🐒 Part II | Jailangkung

910 114 17
                                    




...






...

"Aheng! Cepetan dong ah! Ngeselin banget heran. Panas nih!" Kalo dilihat-lihat mereka tuh kaya bukan adek-kakak, tapi malah kaya Pembantu sama Majikan.

Hendery menghela nafasnya mencoba untuk tetap tabah dan bersyukur punya adek cantik macam Renata tapi galaknya nggak kira-kira.

Tadi cewek itu bilang mau pulang bareng Aya, tapi tiba-tiba berubah pikiran. Padahal Hendery tadi udah keburu nyampe rumah bareng Willy.

"Ya bareng Bapak kalo nggak mau kepanasan. Apa bareng anaknya Pak Yudi tuh." Sahut Hendery.

Pak Yudi itu Pak Camatnya Kecamatan Sidomukti. Mukanya kelihatan galak banget. Tapi kalo udah senyum, senyumannya langsung bisa mengobati luka hatimu. Dan senyuman itu nurun ke anaknya.

"Jeriko?? Emoh lah! Edan yae." Renata yang katanya udah capek itu nyatanya masih aja punya tenaga buat ngegasin Kakaknya.

Bener-bener emang si Renata. Kostumnya sih Putri Salju, tapi tingkah dan kelakuannya kaya Penyihir Jahat.

Sebuah mobil bmw 4 series gran coupe, melaju mendekat kearah Renata dan Hendery. Sosok Renata tak luput dari pandangan sang pengemudi.

Bahkan hingga mobil itu melaju melewati mereka. Pengemudi itu masih sempat-sempatnya menilik Renata dari spion mobilnya.

"Itu beneran anaknya Pak Kuncoro? Yang jadi Mayoret tadi kan?" Tanya seorang wanita, alias Istri dari Bupati Kab. Semarang begitu mobil mereka melewati Renata.

"Iya. Ragilnya Pak Kuncoro sama Bu Tamara. Cantik ya anaknya?" Sahut sang suami. Sebut saja Jaelani.

Sang pengemudi yang adalah anak pertama dari Sang Bupati pun masih sesekali menilik ke belakang lewat kaca spion tengah.

Namanya Amarka, lulusan terbaik FH Undip. Sekarang udah jadi Advokat mahal.

"Jevano sama Aji udah duluan ya, Ka?" Tanya Jaelani.

"Kayanya iya, Pa. Mobilnya Si Vano udah nggak ada pas aku ambil mobil tadi."  Sahut Amarka. Kini pandangannya fokus kearah jalan raya setelah sosok Renata tak lagi terlihat dari spion mobilnya.


...



Arjuna ternyata sudah tiba di rumah lebih dulu. Padahal biasanya Panitia acara pulangnya yang paling akhir. Mana Arjuna kan Ketua Panitianya.

Turun dari motor Hendery, Renata memperhatikan sebuah mobil yang asing terparkir dekat mobil Honda HRV Si Bapak di pelataran rumahnya.

Bukan asing karena Renata nggak tau itu mobil merk apaan, tapi lebih ke mobil modelan kaya gitu mana pernah sampe terparkir di halaman rumah luasnya.

Mobil Jeep Compass putih itu terparkir dengan begitu gagahnya disana.

"Ada tamu siapa tuh?" Renata bermonolog sambil membenarkan letak tongkat mayoret pada genggamannya.

Hendery pun memarkirkan motornya di sebelah motor Arjuna. Sejajar dengan mobil Si Bapak dan mobil tamu tersebut.

Nggak lama kemudian Arjuna keluar dengan agak grusa-grusu.

"Sopo Jun?" Tanya Hendery. Renata ikut nyimak.

"Pak Jos sama anak plus istrinya."

"Wattt???!" Renata kaget bukan main. Hendery juga kaget, cuma nggak seheboh adeknya itu.

Ini ada apa coba Wali Kotanya Salatiga bertamu ke rumah mereka?

"Udah ayok buruan! Kalian disuruh Bapak sama Ibu buat kasih salam ke mereka! Koko, sama Abang juga udah di dalem." Ucap Arjuna yang segera berbalik kembali masuk kedalam rumah dengan disusul oleh Hendery.

"Anjeemm! Aku belum hapus make up! Malu! Aku lewat belakang aja."

Hendery menghentikan langkahnya dan menoleh kearah adiknya itu. "Udah. Nggak apa. Siniin Batonnya, biar Aa yang bawa."

Renata mau nggak mau pun tetep harus masuk kedalam rumah.

Terdengar sayup-sayup perbincangan dengan selingan canda tawa di ruang tamu Keluarga Pak Kuncoro. Suara itu pun semakin jelas ketika Renata sudah berada di ambang pintu rumah.

"Nah ini anaknya."

Tubuh Renata seolah langsung beku begitu semua pasang mata terarah padanya.

"Sini dek.." seru Tamara selaku Sang Ibu, mengisyaratkan pada Renata untuk segera masuk ke dalam rumah dan duduk di dekat Bapak.

Tatapan Hendery kepada saudara-saudaranya syarat akan pejelasan. Namun cuma gelengan yang dia dapat, karena sebenarnya mereka juga nggak tau mau ada apa.

"Jadi ini anaknya Pak Josua pengen ketemu kamu, Dek. Dia itu punya studio foto, dan pengen kamu jadi salah satu modelnya." Ucap Kuncoro mengawali untuk memecahkan kebingungan diantara anak-anaknya.

Sosok pemuda yang duduk di dekat Pak Josua pun tersenyum, lalu bangkit untuk menjabat tangan Renata.

Renata dengan gerakan canggung pun juga berdiri dan menyambut uluran tangan tersebut.

"Haidar." Ucap pemuda itu memperkenalkan diri.

"Renata." Sahut Renata setelah tangan kanannya berhasil berada di dalam genggaman Haidar.

Hingga pada detik berikutnya Renata dibuat terkesiap akan sebuah usapan lembut di punggung tangannya oleh ibujari Haidar. Renata memelototi Haidar yang masih saja tersenyum manis padanya.

Buru-buru Renata menarik tangannya dari pria itu, lalu kembali duduk di dekat Bapaknya.

Gila. Kenal aja enggak. Berani usap-usap.

Sialnya nggak ada yang menyadari perbuatan Haidar tersebut.


...



Tamara menyusul anaknya yang sudah berada di kamar setelah kepulangan Pak Josua beserta keluarganya.

Renata udah mandi bersih. Bahkan tangan bekas usapan Haidar tadi dia semprot-semprot pake handsanitizer, dan dilap pake tisu basah berkali-kali.

"Kenapa kamu tolak tawaran anaknya Pak Jos tadi, hhm?" Tanya Tamara sembari duduk di dekat anaknya di tepi kasur.

"Nggak mau aja." Sahut Renata cuek.

"Nggak mau dicoba dulu? Siapa tau cocok. Lumayan loh honornya bisa buat tambahan uang jajan kamu." Kata Tamara bak sales profesional.

"Kan udah ada Bapak, Ibu, Koko, Abang, Aa, sama Mas yang bisa kasih uang jajan buat aku."

Tamara jaw drop. Tapi omongan Renata bener juga.

Lagian bukannya Tamara dan Kuncoro nggak mampu lagi kasih uang jajan buat Renata. Tapi kan tetep aja, apa Renata nggak pengen punya uang dari hasil jerih payahnya sendiri?

Tamara lupa dulu dia ngidam apa pas hamil Renata.

...




Menurut kalian Renata jadinya sama siapa di akhir nanti??
🤭🤭


Kembang DesaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang