VICTOR 13

29.2K 3.2K 421
                                    

Happy Reading!

1k vote for next

New York City, Amerika Serikat.


Sebuah pesawat telah mendarat sempurna di Bandara International John F. Kennedy yang terletak di negara Amerika serikat. Clementine bersiap dengan memakai sweater tebalnya lengkap dengan topi dan sarung tangan kesayangannya.

Saat pesawatnya sudah benar-benar berhenti sempurna, Clementine beranjak dari duduknya dan berjalan menuju pintu keluar. Dinginnya angin malam berhasil menembus baju tebalnya, Clementine membeku karenanya.

Lama menetap di Indonesia membuat Clementine tidak terbiasa dengan salju. Nafasnya bahkan ikut membeku saking dinginnya salju ditambah dengan angin malam. Clementine memasukkan tangannya ke dalam saku sweaternya dan segera berlari masuk ke dalam bandara.

Clementine celingukan, memeriksa keadaan sekitar yang hanya menyisakan beberapa orang saja. Penerbangan yang tiba-tiba, memaksanya untuk pengambilan jadwal terbang malam.

Lihatlah, pesawatnya mendarat pada pukul 3 pagi. Bayangkan, lelah, kediginan dan kebingungan menjadi satu. Clementine hanya butuh tempat bermalam saat ini. Ia ingin mengistirahatkan tubuhnya yang remuk ini.

"Kenapa aku harus mengalami kesialan ini? Arrghh!" Clementine menendang angin, melampiaskan rasa kesalnya.

"Ini semua karena lelaki gila yang tidak punya akal itu!"

Clementine berjalan seraya menghentakkan kakinya. Hal itu tanpa sadar mengalihlan perhatian publik kepadanya. Karena Clementine dalam mood yang tidak bagus ia membiarkan orang-orang itu. Ia sedang tidak berselera menjadi orang yang ramah.

"Dan sekarang, aku pun ikut gila karena dirinya!" Kesal Clementine. Kepalan tangan Clementine bergerak memukul dahinya sendiri.

Dengan ogah-ogahan, Clementine berjalan untuk mengambil kopernya. Di sana sudah banyak orang yang berkerumun untuk mengambil milik mereka masing-masing. Clementine benar-benar malas jika harus berebut dengan orang lain. Akhirnya ia menunggu tempat itu sepi.

Clementine berdecak. "Ck, orang-orang ini membuat diriku bertambah muak. Ayolah, aku ingin cepat-cepat beristirahat." keluh Clementine.

Dirasa telah sepi, Clementine mengambil kopernya dan menariknya ke luar bandara. Sepertinya keberuntungan berada dipihaknya, karena Clementine melihat taksi yang masih terparkir di sana.

Karena sangat sulit mencari taksi di jam seperti ini, terlebih di New York.

"Aku harap aku bisa menemukan apartemen segera mungkin," ucap Clementine berharap.

"I am sorry Sir. Are there any apartements around here?" tanya Clementine dengan bahasa Inggris yang fasih.

Menjadi keturunan orang Eropa menjadikannya multilanguage, sehingga dapat memudahkannya di situasi seperti ini. Hanya inilah kelebihan yang dapat ia banggakan menjadi anak blasteran. Selain itu semuanya terlihat sama seperti anak pada umumnya.

"Yes, there are Miss. I would love to help you with that thing," jawab supir taksi dengan sikap yang ramah.

Clementine tersenyum. "Thank you for your kindness, Sir."

VICTOR [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang