Important Day [IND]

2.5K 40 3
                                    

"Ennard—"

"Tidak sekarang, Michael." Ennard menggeleng, pria itu mengibaskan tangan kepada Michael tanpa melihat ke arah si sulung yang melipat kedua tangan di depan dada dengan dahi mengerut. "Kau main saja dengan adik-adikmu."

Michael merapatkan garis bibir. "Ayolah," dia mencoba membujuk, menarik kecil satu kabel yang terjulur keluar dari punggung Ennard.

"Nanti saja."

Gerutuan terdengar dari Michael setelah kabel itu bergerak menepis tangannya, dia mengelus punggung tangan pelan dan memandang Ennard dari belakang. Animatronik yang sedang berada dalam wujud manusianya itu sibuk memasang baut-baut kecil pada salah satu bagian mesin.

"Tapi kau telah berada di sini sejak pagi!" Michael belum menyerah, tentu saja. Lagipula dia ingin menghabiskan waktu bersama Ennard hari ini.

"Mike biarkan dia bekerja."

Lelaki itu menoleh mendengar ayahnya membuka suara dari sisi lain meja, juga fokus memperbaiki sesuatu. "Hmp." Michael menggembungkan kedua pipi. "Kau akan menahannya di sini sampai malam, aku tidak mau," ujar Michael sembari bersedekap.

William pun akhirnya menoleh pada putra sulungnya tersebut. "Tidak akan," dia membalas. "Sekarang pergilah atau bantu kami."

"Tidak mau." Michael menggeleng, lantas mendengkus. "Tidak sampai Ennard berhenti bekerja."

"Michael."

"I said no, Father."

Mereka berdua saling bertatapan satu sama lain dengan alis bertautan.

Like father, like son. Sama-sama keras kepala.

Ennard membuang napas, akhirnya meletakkan benda di tangannya ke atas meja lalu menarik Michael ke tempat yang lebih jauh dari William—William nampak tak terlalu peduli walau dia mengerling sebentar. Ennard memandang Michael seraya memegang pelan kedua pundak Afton tersebut, Michael hanya balik memandangnya lurus.

"Sayang, dengar," Ennard berkata lembut. "Aku sedang sibuk saat ini, kita bicara nanti, oke?"

"Kau selalu sibuk."

"Michael," Ennard mendesah lelah, kali ini menangkup kedua sisi wajah Michael dengan gemas. "Biarkan aku selesaikan ini dulu lalu setelah itu aku akan bersamamu. Aku berjanji."

Kedua bahu Michael merosot jatuh, merasa kecewa. "Fine," dia membalas ketus, Ennard tersenyum kecil. "But," Michael menambahkan. "Kiss me."

Alis Ennard terangkat mendengar ucapan itu, lantas terkekeh kecil dan menarik Michael mendekat, tanpa banyak bicara langsung menempelkan bibir mereka selama beberapa saat. Michael tersenyum senang di tengah-tengah ciuman tersebut, dia mengalungkan tangan ke leher Ennard dan mendalamkan ciuman mereka sementara Ennard merangkul pinggangnya.

Mereka saling berpandangan dan bertukar senyuman. Michael mematri cengiran di parasnya, memeluk Ennard erat-erat sementara Ennard hanya maklum dengan tingkahnya, mengusap surai kecokelatan Michael.

"Kuharap kalian masih sadar aku juga ada di sini."

Ennard dan Michael menoleh bersamaan ke arah William yang bahkan tidak mau repot-repot menatap mereka. Ennard memutar matanya malas, Michael mengangkat kedua alisnya ke atas.

"Kau sering melakukannya dengan Papa, kenapa kami tidak?" Michael berujar, melepaskan diri dari Ennard dan menyilangkan tangan di depan dada. "Toh kami sudah dewasa."

William mendengkus. "Kau masih bertingkah seperti bocah labil, Mike," dia membalas, melempar baut tepat ke dahi Michael.

"Ouch—! Father kau—"

Anniversary [EnnChael]Where stories live. Discover now