CINCO|| Un abrazo cálido

16 12 42
                                    

Flashback on

Suasana sore kala itu begitu cerah, langit senja berwarna ungu bercampur jingga dan merah semakin memperindah jalanan kota

Angin menerpa wajah pemuda tampan berusia 17 tahun itu, membuat rambutnya berterbangan barang sesekali.

Ia berjalan menikmati pemandangan, dengan tangan yang diletakkan di saku jeans

Jarang sekali ia keluar rumah selain ke basecamp atau kesekolah. Alasannya cukup simple. Malas

Entahlah, mungkin bosan karena terlalu banyak materi yang harus dicermati serta dipahami.

Belum lagi dengan tuntutan tugas yang terus menggunung meski sudah dikerjakan. Bak mati satu tumbuh seribu. Selesai satu ada lagi seribu.

Bedanya bila yang mati tumbuhan maka akan baik bila tumbuh seribu tumbuhan kemudian.

Tapi bila selesai satu tugas, malah ada tugas lagi hingga seribu. Bisa rontok rambut Arga lama lama sebab terlalu banyak tuntutan tugas yang memenuhi kepala.

Cuaca semula cerah berubah menjadi mendung ,rintik hujan perlahan mulai turun dari atas langit

Semua orang berlari, mencari tempat berteduh. Sedang Arga masih menikmati rintik hujan yang jatuh di atas wajahnya.

/Bruk

Dari arah belakang seorang perempuan berlari, menabrak lengan Arga.

Bukannya meminta maaf perempuan tersebut malah terus berlari kencang mendekati lampu lalu lintas

Sedang Arga melihat seorang wanita yang hendak menyebrang jalan tanpa memperhatikan lampu lalu lintas yang sudah berwarna merah.

Dengan cepat Arga berlari ,sedang disaat truk mendekat Naya berhasil menyelamatkan wanita tersebut.

Namun dirinya terdiam ketika truk semakin mendekat. Pikirannya menatap kosong lampu truk. Seolah ia memang ditakdirkan menerima ini

/Brakk!!!

Suara tabrakan terdengar jelas ditelinga Naya, bersamaan dengan dirinya yang tersungkur akibat dorongan seseorang dari belakang.

Pemuda itu terpental beberapa meter jauhnya hingga tergeletak seketika. Cairan kental merah pekat membasahi bajunya, begitu pula menetes melalui kepala ke samping telinga

Pemuda itu, Arga. Arga menggerakkan tangan dinginnya perlahan meraih cairan yang menetes.

Dilihatnya cairan pekat itu, Arga langsung tergeletak tak sadarkan diri karena remuk yang ia rasakan begitu cepat menjalar ditubuhnya

Flashback off

Gadis berbulu mata lentik itu , mulai membuka matanya, mengedarkan pandangan mendapati ia berada didalam ruangan serba putih dengan infus terpasang ditangan.

Tak lupa bau obat obatan yang tercium begitu kuat masuk melalui hidungnya

Ah iya,
ingatan terakhir yang ia ingat ialah dirinya yang tersungkur penuh luka goresan disertai perih dibeberapa bagian tubuh yang terkena luka gorea itu

"Alhamdulillah Naya udah sadar "
Ujar Tante jane tersenyum lega, sebab ponakan cantiknya sadar

Bunda langsung memeluk erat Naya, sembari menangis tanpa suara. Naya membalas pelukan bunda tak kalah erat.

Menyalurkan ketenangan kepada bunda.

"bun sudah berapa lama naya ngga sadar? "Tanya Naya seraya dengan tangan yang menepuk nepuk punggung bunda

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 24, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Diary Naya (On Going) Where stories live. Discover now