Blood

31 5 0
                                    


 Kembali bergerak dengan pelan sembari tetap merapat dengan dinding terdekat, ia tidak mengetahui akan menemui apa lagi jika melangkah terlalu gegabah di dalam ruang yang begitu gelap dan bau angir darah yang pekat. Mulai mencoba untuk memahami apa yang telah terjadi hingga di titik ini, Phillip telah menyimpulkan seratus persen jika dirinya baru saja tewas akibat tersambar petir ketika mengendarai mobil dalam perjalanan mobil.


"Apa yang terjadi dengan tubuhku?" kejanggalan lain yang ia sadari pada tempat yang asing ini adalah Phillip merasakan dirinya menjadi jauh lebih pendek dari sebelumnya, tidak hanya ukuran tinggi, namun seluruh tubuhnya baik panjang kaki, tangan, lengan yang seukuran dengan pertumbuhan anak kecil di bawah umur sepuluh tahun.


 Normalnya, semua kejadian yang telah ia alami pasti akan membuat psikologis seseorang menjadi terganggu akibat tekanan mental yang tidak bisa dikendalikan ketika menghadapi situasi kali ini. 5 tahun pengalaman di dalam dunia kemiliteran lah yang merupakan satu-satunya hal yang membantu Phillip untuk tetap berpikir tenang dan logis untuk keluar dari situasi sulit, selama ia mempertahankan dua hal itu, ia akan dapat terus bertahan hidup.


"Posisiku sekarang berada di tubuh anak kecil dengan tanpa senjata maupun perlindungan dan terjebak di dalam ruangan asing. Bahkan jika aku berhasil keluar dari ruangan ini, masih terdapat banyak monster yang memburuku akibat kejadian sebelumnya. Sial, ini saja mustahil..."

"Eh, apa ini?" tidak sengaja tangan kanan miliknya kembali menyentuh sesuatu cairan yang untuk pada kesempatan kali ini tidaklah asing bagi dirinya karena hal itu merupakan darah.


 Dengan intensitas degupan jantung yang meningkat Phillip menghentikan pergerakannya untuk sementara waktu dan mulai memikirkan langkah berikutnya. Sengaja tidak mengeluarkan suara sedikit pun karena takut mengetahui jika ia bukanlah satu-satunya yang berada di ruangan itu.


"Pikirkanlah sesuatu diriku, pasti jika ada jalan masuk, terdapat jalan keluar di suatu tempat." kembali meraba-raba segala hal yang berada di sekitarnya untuk memperkirakan keadaan.


 Setelah menyentuh beberapa hal dengan mengandalkan kedua belah telapak tangan miliknya diantara kegelapan mulai dari tempat lilin, kasur, tempat rias wanita, dan beberapa perabotan lain, Phillip untuk sementara memastikan jika ruangan yang ia masuki kemungkinan merupakan kamar milik seseorang yang ia tidak ketahui siapa pemiliknya. Ia juga sempat menemukan keberadaan dua belah pintu yang terkunci dari luar sehingga tidak dapat untuk dibuka. Satu-satunya yang tidak ia sentuh hanyalah bagian kasur yang lebih dalam karena terdapat lebih banyak bercak darah di sekitar situ yang menandakan ada sesuatu yang terbunuh di atas kasur.


"Sudah aku duga, jika ini memang benar kamar pasti ada jendela." menyingkap tirai yang menutupi dan membiarkan cahaya bulan purnama memperlihatkan apa yang selama ini tersembunyi di balik gelap. Mencoba untuk memastikan ulang apa yang berada di baliknya, Phillip tidak menemukan siapapun selain dirinya sendiri, tidak ada siapa-siapa lagi disana, bahkan di atas kasur meskipun semua yang berada di tempat itu terlihat berantakan dan berdebu di saat yang bersamaan.


 Tanpa menunggu lebih lama, Phillip segera membuka jendela tersebut yang terhubung dengan area luar kastil dengan jarak tidak terlalu tinggi sehingga ia masih dapat selamat jika melompat. Para monster dan iblis terlihat banyak berkeliaran di sekitar kastil dengan pergerakan sedang mencari seseorang yaitu dirinya dengan membawa obor sehingga hampir semua sudut yang sebelumnya gelap diterangi oleh nyala api. Bergerak dengan menunduk dan tetap menjauhi tempat terang, ia memanfaatkan fakta jika tubuhnya telah menjadi kecil sehingga cukup sulit untuk disadari pada situasi kali ini.


"Mereka pantang menyerah sekali, sebaiknya aku tidak memancing perhatian lebih dari ini." melihat keadaan yang berada di sekitar karena tidak bisa bergerak bebas, hampir mustahil bagi Phillip untuk meloloskan diri dengan tingkat penjagaan keamanan penuh dari berbagai sisi.

"Untuk sekarang, hanya inilah yang bisa aku lakukan."  mengendap-endap mendekati gerobak jerami yang terlihat penuh dan siap untuk diangkut menggunakan kuda pada kebesokan harinya, Phillip menyembunyikan dirinya dengan baik di dalam situ sembari menunggu.


***


 Sepanjang malam Phillip habiskan untuk tetap bersembunyi di dalam gerobak jerami hingga fajar tiba. Ia terbangun karena merasakan roda yang sempat terganjal oleh batu yang berada di tengah jalan sehingga Phillip mencoba untuk memastikan pemandangan yang berada di luar.


"Sial, dari semua makhluk, kenapa harus dia yang mengendarai kuda?" mengintip sosok asing yang berada di depan gerobak.








I don't want to be heroWhere stories live. Discover now