61. AKHIR BAHAGIA

1.1K 97 28
                                    

"Juan, kita jemput Raden sekarang. Barusan dia telepon Mama tapi tiba-tiba nggak nyahut waktu Mama panggil berkali-kali." Ucap Ghina kalut menghampiri Juan yang sedang melayani pembeli yang sedang membayar.

Melihat kegelisahan dari Ghina yang teramat luar biasa, Juan langsung berdiri dari duduknya dan menghampiri Mamanya tersebut. Memberikan pekerjaannya kepada pegawai di sebelahnya.

"Adik kamu sakit." Ucap Ghina sambil menangis, tangan kirinya memegang pundak Juan agar tubuhnya tidak luruh ke lantai.

Juan terdiam. Mamanya sudah tahu. Apa Hilal sendiri yang sudah memberitahukannya? Tentu saja, siapa lagi memang?

"Ayo jemput dia. Raden harus cepet-cepet dioperasi." Ucap Ghina.

"Mama tenang dulu." Balas Juan sambil merangkul pundak wanita itu, dan menuntunnya ke belakang agar mereka tidak menjadi pusat perhatian.

"Biar aku yang jemput Hilal. Mama tenangin diri di sini. Jangan berpikiran macem-macem, Hilal pasti baik-baik aja." Ucap Juan pelan. Tangannya mengusap air mata yang membasahi wajah Ghina dengan kedua Ibu jarinya.

"Biarin Mama ikut." Balas Ghina.

Juan menggeleng pelan. "Mama percaya sama aku. Aku Kakaknya, biar Hilal aku yang urus. Di baik-baik aja di sana. Mama tunggu di sini." Ucap Juan lembut.

"Nanti langsung telepon Mama kalau kamu udah ketemu Raden." Ucap Ghina.

"Iya. Papa bentar lagi balik ke sini. Aku pergi dulu." Setelah itu Juan melangkah pergi ke luar dari restoran, dan mengemudikan mobilnya dengan kecepatan di atas batas normal.

Dalam benak Juan dirinya yakin jika Hilal masih baik-baik saja, Adiknya pasti sedang menjalani ujian dengan serius. Hilal Anak yang ambisius, Juan tahu itu.

Sampai di tempat tadi pagi dirinya menurunkan Hilal, Juan langsung berlari mencari kantor di mana dirinya bisa menanyakan semua info yang ada di sini.

"Kebetulan, saya baru saja ingin menelepon anggota keluarga Hilal. Tadi Hilal tidak sadarkan diri dan sekarang sedang dibawa ke Rumah sakit." Kira-kira seperti itu yang Juan dengarkan mengenai keberadaan Adiknya saat ini.

Mobil yang dikendarai Juan kembali membelah jalan raya menuju Rumah sakit yang dimaksud.

Ini Rumah sakit tempat Arabella dirawat. Juan baru sadar setelah menginjakkan kaki di sana.

Selesai memarkirkan mobilnya, Juan bertanya di mana Hilal berada. Di sana ada Guru Hilal yang tengah menunggunya, mungkin orang di tempat tadi sudah memberi tahu jika akan ada anggota keluarga dari Hilal yang akan datang ke Rumah sakit.

"Saya Kakaknya Hilal." Ucap Juan terus terang begitu sampai di depan dua Guru laki-laki tersebut.

•••

Setelah melihat Hilal dan mempersilahkan Guru Hilal pergi, Juan ke luar dari ruangan itu lalu mengambil ponselnya di saku jaket yang dirinya kenakan.

Seperti janjinya tadi, dirinya akan menghubungi Mamanya meskipun ini berat.

"Assalamualaikum, Juan, gimana Raden?" Tanya Ghina saat panggilan terhubung, mendahului Juan yang meneleponnya terlebih dahulu.

"Waalaikumsalam, Ma." Balas Juan.

HILALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang