UNO|| Pesadilla

230 150 342
                                    

Selepas membeli ponsel untuk anaknya gadis itu melamun sepanjang trotoar

Gadis tersebut memikirkan masalah tagihan listrik, biaya pengobatan, serta biaya hidupnya yang harus dipenuhi.

Tanpa sadar dirinya melangkahkan kaki menuju jalan raya bersamaan dengan lampu merah berubah menjadi hijau

Gadis belia itu terus melangkah , menghiraukan teriakan para pejalan kaki yang menyuruh segera menjauh dari jalan raya.

Tiba-tiba sebuah truk mengangkut pasir melaju cepat kearahnya. Ia hanya bisa terpaku melihat truk yang telah berada dihadapannya, kakinya tidak bisa ia gerakkan sama sekali ,tubuhnya membeku sekaligus bergetar hebat

"AAAAAA!!! "

/Brakkk

Tubuh gadis itu langsung tergeletak diatas aspal dengan darah segar mengalir deras melalui kepala dan dada. Darah tersebut merembes di kemaja putih miliknya.

Bau anyir menyengat tercium melalui indra penciumannya,rasa pusing luarbiasa menjalar, disertai nyeri hebat .

Penglihatannya perlahan namun pasti mulai memburam, semua orang yang berada disana terkejut sekaligus histeris dengan kejadian yang baru saja mereka lihat.

Mereka menghampiri gadis malang itu ,berusaha membangunkannya.

Suara sirine polisi terdengar samar ditelinganya, matanya kemudian menutup rapat ,semua riuh yang ada disanapun seketika lenyap

"Huh... Huh... Huh... "
Naya terbangun ,dengan nafas tak teratur serta keringat dingin membasahi pelipis dahi.

Kejadian ini sudah terjadi beberapa kali dalam sebulan terakhir, mimpi yang sama dan orang yang sama.

Aneh , baru kali ini Naya merasa bahwa mimpi tersebut terasa realistis. Bahkan jika ditanya kejadian itu dimana, Naya bisa menjawab meski tidak tahu persis tempat kejadian.

terlalu sibuk pemikirannya sehingga tanpa sadar Bunda sudah berada disamping tempat tidur Naya.

"Nay kamu kenapa sayang? "
Bunda,khawatir melihat Naya berkeringat serta terlihat syok

"N-Naya ngga papa kok bun"
balas Naya tersenyum paksa

"Yaudah sekarang kamu siap-siap ke sekolah ,bunda mau ngurus surat kepindahan kamu "Setelah bunda keluar kamar, Naya menghela napas panjang.

Benar, hari ini adalah hari terakhir Naya disekolah.Pekerjaan ayahnya sebagai tentara mengharuskannya berpindah pindah dari satu kota ke kota lain.

Naya berjalan kearah gerbang masuk sekolah . Di sepanjang menuju sekolah, ia hanya menunduk menyembunyikan kesedihan.

"Nay!!! "
Sapa Fika, melambaikan tangan didepan gerbang sekolah.

Lantas Naya mengangkat kepala tersenyum lebar seakan semua beban lenyap .

"AAA Fikaaachuuu!!! "
Naya langsung memeluk erat Fika, menggoyang goyangkan badan kekanan ,kekiri .

"Aduh ....hey hey udah. Ni badan gue mau encok bocah"
Sembur Fika, melepas paksa tangan Naya yang merekat seperti tentakel gurita.

"Ampun nenek"
Naya menangkupkan kedua kedua tangan, meminta maaf.

"Pengen banget gue tumbalin lo ke sungai amazon, tapi sayang lo temen gue "Ujar Fika mengelus dada, menenangkan diri.

"Jangan marah nek, nanti darah tingginya kambuh hahahaha"
Naya berlari sekencang mungkin melewati lorong kelas, demi menghindari Fika

"AWAS LO NAY!!! "

Diary Naya (On Going) Where stories live. Discover now