LIMA BELAS

10.6K 907 23
                                    

Sepeninggal Alan dan Anne, seseorang pria menatap rumit pintu kamar yang di dalamnya ada seorang pria tengah terbujur kaku atau bisa dibilang tengah koma.

"Bagus. Dengan begini, lo gak akan bisa gangguin Anne lagi, dan gue harap lo mati aja."

Ucapnya tersenyum jahat khas pyschopath.


______________________________________

Hujan mengguyur kota kembang dengan derasnya, ayam yang biasanya pagi-pagi berkokok, kini tergantikan dengan derasnya suara air hujan diiringi oleh geledek dan petir yang membuat suasana menjadi agak mencekam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Hujan mengguyur kota kembang dengan derasnya, ayam yang biasanya pagi-pagi berkokok, kini tergantikan dengan derasnya suara air hujan diiringi oleh geledek dan petir yang membuat suasana menjadi agak mencekam.

Anne menutup kembali tirai kaca rumahnya. Menatap jam, waktu sudah menunjukkan pukul 8 pagi, seharusnya ia sudah di Toko sekarang. Ia menghela nafas kembali melihat hujan yang semakin deras.

"Hari ini kayaknya aku gak buka deh."

Monolognya meresapi tenangnya suara air hujan. Anne sangat suka hujan, bahkan Anne menganggap hujan sebagai sahabatnya. Orang lain mungkin berpikir gila menganggap hujan sebagai sahabat, tapi, lain dengan Anne. Anne bukan mau sok unik atau semacamnya, tapi kalo sudah suka dan sayang mau bagaimana lagi, kamu juga kan udah tau sering disakiti tapi tetep aja kalo suka mah, tetep sayang. Ya, begitu pula dengan Anne.

"Mah?"

Anne membuka kelopak matanya, ia menoleh kebelakang.

"Tadi katanya mau tidur lagi?"

Anne menghampirinya kemudian berhenti dihadapannya.

"Engga jadi, takut geledek soalnya hehe."

Ujarnya tersenyum malu saat mengatakan geledek. Anne mengangguk paham kemudian duduk di sofa panjang.

"Sini!"

Anne menyuruh ABG itu untuk duduk disampingnya. Alan pun mengangguk, kemudian dengan malu duduk di samping Anne dengan dada berdebar-debar.

Anne lantas menepuk-nepuk paha yang dilapisi celana panjang itu untuk menyuruh ABG itu untuk tiduran di pangkuannya.

"Memang b-boleh Ma?"

Anne mengangguk. Alan lantas salah tingkah saat mamanya itu menyuruhnya untuk tiduran di pahanya. Ia tambah berdebar kencanya sekarang, ia ingin sekali, tapi rasa malunya itu yang membuatnya tidak bisa diajak kompromi. Tapi akhirnya Alan pun menjatuhkan kepalanya di pangkuan Anne.

Anne mengusap surau hitam kelam itu dengan lembut dan sayang. Bohong jika ia sudah tidak sayang dengan anaknya itu, lima tahun ia merawatnya dengan penuh kasih sayang, mana mungkin setelah satu tahun ia tinggalkan, rasa sayangnya itu tiba-tiba menghilang begitu saja, mana mungkin, meskipun ia seorang ibu sambung untuknya, tapi rasa sayangnya kepada anak ini sama dengan ia menyayangi dirinya sendiri.

Ditatapnya Alan dengan lembut dan hangat, tangan satunya mengusap pipi anak itu dengan lembut, Anne menghentikan usapan tangannya, matanya merasakan benjolan sebuah bekas pukulan di bawah telinga yang sudah menghitam, Anne menatap bekas itu dengan hati teriris, memang apa yang terjadi satu tahun kebelakang ini dengannya? Anne bertanya dalam diam, tangany kembali mengisap wajah putranya itu dengan lembut.

Terdengar suara dengkuran halus menandakan ABG ini sudah tertidur. Anne menghentikan usapannya, beralih memandangi wajah anaknya. Ditatapnya dengan lamat-lamat wajah rupawan anaknya itu yang sekarang terlihat sangat kurus, Anne kembali berpikir apa memang ia tidak diberikan makan disana? Batinnya. Dan lagi bekas pukulan apa ini.

Anne menghela nafas berat, sulit baginya melihat anak yang disayanginya itu terluka, walaupun Anne tak melahirkannya, tapi tetap saja, Anne tak rela melihatnya terluka, Anne memang dari awal bertemu kembali dengan Alan tentu saja sangat senang bisa kembali bertemu, terlebih lagi sifatnya sekarang sudah berubah tidak seperti dulu. Anne bersyukur akan hal itu, sangat, sangat bersyukur, bahkan sekarang melihatnya terluka Anne ingin sekali kembali merawat anaknya itu, iya anaknya Alan. Meskipun statusnya bukan ibu sambung lagi, tapi, baginya, anak tidak bisa disebut mantan, karena anak tetap anak, jadi...

Alan masih tetap akan menjadi anaknya sampai kapanpun







TBC

Assalamu'alaikum, balik lagi denganku di cerita ini. Gimana chapter ini? Gaje ya ? Hahaaha.

Eh lupa, gimana kabarnya? Pada sehat-sehat kan? Udah makan? Udah Sholat? Udah Istigfar?

Oiya, terimakasih untuk yang ingetin tentang typo kata-kata di cerita aku dan juga terimakasih untuk semuanya selalu mendukung dan menunggu setiap update ini cerita. Pokonya, aku makasih banget. Tak lupa, makasih juga buat yang udah vote dan komen, makasih ya, kalain baik tau.

Jadi gak ada niatan nge jawab nih pertanyaan dari aku soal Cast, jadi maunya tetep itu aja cast nya, gak mau ganti? Yaudah gapapa yang itu aja deh ya, soalnya cari cast susah, susah nyari bapak-bapaknya tau.

Udha segitu aja dari aku. Jangan lupa juga jaga kesehatan, sekarang musim penyakit demam.

Jangan lupa juga tinggalin jejak dulu ya!!!!

Salam hangat dari aku ya

Come Back Mama Anne : Available in e-booksWhere stories live. Discover now