doyoung - ketua kelas

0 0 0
                                    

Tentu lelaki yang pintar menjadi salah satu tipe idaman banyak wanita. Selain tampan, pintar juga merupakan hal yang menarik dari para lelaki. Entah pintar di bagian akademis ataupun non akademis.

Ketua kelasmu merupakan salah satu pria idaman, tak sedikit yang kagum bahkan jatuh hati padanya. Kepribadiannya yang baik dan mudah diterima banyak orang membuatnya semakin banyak dipuji.

Kamu salah satu yang menaruh hati padanya namun tidak terlalu percaya akan dirimu. Karena merasa jauh dari dia.

"Doy", panggil temannya, Seunghan. Sang empu nama hanya menoleh namun pandangannya bukan kepada pemanggil, tapi kepadamu yang notabenenya duduk di sebelah temannya.

"Woy, gue yang manggil. Malah liat sebelah gue", jawabnya sebal. Kamu yang merasa terpanggil pun melihat ke arah mereka. Sontak kalian melakukan eye contact dalam beberapa detik namun sukses membuat hatimu berdebar. Kalian berdua tersentak karena panggilan dari temannya Doyoung.

"Woy, malah pandang-pandangan, kaya sinetron lu bedua", protesnya. Kamu langsung menunduk karena tidak mau menjadi pusat perhatian. Doyoung hanya terkekeh kecil melihat tingkahmu yang lucu.

"Jangan teriak bisa ga sih? Lagian lu manggil doang, kaga ada perlu", jelas Doyoung.

"Gue manggil lu tuh karena gue ada perlu, bukan manggil lu ga jelas kok. Itu kata anak kelas sebelah, mapel matematika mau bikin kelompok terus yang anak pinter jadi mentornya. Gue yakin lu bakal jadi mentor, jadi nanti masukkin gue ya ke kelompok lu", jelasnya panjang lebar dan diakhiri dengan senyuman. Doyoung yang mendengar penjelasan itu hanya terdiam dan merencanakan sesuatu.

"Heh gimana? Masukkin gue ya?", desaknya

"Iya elah, banyak omong lu", ketusnya. Seunghan pun hanya mencebikkan bibirnya, kesal dengan jawaban Doyoung yang jutek.




Jam pelajaran sejarah berlalu, berganti dengan pelajaran matematika. Seperti yang dikatakan Seunghan, betul saja guru matematika ingin membuat kelompok. Satu kelompok belajar berisikan 4 orang, 1 mentor dan 3 anggota. Doyoung menjadi salah satu mentor, karena ketua kelas wajib menjadi mentor di salah satu kelompok.

Satu persatu murid dipilih oleh sang mentor. Tiba saat salah satu mentor hendak memilihmu, sontak Doyoung menginterupsi.

"Eh dia sama gue ya", selanya. Riuh kelas terdengar karena ini pertama kalinya Doyoung terlihat jelas memilih wanita di kelasnya.

Kamu pun tersipu malu karena menjadi pusat perhatian bukanlah keinginanmu, apalagi dipilih oleh sang ketua kelas sekaligus pujaan hati.

Seluruh murid sudah terbagi menjadi beberapa kelompok. Doyoung sebagai mentor mulai mengajak anggotanya untuk berkumpul. Kamu mempersiapkan buku untuk ikut dengan kelompokmu. Doyoung memastikan anggotanya namun kurang satu, yakni kamu. Tak lama kamu sampai ke tempat berkumpul mereka, sudah ada Doyoung, Seunghan, dan Sohee.

Saat kamu hendak duduk di sebelah Sohee, Doyoung segera menarik tanganmu pelan untuk duduk di sebelahnya. Sohee yang melihat itu pun langsung protes

"Ga akan gue apa-apain kali, Doy. Takut amat", protesnya. Doyoung hanya terkekeh

"Tau kok, cuman biar nyaman aja pembelajarannya", jelasnya

"Halah modus lu", cibir Seunghan. Doyoung hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.

Pembelajaran pun dimulai, namun kamu sama sekali tidak fokus karena saat menjelaskan Doyoung hanya melihat dirimu. Kamu mencoba fokus mengerjakan namun kamu tidak mengerti dengan soalnya. Kamu pun hendak bertanya pada Doyoung.

"Doy", panggilmu. Doyoung yang sedang mengajari Seunghan pun segera menoleh.

"Iya, kenapa? Ada yang ga ngerti?", tanya Doyoung panjang

"Hmm iya ini soal nomer 5, gimana ya caranya?"

"Sini-sini, gue jelasin" Doyoung pun segera menjelaskan soal yang tidak kamu mengerti. Setelah sekian lama, Doyoung merasa ada debaran di hatinya karena panggilanmu.

Interupsi dari sang guru memecah fokus para siswa. Dikarenakan soal yang banyak, bu guru pun meminta sebagian soal dijadikan pekerjaan rumah. Beberapa murid membereskan alat tulisnya, begitupun kamu dan teman sekelompokmu

"Kalo ada yang ga ngerti, chat gue aja ya. Mau telfon juga boleh, biar lebih jelas gue ngajarinnya", tawar Doyoung padamu.

"Aku juga dong kakak Doyoung", ujar Seunghan dengan nada menjijikan

"Apaan sih lu, bukan ke lu juga"

"Dih lu pilih kasih, masa ke dia aja"

"Ya lu kalo mau, chat aja", jawab Doyoung.

Jarum jam menunjukkan pukul 7 malam. Kamu tengah berkutat dengan tugas matematika yang diberikan gurumu. Kamu memang tidak terlalu menyukai matematika karena sulit memahami materinya. Kamu teringat akan pesan Doyoung saat di kelas. Jika kamu kesulitan, maka hubungi saja Doyoung sebagai mentormu itu.

Jari jemarimu bergerak untuk menghubungi Doyoung sampai balasan darinya kamu terima. Hanya ada link zoom meeting yang tertera disana, kamu pun bersiap dan mulai menekan link itu. Setelah tersambung, muncullah sang pujaan hati yang tengah menunggumu

"Hai!! Ayo gue ajarin", sapanya dengan senyum lebarnya. Kamu pun mengangguk sebagai tanda jawaban.







Setelah kalian berkutat dengan soal matematika, kamu pun hendak mengakhiri meeting tersebut.

"Doy, makasih ya udah ngajarin gue. Maaf gue ngerepotin malem malem", ujarmu

"Gapapa kali, ga ngerasa direpotin kok. Tapi semua udah ngerti kan?" tanyanya lagi memastikan

"Iya udah kok, jelas banget. Makasih banyak, udah dulu ya gue ngantuk mau tidur", ucapmu hendak mematikan sambungan.

"Eh iya bentar, jangan dimatiin dulu. Kalo besok gue jemput lu ke rumah gimana? Kita pergi ke sekolah bareng, mau ga?" tawarnya

"Ga ngerepotin kah?"

"Udah gue bilang, gue seneng direpotin lu. Mau ya? Oke, besok gue jemput. Siap siap ya princess", jawabnya sambil diakhiri dengan kedipan mata lalu memutuskan sambungan.

Kamu yang mendapat serangan dari Doyoung pun merasa mulai menggila karena perhatian yang Doyoung lakukan. Sudah dipastikan kamu susah tidur karena besok Doyoung akan menjemputmu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 14, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

daydream ;  Treasure ImagineWhere stories live. Discover now