💜 2/5 💜

5.1K 727 94
                                    

Begitu [Name] tiba di rumah, gadis itu tidak bisa untuk tidak memikirkan soal pekerjaan yang Ran tawarkan padanya. Salahkah jika [Name] menerima tawaran tersebut? Tentu itu bukan pekerjaan kotor, hanya saja pekerjaan itu sedikit tidak lazim(?).

Ran menawari [Name] untuk menjadi pacar pria itu. Pacar bohongan lebih tepatnya.

Ran mengatakan bahwa ia sudah lelah dengan sikap ibunya yang selalu menyinggung soal pernikahan. Ibunya mengatakan kalau usia Ran sudah cukup untuk membina sebuah rumah tangga, jadilah wanita yang sudah melahirkannya ke dunia itu tidak pernah lelah mendesaknya untuk segera menikah. Bahkan Ibu Ran mengatur sebuah perjodohan untuk anak tertuanya tersebut. Hal yang paling tidak disukai oleh si sulung.

Hanya satu pertanyaan yang menari-nari di kepala [Name] saat Ran menawarkan perjanjian itu padanya.

Kenapa?

[Name] tidak akan munafik. Ran itu tampan, mapan, dan punya banyak uang. Mungkin [Name] tidak tau sifat pria bermata ungu itu seperti apa karena mereka baru saja bertemu, tapi jika dilihat dari penampilannya, pria berusia 30 tahun tersebut pastilah seorang womanizer.

Jadi kenapa? Kenapa Ran malah menawarinya sebuah kesepakatan semacam itu disaat banyak wanita yang pastinya tidak akan melewatkan kesempatan untuk menjadi pacar seorang Haitani Ran?

Kenapa harus mencari pacar bohongan disaat ia bisa menjadikan wanita mana pun sebagai pacarnya?

"Aku tidak mengerti pada jalan pikiran orang-orang kaya." [Name] bergumam saat tangan gadis itu tidak berhenti mengusapkan handuk di rambutnya yang basah.

"Tapi tidak masalah, 'kan? Setidaknya aku tidak perlu bingung soal hutang orang tuaku karena Ran akan membayarku sesuai dengan apa yang kami sepakati."

.
.
.

Sementara itu ...
Di penthouse Haitani

"Aku tidak percaya kau benar-benar melakukannya, Ran."

Ran yang tengah membuka kancing kemejanya seketika menoleh pada sang adik yang kini bersandar di ambang pintu kamar miliknya dengan tangan terlipat di depan dada. "Melakukan apa?"

"Mengejar cinta masa lalu." Rindou mencibir.

Ran tersenyum malas sebelum berkata. "Entahlah. Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan, Rindou."

"Kau tau menyeret gadis itu ke dalam hidupmu hanya akan membahayakan keselamatannya, 'kan?"

Kata-kata Rindou membuat gerak tangan Ran seketika terhenti. "Terserah. Aku hanya bermain-main dengannya," sahutnya setelah beberapa saat terdiam.

"Bermain-main? Benarkah?" Suara Rindou kembali terdengar. Kali ini ada ejekan dalam nada suara pria berambut mullet tersebut. "Apakah mainanmu ini adalah gadis yang sama yang telah membuatmu memotong tangan seseorang hanya karena orang itu menyentuh sesuatu yang kau anggap milikmu?"

"Tutup mulutmu dan pergi saja dari kamarku, Rindou."

"Aku hanya memperingatkanmu, Ran. Jika kau memang ingin bersamanya, jaga dan lindungi dia sebisamu. Dan jika kau tidak bisa melindunginya, lebih baik kau lepaskan gadis itu."

Setelah selesai dengan kalimatnya, Rindou segera pergi seperti yang Ran inginkan. Meninggalkan sang Kakak yang ini seolah sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Melepaskannya?" Ran tertawa sinis. Manik ungunya berkilat tajam sebelum berkata dengan rendah. "Jangan bercanda. Dia milikku, dan aku tidak akan pernah melepaskannya apa pun yang terjadi."

Ran lalu melangkahkan kakinya hingga ia berhenti di depan pintu. Sebuah pintu yang menyimpan rahasia kecilnya yang tidak diketahui oleh siapapun. Bahkan oleh Rindou yang tinggal satu atap dengannya.

Tanpa membuang waktu, Ran segera memutar kenop dan masuk ke dalam ruangan dengan nuansa hijau tua sebagai penerangannya tersebut.

"Aku pulang, sayang." Ran berkata saat matanya menatap setiap dinding yang ditempeli berbagai ukuran foto seorang perempuan manis dengan ekspresi dan pose yang berbeda.

Bibir itu tertarik, menyeringai begitu menyeramkan dan bisa mewakili seberapa besar obsesinya kepada orang yang berada di foto-foto tersebut.

"Ah, aku tidak sabar menjadikanmu milikku, [Name]. Hanya milikku!"

.
.
.
.

Words : 561Rabu, 29 Desember 2021

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Words : 561
Rabu, 29 Desember 2021

OLDER || Haitani Ran [✓]Where stories live. Discover now