga, "Kamu cantik." Ucapan itu meluncur dari bibir Yihyun dalam bentuk bisikan.

Mereka saling tatap dalam jarak dekat, dari posisinya sekarang Saebom bisa melihat dengan jelas bagaimana lentiknya bulu mata Yihyun, kedua matanya yang sangat jernih seperti anak-anak, kulit wajah yang halus terawat serta pori-porinya yang sangat kecil hampir tak terlihat, sesaat Saebom terpesona.

Jurnal Saehyun | HappinessWhere stories live. Discover now