🐒 PART V | Kompetisi

982 111 30
                                    







...

Selama meminum obat dari Dokter Jevano, siklus menstruasi Renata mulai kembali normal. Dan hari ini adalah jadwal kontrol terakhirnya.

Renata sudah menunggu Ibunya di Pos Security Sekolah. Dilihatnya jam yang melingjar ditangannya. Sudah lewat sepuluh menit, tapi Ibunya belum juga tiba. Padahal biasanya Ibunya itu tidak akan pernah membiarkan Renata menunggu. Tidak hanya berlaku untuk Ibunya tapi juga Bapak, dan Kakak-kakaknya.

Ponsel Renata berdering, Ibunya menelepon.

"Halo, Buk? Kok belum nyampe??"

"Udah. Udah nyampe."

"Mana? Aku nggak lihat." Renata celingukan mencari dimana posisi mobil Ibunya.

"Kamu lihat mobil CR-V putih?"

Renata mengerutkan keningnya. "Heem. Di sebelah gerbang. Ibu ganti mobil?"

"Enggak. Itu Dokter Vano udah nungguin kamu dari tadi."

"HAH??"

"Ibu udah nyampe duluan di kliniknya Dokter Vano, kamu kesini bareng Dokter Vano. Oke?"

"Ihhh! Kok gitu?? Ini aku lagi degdegan parah gimana donggg?????" Renata bergerak gelisah. Maju segan, mundur tak mau. Tapi dia seneng. Tapi degdegan.

"Nggak papa. Tadi Dokter Vano sendiri yang minta izin Ibu buat jemput kamu sekalian dia pulang dari Rumah Sakit."

Renata menggigit bibir bawahnya. "Ibuuk~" rengeknya.

"Cepetan! Ibu tungguin disini!"

Dan panggilan pun berakhir.

Renata berhenti sejenak untuk berpikir. Bingung tapi seneng juga di dijemput Vano. Akhirnya dia segera nyamper mobil Vano, yang disana Vano tengah menurunkan kaca mobilnya untuk menyapa Renata.



...




Vano tersenyum manis memperhatikan gerak-gerik Renata yang cukup kentara kalo gadis itu begitu gugup berada dekatnya. Seringkali dia memergoki Renata tengah mencuri pandang sambil tersenyum malu. Membuat Vano yang sedang mengemudikan mobilnya agaknya sedikit mengurangi kecepatan laju mobilnya.

Sengaja.

"Perutmu masih sakit?"

"U-udah enggak, Masㅡeh Dok. M-maaf...."

Kesalahan Renata dalam memanggilnya membuat Vano tertawa. Apalagi melihat Renata yang kini menunduk malu.

"Nggak papa. Panggil senyaman kamu aja." kata Vano ditengah kekehannya.

"Tapi kan.. nggak sopan."

"Saya nggak masalah."

"Bener? Boleh?"

Vano mengangguk masih dengan senyumannya. "Boleh. Tapi, may i call you mine?"

Buaya.

Renata sangat benci dengan pria Buaya. Tapi entah kenapa kalau itu Jevano, dia bisa mentoleransinya.

Tangan kiri Vano bergerak meraih pipi Renata dan mencibitnya pelan. "Jangan senyum malu-malu gitu. Saya jadi pengen gigit kamu."

Bolehkan Renata teriak sekarang juga? Dia juga pengen lompat-lompat diatas trampolin sekarang juga.





...







"Loh??" Aji memperhatikan Vano dan Rena bergantian. Anak itu masih mengenakan setelan putih abu-abunya. Berencana mau mampir ke klinik Abangnya sepulang sekolah, eh malah dikasih Renata.

M-maksudnya dia kaget lihat Rena di klinik Vano.

"Ngapain?" Tanya Vano. Hafal betul kalau adiknya itu sampai bela-belain mampir ke klinik sepulang sekolah, pasti lagi ada maunya.

"Mbak Renata, ya?" Tapi bukannya menjawab pertanyaan Vano, fokus Aji malah teralih ke pemandangan yang lebih menarik. Lalu sambil tersenyum lebar dia mengulurkan tangannya. Mau kenalan.

Rena pun dengan sedikit ragu menyambut uluran tangan besar itu. Melihat hal itu agaknya kedua mata Vano melebar.

"Aji. Ajisaka." Kata Aji dengan suara beratnya yang terdengar sedikit ngeri di telinga Rena.

Masih digenggam erat tangannya oleh Aji, Rena pun dengan segera menarik paksa tangannya sendiri.

"Boleh minta nomor Whatsappnya?"

WTF??!!!

Sensor saraf pada otak Rena mengatakan, Aji adalah Jeriko jenis lain. Cuma nggak tau aja Aji masuk kedalam Ordo, Famili, Genus, dan Spesies apa.

Yang jelas, nama binomialnya adalah Ajisaka Crocodilus.

Alias Ajisaka si Buaya.

"Langsung. Lo kesini mau apa?" Tanya Vano dengan nada kesal.

"Biasa." Sahut Aji sambil menaikturunkan alisnya.

"Kalian saling kenal?" Tanya Rena setelah menahan penasaran dari tadi.

"Nggak!" Jawab Vano dan Aji bersamaan.

Pendusta.

Padahal mah se-Kartu Keluarga.

Tapi dalam kompetisi tidak ada yang namanya persaudaraan.

...




Seriusan segemes ini mau ikutan gebet Renata????

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seriusan segemes ini mau ikutan gebet Renata????

Mau mundur atau tetep gas aja, Ji? Ganas loh itu anak gadisnya Pak Kuncoro.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 06, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kembang DesaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang