park jihoon ; tetangga

12 0 0
                                    

Matamu tertutup rapat karena berada dalam mimpi. Badanmu enggan untuk bangun dari tempat dan masih ingin merebahkan tubuhmu. Kamu merasakan ketenangan yang luar biasa hingga satu orang mengganggu ketenganmu.


"WOI BANGUN", ucap orang itu

"KEBO BENER, BANGUN WOI"


Kamu yang merasa terganggu dengan suara itu, terpaksa membuka mata untuk mengumpulkan kesadaran siapa yang menganggu ketenanganmu. Dan benar saja sesuai dengan apa yang ditebakmu orang itu adalah Jihoon, tetanggamu dari kecil.



Ia memang memiliki sikap yang tidak bisa diam dan cerewet namun karena sikapnya itu yang membuat kamu lama berteman dengannya meskipun ia menyebalkan dan sudah lama menaruh hati padanya, namun karena sifat Jihoon yang menyebalkan membuatmu enggan untuk mengutarakan isi hatimu. Menyadari bahwa Jihoon yang berteriak di depan kamarmu, sontak kamu membalas teriakannnya



"WOI, BISA DIEM GA SIH LO?! GUE NGANTUK, JI", balasmu


"BURUAN BANGUN KEBO, GUE DOBRAK NI PINTU. BANGUN GA"


Dengan langkah gontai dan perasaan kesal, kamu beranjak dari kasur dan membuka pintu kamarmu untuk melihat oknum yang menganggu dirinya.

Setelah dibuka, tampaklah wajah tak bersalah Jihoon sembari dengan senyum manisnya.


"Nah gitu dong, bangun. Anak perawan masa bangunnya siang? Pagi Sayang", ucap Jihoon

"Paan si lu, sayang-sayang. Mau apa lo? Gue ngantuk, Ji", kesalmu yang sebenarnya salting juga

"Bilang aja salting, temenin gue yuk"

"Kemana?"

"Temenin gue beli bahan masakan mama, mama nyuruh gue cuman gue ga ngerti sama butuh temen aja", ajak Jihoon


"Masa lu ga ngerti? Lu kan bisa masak, taulah bahan masakan. Udah sendiri aja, ya. Gue mau tidur", balasmu dengan segera menutup pintu namun belum sempat tertutup lenganmu ditahan oleh Jihoon

"Please, bantuin. Masa iya lu tega gue pergi sendiri, nanti gue dikejer-kejer banyak cewek gimana? Secara kan gue ganteng, jadi nanti gue bisa ngakuin lu pacar gue", Jihoon beralasan

"Paan sih sok kecakepan banget, heran. Yauda iya, gue mandi dulu. Tungguin, eh jangan lupa burger king 2 ya"

"Eh apaan? Kan tadi janjinya gaada imbalan"

"Kalo gaada, gue gamau pergi"

"Yauda iya, burger king 1"

"2, Jihoon"

"1"

"2"

"1, yang"

"IH APAAN SIH, 2 POKOKNYA. DAH SANA GUE MAU MANDI", kamu segera menutup pintu dan bersiap mandi. Sangat berbahaya untuk keadaan jantung jika kamu berlama lama dengannya. Sedangkan Jihoon yang berada di luar kamarmu sedang cekikikan menahan tawa.


















Selesai kamu bersiap, kamu keluar dari kamar dan segera turun menghampiri Jihoon yang sedang menunggu kamu. Menyadari adanya kehadiranmu, Jihoon yang sedang menonton acara gosip di TV bersama mamamu mulai menaruh fokus padamu.


"Nah gitu dong, kan cantik. Ayo pergi", ajak Jihoon

"Paan si ah, yauda ayo. Mah, aku pergi dulu", izinmu

"Iya ati-ati"

"Pergi dulu ya, mah", izin Jihoon

"Iya, Hoon. Ati-ati ya, jangan kemaleman"


"Iya, mah"










Kalian berdua melesat pergi menggunakan mobil yang dikemudikan oleh Jihoon. Sementara di dalam mobil terjadi keheningan, hanya ada suara kendaraan di jalanan dan polusi dari knalpot. Menyadari adanya keheningan, Jihoon membuka obrolan.



