007

2.8K 659 76
                                    

Annyeong!!!

Selamat membaca✨

Sedikit penjelasan tentang kemampuan membaca pikiran milik (name). Jadi (name) hanya dapat membaca pikiran karakter sesuai dengan yang ada dalam mimpinya. Diluar itu dia tidak bisa mendengar.

...

Aku akan bicara terus terang." Ucap Inho.

"Masuklah ke grup kami, oh dan kau juga gadis cantik." Sambungnya sambil menatap Dokja dan (name) bergantian.

'He?! Aku ?! Lagi?!'  -(name)

.<°•°>. .<°•°>.

'Sudah kuduga dia bakal begini. Tapi aku tak menyangka kalau (name) akan ditawari lagi. Jangan-jangan dia terobsesi pada (name).....nggak nggak nggak!' - Dokja.

"Aku bisa memberikan posisi yang tinggi untuk kalian. Aku harap kita bisa memimpin grup ini bersama." Ucap Inho.

"Kalau aku tolak?" Sahut Dokja langsung membuat Inho membeku.

"Haha, menolak? Menarik juga. Aku nggak kepikiran hal itu." Ucap Inho dengan senyum liciknya.

"Kau adalah pahlawan yang menyelamatkan orang-orang dari monster. Bukankah orang dengan kekuatan sepertimu punya kewajiban untuk memimpin semuanya?" Lanjutnya.

'Oh, jadi kau mau memanfaatkanku seperti itu?' -Batin Dokja sambil memegang dagu.

"Ini bukan sesuatu yang muluk-muluk. Aku cuma meminta kau bekerja sama demi kelangsungan hidup semuanya. Apa kau nggak lihat orang-orang yang kasihan disana itu?" Ucap Inho mulai berdalih sedang Dokja hanya menatap datar sekelilingnya lalu beralih menatap gadis disebelahnya.

"Bagaimana denganmu nona?" Tanya Inho pada (name) yang sedari tadi hanya diam.

"Enyahlah!" Jawab (name) dingin namun hal itu malah membuat Inho tersenyum.

"Aku mengerti. Baiklah, cari aku kapan saja kalau kalian berubah pikiran." Ucap Inho.

"Itu nggak akan terjadi." Balas Dokja.

"Haha, kita baru bisa tau itu nanti." Ucapnya lalu melenggang pergi.

"Cih, kau mau memanfaatkan Dokja huh?!" Dokja tersentak mendengar gumaman kecil dari (name). Ia tersenyum tipis lalu mencubit pipi kanan gadis itu membuat sang empu mengaduh.

"Sudah, tak perlu dipikirkan." Ucap Dokja.

...

"Ha? Tuan Hazern ingin bertemu denganku? Kenapa?"

Sekarang (name) sedang bertelepati dengan Byungi. Byungi bilang konstelasinya itu ingin bertemu dengannya. Itupun waktunya belum pasti.

「Eum...maaf nona, saya tidak berhak untuk mengatakan hal itu.」

"...perasaan biasanya kau pasti akan langsung jawab deh."

「maaf nona, nanti saya akan memberitahu nona lagi.」

Setelah itu telepati mereka terputus. (Name) terdiam sejenak. Ini memang baru kali kedua sang konstelasi memanggilnya dan dibanding sebelumnya entah kenapa firasat (name) sedikit aneh kali ini.

'Dari pada itu, sebentar lagi drama akan dimulai. Sebaiknya aku harus menyiapkan kesabaran ekstra dan...bagaimana jika menyiapakan popcorn? Hehehe' -pikir (name) aneh.

"Aku jadi teringat kata-kata Cheon Inho disaat terakhir." Ucap Hyunsung mengundang atensi (name).

"Sesuai yang dia bilang, kita baru bisa tahu nanti. Ngomong-ngomong sudah malam, apa kalian nggak lapar?" Tanya Dokja lalu membuka salah satu plastik berisi makanan yang ia bawa.

Omniscient Reader's Viewpoint X Reader   [Fanfict]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang