(Ekstra Chapter) Selamat Datang, Gaeul!

1.4K 170 79
                                    




Dokter dan beberapa perawat yang telah menggunakan jubah rumah sakit memenuhi ruang persalinan.

Saebom bisa melihat dengan jelas bagaimana ekspresi Yihyun yang begitu stress dan diliputi rasa tegang, bahkan dibandingkan dirinya, ekspresi Yihyun terlihat dua kali lipat lebih gelisah, semua orang yang melihat Yihyun bisa merasakan kegelisahan laki-laki itu.

Suami mana yang tega melihat istrinya kesakitan selama proses persalinan?

"Hyun-ah," rintih Saebom lemah, kepalanya terasa pening.

"Tenang saja, kamu pasti bisa melaluinya," Yihyun mengelap keringat di dahi Saebom dengan tissue, meskipun dirinya sendiri merasa tertekan, dia harus menunjukkan sisi terbaiknya, "Sebentar lagi tidak akan terasa sakit lagi."

Saebom memejamkam mata dan  mengangguk dengan patuh.

Sangat sulit menyembunyikan emosi dalam keadaan seperti itu, namun segelisah apapun situasinya, Yihyun tetap berupaya mengendalikan dirinya dan memasang topeng tenang, bersikap panik hanya akan menambah beban Saebom dan menganggu fokus kerja dokter yang membantu proses persalinan.

"Bom-ah, tatap mataku.." Yihyun mengenggam erat tangan Saebom ketika Saebom mulai kehilangan fokus, mencoba menenangkannya walaupun hatinya sendiri gelisah tidak karuan, hal paling penting di dunianya kini sedang dipertaruhkan, "Aku disini menemanimu, kita lewati prosesnya sama-sama, mengerti? Kamu akan baik-baik saja."

Dahi Saebom mengeryit ekstrem saat meremas tangan Yihyun, perutnya seolah bagai ditusuk ribuan jarum, bagian punggung sampai ke panggul rasanya sakit sekali.

"Percaya padaku, semuanya akan berjalan lancar, bayi kita akan keluar dengan sehat, sekarang ayo ikuti tarikan napasku, ayo kamu pasti bisa," bisik Yihyun di telinga Saebom saat dokter menyuruh Saebom mengenjan lagi.

Saebom mengeram dan mengenjan sekuat tenaga.

"Pegang tanganku kuat-kuat."

"Tidak apa-apa, cakar tanganku, lampiaskan rasa sakitnya."

Yihyun tak henti-hentinya membisikkan kata-kata hypnobirthing untuk mengalihkan fokus Saebom dari perihnya proses mendorong bayinya keluar. Dukungan emosionalnya adalah hal paling penting untuk Saebom saat ini.

"Ayo Bom-ah, kamu pasti bisa, bagian kepala bayi kita sudah kelihatan, ayo terus, tarik napas panjang, ayo dorong sekali lagi..."

Kemudian terdengar suara gunting membelah daging dijalan lahir Saebom dan pada detik yang sama diikuti suara tangisan kencang dari bayi perempuan mereka yang telah berhasil keluar sepenuhnya.

Yihyun langsung meneteskan air mata, suara tangisan pertama dari bayinya benar-benar melegakan hatinya.

Malaikatnya telah lahir dengan selamat ke dunia..

Saebom bisa merasakan suaminya sangat emosional saat itu, Yihyun mengelap air matanya tapi air mata yang baru selalu merembes keluar, Saebom terbawa suasana dan ikut menangis terharu.

"Bayi kita sudah lahir." Bisiknya di telinga Saebom dengan suara terisak, "Anak kita lahir dengan sempurna dan sehat, kamu berhasil.." Yihyun mencium kening Saebom, "Terimakasih atas hadiahnya."

Yihyun adalah laki-laki tangguh yang jarang menangis, dia bahkan tidak menangis ketika kakinya cidera dan harus kehilangan karir bisbolnya, selama mengenal Yihyun, Saebom hanya pernah melihat Yihyun menangis sebanyak dua kali— pertama saat mereka berciuman di hari terakhir karantina dan yang kedua adalah hari ini ketika putrinya lahir.

Setelah bayi mereka selesai dibersihkan dan plasentanya dipotong, perawat membuka beberapa kancing pakaian rumah sakit Saebom dan membaringkan bayi perempuannya ke dadanya. Kulit menyentuh kulit.

Saebom merangkul bayinya dan menghembuskan napas bahagia.

Bayinya mungil gemuk, rambutnya hitam tebal, kulitnya begitu merah dan wajahnya sangat mirip dengan Yihyun, sesaat ia merasa terpesona.

Bocah kecilnya yang selama ini menendang dalam perutnya kini telah berada dalam dekapannya.

Semua rasa sakitnya seolah hilang begitu saja saat melihat bayinya, memang benar adanya ketika bayi sudah lahir rasa sakit itu seketika akan sirna digantikan rasa bahagia yang membanjiri dada.

Saebom langsung jatuh cinta kepada bayinya.

Buah hatinya..

"Sudah kubilang, dia mirip sekali denganmu, mata dan mulutnya adalah fotokopimu." Saebom menoleh pada Yihyun yang sedang takjub menatap bayinya, "Matanya indah sekali kan?"

"Tentu saja, tapi hidungnya sangat mirip denganmu." Wajah Yihyun sembab dan matanya masih berkaca-kaca, tapi jelas sorot matanya tampak bahagia.

"Menunduk sebentar"

Yihyun langsung merespon dan menundukkan wajah.

Saebom mengelap air mata Yihyun, Yihyun seketika memejamkan matanya, "Jangan menangis lagi." Jari-jemarinya lalu mengelus-elus pipi Yihyun lemah.

"Aku tidak tahan melihatmu kesakitan seperti itu." Jawab Yihyun saat membuka matanya lagi, bibirnya menciumi jari-jemari Saebom, "Tadi aku stress sekali, kamu membuatku takut."

"Sekarang aku tidak apa-apa, kamu pikir aku selemah itu?"

"Kamu orang yang kuat," Yihyun tersenyum, "Aku senang kalian berdua baik-baik saja." Jari telunjuk Yihyun menyentuh telapak tangan putrinya yang terbuka dan jarinya seketika langsung digenggam tangan mungil itu, rasanya sungguh luar biasa.

Anakku..

Saking bahagianya sampai Yihyun ingin meneteskan air mata lagi.

Bibir bayinya lalu bergerak-gerak di dada Saebom seolah sedang mencari Asi.

Yihyun tertawa pelan, "Sepertinya anakku haus."

"Sepertinya.." Saebom tersenyum lemah, perhatiannya kembali tercurah pada bayinya.

Yihyun membungkuk untuk mencium bayinya, "Hai nak, aku Ayahmu."




***



Bayi cantik berbobot 3,1 kg dan panjang tubuh 52 cm yang lahir di bulan September pukul empat pagi itu bernama Jung Gaeul.

Gaeul berarti anak perempuan yang lahir saat musim gugur.

Selamat datang Gaeul!

Selamat datang Gaeul!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.




▪️▫️▪️




Ditulis: 7 Januari 2022


Kalau komentarnya tembus 50, aku bikin bonchap lagi^^

Jurnal Saehyun | HappinessWhere stories live. Discover now