"Lu kenapa sih, diem aja", ucap Jihoon

"Gapapa", balasmu

"Gapapa nya cewe tuh berarti ada apa apa", kata Jihoon

"Ya gue sebel sama lu, gue tuh ngantuk tapi lu malah bangunin gue sambil teriak-teriak. Gue tuh abis begadang, nugas. Pengennya gue tuh tidur sekarang", keluhmu. Jihoon mendecak.


"Yaudah maaf ya, ga gitu lagi deh gue. Sekarang tidur aja ya, nanti gue bangunin", ucap Jihoon sembari mengelus suraimu pelan



"I-iya", ucapmu menahan salting. Dan kamu terlelap.












Mobil pun berhenti. Jihoon memarkirkan mobil dan membuka seatbelt. Ia hendak membangunkanmu.


"Bangun yuk, udah sampe", ucap Jihoon pelan sembari mengusap suraimu pelan


"Hm, udah?", kamu membuka matamu pelan dan pandangan pertama yang kamu lihat adalah wajah tampan milik Jihoon yang sedang tersenyum.


"Iya udah, yuk turun", ajak Jihoon. Kamu membuka seatbelt dan segera menyusul Jihoon yang sudah diluar mobil.

Jihoon yang menyadari kamu sudah keluar dari mobil mulai menggandeng tanganmu dan memasuki gedung mall dan berjalan menuju area supermarket, kalo ga digandeng katanya takut ilang.










Jihoon mendorong trolley dan kamu yang memegang list belanja titipan mama Jihoon. Kamu berjalan di depan Jihoon dan mendata barang apa saja yang sudah diambil.


"Yang belom apa aja?", tanya Jihoon

"Tinggal kecap, Ji"

"Yaudah yuk buruan"


Kalian segera menghampiri rak kecap. Setelah semua belanjaan terkumpul, kalian berdua berjalan menuju kasir. Sampai di kasir, kamu mendata kembali barang belanjaan siapa tahu ada yang tertinggal. Jihoon yang menyadari kamu sibuk mendata, mulai menjahili.


"Eh, terigu belom", ucap Jihoon

"Hah? Itu yang lu pegang apaan, bahlul", kesalmu karena Jihoon mulai menjahilimu


"Hehe ya maap. Jangan marah marah dong, Sayang", ucap Jihoon. Sontak ucapan Jihoon membuat mereka menjadi pusat perhatian, tak sedikit kaum hawa yang baper dibuatnya


"Heh, jangan malu maluin ah", ucapmu yang kesal sekaligus salting

"Iya haha, makasih ya mba"

Kalian segera beranjak dari area supermarket menuju area parkir dan menuju burger king yang kamu inginkan.








"Mba, burgernya 3 ya", pesan Jihoon

"Hah? Banyak banget? Kita kan cuman bedua", bingungmu

"Tadi kan lu mau nya 2"

"Becanda, Ji. 2 tuh, masing masing 1 aja gitu"

"Beneran?"

"Bener"

"Ga nyesel?"

"Engga"

"Yaudah, mba burgernya 2 aja ya. Maap ya mba, pacar saya banyak maunya", ucap Jihoon. Sang lawan bicara hanya mengatakan tidak apa apa sambil tersenyum

"Apaan si lo, pacar apaan. Jadian aja ga pernah", protesmu dan mengecilkan suara pada kalimat akhir namun Jihoon dapat mendengarnya dan ia tersenyum


"Gue denger. Mulai hari ini lo pacar gue, oke cantik?"















oke ga tuh? wkwk maaf kalo kurang ngefeel

daydream ;  Treasure ImagineWhere stories live. Discover now