❄️heureux

543 47 2
                                    

ו••×

Minho terbangun dengan kedua pipi penuh air mata. Ia baru saja mengalami mimpi buruk, kenangan masa lalu tiba-tiba datang menghantuinya.

Pemuda Lee itu menatap jam yang sekarang menunjukan pukul sebelas malam. Minho masih dengan setia menggenggam tangan seseorang, Han Jisung.

"Ji kakak tadi ketemu Hyunjin, dia bentar lagi nikah sama Jeongin. Kamu gak mau datang ke acaranya hm?" ucap Minho sambil mengusap lembut pelipis sang terkasih.

"Kakak janji bakal nikahin Jisung, tapi Jisung harus bangun dulu" air mata kembali menetes, rasa penyesalan terus mengikutinya selama setahun ini.

"Ji saljunya indah banget loh di luar, kamu yakin gak mau liat? Kamu suka banget sama salju" ia terus menggenggam tangan mungil itu, berharap ada keajaiban menghampiri mereka.

Minho membenamkan wajahnya pada lengan sang kekasih. Tanpa ia sadari, jemari mungil itu mulai bergerak, seperti mencoba menenangkan seseorang yang sedang menangis dalam diam.

Pemuda Lee itu terkejut saat merasakan usapan kecil pada pipinya, dengan tubuh gemetar, Minho mengalihkan pandangan kearah Jisung. Lelaki itu menatapnya lemah.

"Ji kamu bangun..." Ucap Minho pelan lalu segera menekan tombol di samping kasur Jisung guna memanggil beberapa dokter.

Jisung menatap Minho dengan mata berkaca-kaca, ia merindukan lelakinya.

"No... jangan nangis, aku disini sama kamu" ucap Minho selembut mungkin, lelaki itu tersenyum haru melihat kekasihnya kembali sadar.

Tak lama kemudian beberapa dokter dan perawat datang memasuki kamar pasien, guna memeriksa kondisi Jisung saat ini.

"Tuan Minho, anda bisa menunggu di luar untuk sementara waktu" ucap salah satu dokter.

Pemuda Lee itu dengan berat hati melepaskan genggamannya pada Jisung lalu keluar untuk menunggu hasil pemeriksaan dokter.

.

.

.

.

Sudah dua minggu sejak tersadarnya Jisung dari koma, Minho tak pernah bergeser sedikit pun dari samping kekasihnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Sudah dua minggu sejak tersadarnya Jisung dari koma, Minho tak pernah bergeser sedikit pun dari samping kekasihnya. Hari-hari ia lalui dengan menemani si mungil.

"Ji makan dulu buburnya" Minho menyuapi Jisung yang sedang terduduk sambil menonton acara kartun.

"Waktu Jisung tidur, Kak Minho ada dimana?" Tanya Jisung. Pemuda mungil itu sudah bisa berkomunikasi dengan lancar.

Beberapa hari setelah kesadarannya, tubuh Jisung terasa sangat kaku untuk digerakan, namun dengan bantuan terapi, lelaki itu sudah bisa menggerakan tangan namun tidak dengan kakinya.

Jisung mengalami kelumpuhan pada tubuh bagian bawah. Awalnya pemuda manis itu sulit menerima kenyataan bahwa ia tidak bisa berjalan lagi, namun dengan bantuan Minho yang terus memberi semangat juga topangan, Jisung pun menerima keadaannya yang sekarang.

Last Winter With You •Minsung•Where stories live. Discover now