Accident Happens [IND]

829 10 0
                                    

Dia sangat menyebalkan.

Sangat, sangat menyebalkan.

Semua hal tentangnya, wajahnya, rambutnya, suaranya. Ejekan-ejekan sering dilempar kepada satu sama lain tanpa berhenti sama sekali, takkan pernah berhenti. Ujaran-ujaran kebencian, bahkan teriakan penuh kekesalan. Ada rasa jengkel di dalam hatinya, rasa benci yang kemudian tercipta, bagaimana dia bisa melihat sosok lamanya di dalam diri sang pria.

Si Afton sulung itu pernah berseru.

"Aku membencimu!"

Maka dia membalas kata-katanya.

"Aku lebih membencimu."

Ennard memandang lelaki di hadapannya yang memakan lahap pencuci mulut dengan pandangan lembut, dia bahkan tidak mengacuhkan pencuci mulutnya sendiri karena atensinya benar-benar teralihkan oleh sang suami. Semua perhatian hanya tertuju kepada Michael, senyumannya tipis penuh makna. Berpuluh-puluh tahun mereka bersama, dia tidak pernah berhenti mencintainya. Meski ada pertengkaran-pertengkaran kecil setiap hari (meski tidak serius, malah terkesan konyol), atau saling sindir-menyindir sebagai candaan. Dia tak bisa mengelak, bahwa dunianya kini berpusat pada Michael. Apa pun akan dia lakukan, akan dia korbankan untuk lelakinya.

Tidak akan ada rasa lelah dalam terus mempertahankan hubungan mereka.

Meski awalnya dia tidak peduli, tapi Michael berhasil meluluhkannya. Meski awalnya dia selalu menyangkal, tapi Michael kembali berhasil meyakinkan perasaannya. Meski awalnya dia ragu, tapi Michael sekali lagi berhasil membuatnya teguh.

Dari benci menjadi cinta, itu terkesan seperti cerita murahan tapi mereka mengalami sendiri. Kisah mereka di masa lalu hingga sekarang ditulis dengan rapi oleh takdir.

"Hei, kalau kau tidak memakan es krimnya beri aku saja."

"Enak saja." Dia menepis tangan Michael yang akan mengambil hidangan penutup miliknya, Michael cemberut. "Kalau kau masih kurang, pesan lagi sana. Sekalian pesankan aku mocktail."

"Enak saja." Michael mengulang kalimatnya dengan nada sama persis, sebelum dia memeletkan lidah kepadanya dan beranjak berdiri untuk pergi ke kasir. Dia memandang kepergian Michael sembari memutar matanya, ujung-ujungnya Michael tetap melakukan apa yang dia suruh. Tidak butuh waktu lama untuk Michael memesan pesanan, dalam waktu dua menit di sudah kembali. "Mocktail-nya habis," Michael berkata sembari menarik kursi ke depan.

"Bilang saja kau tidak ingin aku meminumnya." Dia menatap Michael yang nyengir lebar dengan bosan. "Latte?"

Michael mengangguk. "Less sugar."

Lelaki itu memang hapal betul dengannya, dia kembali tersenyum tipis dan memangku dagu dengan punggun tangan, sementara tangannya yang lain menyendokkan es krim dari mangkok kecil lalu menyuapkannya pada Michael, lalu dia menyuapkan dirinya sendiri. "Yah," dia berkata setelah itu. "Ini terlalu manis, ambil saja."

"Bukankah kau memesan es krim kopi?" Michael menelengkan kepalanya bingung.

Lantas Ennard mengangguk. "Tapi masih terlalu manis." Dia menyodorkan mangkok es krim tersebut kepada Michael. "Makan saja, lagi pula kau memesankanku latte. Terlalu banyak kafein, bagaimana kalau asam lambungku naik?" Sebelah alisnya tertarik ke atas, dia menarik gelas jus melon milik Michael ke arahnya. "Aku juga bisa saja mendapatkan diabetes karena mengkonsumsi sesuatu manis, kau sudah cukup menggemaskan."

Michael menarik alisnya ke atas mendengar itu, senyumannya agak miring dengan pipinya perlahan memerah, kemudian dia mengerling penuh salah tingkah.

"Lihat?" Ennard menepikan gelas jus itu sedikit. "Kau bertingkah lucu sekarang."

Anniversary [EnnChael]Where stories live. Discover now