BAB 19 : Bersitegang

89.4K 9.5K 369
                                    

Jangan lupa follow, vote, komen dan share 🌻

***

"Kamu yakin hari ini mau syuting?" tanya Mahasa yang kembali memastikan Kinanti sebelum dirinya masuk ke dalam mobil.

"Iya, soalnya aku cuma ambil cuti sebentar."

"Ya sudah."

Mahasa melirik ke arah Megan yang pagi ini berdiri di tengah-tengah keduanya.

"Pamit dulu sama, Mama," ujar Mahasa seraya menyentuh bahu kecil Megan.

Megan yang masih bad mood karena tidak ingin sekolah tentu saja menolak.

"Apaan sih. Gak mau!" sentaknya. Jangankan disuruh, disentuh saja dia tidak ingin.

"Kebiasaan deh pagi-pagi suka rewel," komentar Kinanti.

"Aku tuh gak mau sekolah tante Kiwi. Aku capek, badan aku pegel," ujar Megan dengan mencak-mencak lalu bersedekap dada seraya membuang muka menghadap ke arah mobil yang terparkir di dekatnya.

"Papa sama Mama juga pegel tapi masih mau pergi kerja tuh."

Mendengar itu membuat Megan langsung mendongak, menatap ke arah Kinanti dengan kedua alis yang menukik.

"Kalian kan udah gede. Kalo aku masih kecil. Kenapa harus sekolah terus sih! Aku tuh pengin bobo sama main tab!"

Kinanti malah menertawakan tingkah Megan. Lalu sedikit menunduk guna mencubit kedua pipi kemerahan anak tirinya.

"Tugas anak kecil emang sekolah sama belajar."

Megan segera menyingkirkan kedua tangan Kinanti.

"Jangan pegang-pegang ih!"

Mahasa melihat ke arah jam tangannya kemudian mendecak.

"Ayo, udah mau siang. Takut jalanannya macet," tegurnya.

"Tuh cepetan berangkat, jangan marah-marah terus, gak baik," ujar Kinanti kepada Megan yang langsung menampilkan raut wajah memelasnya.

"Aku gak mau sekolah," rengeknya.

Tanpa banyak bicara Mahasa langsung menggendong Megan lalu membawanya masuk ke dalam mobil. Megan sempat berontak minta diturunkan namun tidak di dengar.

Kinanti sendiri yang melihat itu tentu saja tertawa cukup puas.

Namun seiring menjauhnya mobil itu tanpa salam yang manis dari Mahasa perlahan demi perlahan senyum di bibirnya luntur. Dia memang tertawa dan jika orang awam melihat pasti akan mengira dia merupakan sosok paling bahagia dan beruntung. Namun kenyataannya saat ini dia sedang tidak dalam kondisi bahagia seperti apa yang mereka kira. Pikirannya masih tetap tertuju ke permasalahan yang saat ini diterpanya.

Memang benar kata orang bahwa semakin tinggi pohon, semakin besar juga angin yang berhembus.

***

Kinanti saat ini sudah berada di dalam studio Huru Hara. Dia tengah menghafalkan materi yang diberikan oleh crew.

Tadi ketika dirinya berangkat tanpa terduga Mahasa menyuruh beberapa security untuk mengawalnya dari rumah. Kinanti sampai kaget sendiri apalagi pengawalan itu sangat ketat sampai dirinya bisa masuk ke dalam studio dengan selamat tanpa diserbu oleh wartawan yang saat ini menunggu cukup jauh dari area gedung.

Miss Rempong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang