14

7.9K 1.1K 37
                                    

Malam itu Zee dan Claus resmi bertunangan walau pun dengan sistem paksa.

Saat Claus berkunjung ke mansion Zee, keduanya berjalan di taman mansion.
"Aku tau, anda tidak mau bertunangan dengan ku.. anda pasti lebih tertarik pada kakak ku kan paduka ?" ujar Zee.

Claus menatap punggung Zee yang berjalan lebih dulu darinya.
"Berapa usia kakak mu ?" Tanya Claus.

Zee berhenti berjalan lalu berbalik menatap Claus.
"Tahun ini 20 tahun" jawab Zee.

'Ah, kami memiliki usia yang sama dan seusia Zen saat itu' batin Claus karena usia Claus saat ini 20 tahun.

"Berapa usia mu yang mulia ?" Tanya Zee.

"Aku 20 tahun dan baru masuk kuliah" jawab Claus.

"Hm.. aku paham" Zee kembali berjalan di ikuti oleh Claus.

"Kau tau paduka, aku belum dewasa.. aku masih 16 tahun.. walau pun aku laki-laki yang bisa mengandung tapi aku belum bisa mengontrol emosi ku" Zee menatap hamparan bunga di sekitar mereka.

"Bagaimana dengan kakak mu ? Apa dia sama seperti mu .. maksud ku, bisa mengandung juga ?" Tanya Claus penasaran.

Zee mengelengkan kepalanya.
"Dia pria normal, kak Vris tidak punya kelainan seperti ku.. dia pintar dan menjadi kebanggaan keluarga, hanya karena aku satu-satunya yang punya kelainan di keluarga ini jadi aku yang di pilih oleh istana"

Claus bisa melihat raut sedih dari wajah Zee.
"Apa kamu sedih akan hal itu ?"

Zee berbalik menatap Claus, dia mengepalkan kedua tangannya.
"Tentu aku sedih! Aku pun ingin hidup normal .. aku.. " Zee meremas baju di bagian perutnya.

"..aku tidak menyukai tubuh ku, aku merasa aneh pada diri ku sendiri"

Claus mendekat lalu menyentuh tangan Zee.
"Aku kenal seseorang yang sama seperti mu, dia tidak pernah mengeluh dan selalu tersenyum.. tidak apa-apa bila kamu berbeda dari orang lain tapi ku harap kamu bisa mencintai diri mu sama seperti orang yang ku kenal dulu" Claus mengingat masa lalunya bersama Zen.

"Apa dia orang yang anda cari paduka ?" Tanya Zee.

"Hm, aku mencarinya hingga detik ini.. aku terus mencari keberadaannya" Claus berbalik, dia bisa melihat Vris kakak dari Zee keluar dari mobilnya.

Saat mata mereka bertemu, Vris tersenyum lalu menunduk singkat.
Zee melihat tatapan dari Claus, dia tau kalau Claus ingin bicara dengan kakaknya.

Zee meremas celananya lalu dengan cepat dia melambai pada Vris.

"Kak ! Hei.. kak!! Kemari !!" Panggil Zee.

Vris menunjuk dirinya, Zee langsung mengangguk. Vris berjalan kearah Claus dan Zee.

"Selamat sore yang mulia" Vris menunduk singkat yang Claus balas dengan anggukan.

"Ada apa Zee ?" Tanya Vris.

Zee menarik kakaknya lalu menuntun Vris untuk berdiri di dekat Claus.
"Aku ada tugas sekolah! Temani yang mulia jalan-jalan di taman"

"Ak-aku ?"

"Iya! Dah.. aku pergi dulu!" Zee langsung berlari meninggalkan mereka berdua.

"Eh! Zee.. Hei ! Ah.. ya ampun" Vris menyentuh wajahnya, dia menoleh kearah Claus.

"Se-sekali lagi maafkan adik ku yang mulia" Vris tersenyum canggung tapi Claus membalasnya dengan senyuman manis.

Deg.
Vris terdiam saat melihat senyuman Claus.

Lama keduanya hanya saling bertatapan tanpa bicara seolah mengagumi satu sama lain, Zee yang sudah sampai di kamar hanya bisa melihat Vris dan Claus dari balkon kamarnya di lantai dua.

Zee menghela nafasnya berat.
"Sudah ku katakan, aku menolak pertunangan ini.. aku tidak sesempurna kakak ku, mereka terlihat cocok" gumam Zee dengan tatapan sedih.

.
.

Bersambung ...

(Tamat) My King : Mpreg (BL21+)Where stories live. Discover now