4. Tuduhan

991 194 9
                                    

Happy reading ...
Jangan lupa tap bintang, ya.

.

.

Tidur nyaman Dannis terganggu saat suara bel kembali mengusik indera pendengarannya. Dia meraih ponsel di atas nakas untuk memastikan jam. Layar ponselnya menunjukkan waktu 07.30. Beberapa panggilan telepon dan pesan dari seseorang terlihat jelas di layar ponselnya. Benda pipih itu kembali diletakkan ke tempat semula, lalu beranjak dari tempat tidur. Sebelum keluar dari kamar, dia merapikan kimono yang membalut tubuhnya. Langkah mulai dia ayun untuk keluar kamar, menemui seseorang yang sudah menantinya di luar pintu.

Pintu pun terbuka. Sosok wanita berdiri di hadapannya saat ini. Sudah bisa diduga jika gadis itu akan menemuinya setelah beberapa hari mengabaikan panggilan telepon atau pesan darinya. Gadis itu terpaku menatapnya yang hanya mengenakan kimono.

Ada apa denganku sehingga membuatnya menatap seperti itu? tanya Dannis dalam hati sambil menatap penampilanmya dari atas hingga bawah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada apa denganku sehingga membuatnya menatap seperti itu? tanya Dannis dalam hati sambil menatap penampilanmya dari atas hingga bawah.

"Kenapa telepon dari aku nggak diangkat?" tanya Rista pada laki-laki di depannya karena merasa diabaikan oleh Dannis.

Danis menatap gadis di hadapannya. Rista terlihat menahan kesal karena sudah beberapa menit menanti di depan pintu, tidak mendapat telepon balik darinya, atau mendapat balasan pesan dari Dannis. Hal itu yang membuatnya datang ke apartemen laki-laki itu untuk meminta kepastian.

"Silakan masuk," ajak Dannis pada tamunya sambil membuka pintu lebar.

"Di sini saja," tolak Rista cepat.

"Bukan hanya telepon darimu saja yang tak kuangkat, tapi hampir dari semua orang yang menghubungiku," ungkap Dannis.

"Jadi menurut kamu studio itu nggak penting?" tanya Rista.

"Jika kedatanganmu ke sini untuk membahas studio Gema, silakan kita bicarakan di dalam. Tapi jika kedatanganmu ke sini hanya ingin berdebat, silakan kembali ke apartemenmu dan mempertimbangkan dengan baik permintaan Gema." Dannis menyentuh gagang pintu, lalu mendorongnya agar tertutup.

"Maksud aku bukan seperti itu," balas Rista sebelum pintu itu tertutup.

Gerakan Dannis seketika terhenti. Dia menatap Rista dengan tatapan datar. Tujuan Dannis mengabaikan gadis itu agar bisa menimbang dengan baik permintaan Gema, dan dia memang sedang sibuk mengurus bisnis.

"Aku akan masuk," ucap Rista selanjutnya karena tak mendapat balasan dari Gema.

Dannis kembali membuka pintu lebar agar gadis itu masuk ke dalam apartemennya. Langkah Rista terayun ragu untuk masuk ke dalam sana, merasa risih karena kedatangannya disambut dengan penampilan Dannis yang hanya mengenakan kimono. Rista mengedarkan pandangan saat tiba di dalam apartemen itu. Sebenarnya, dia merasa ragu menemui laki-laki itu saat tahu bahwa Dannis tinggal di unit eksklusif. Di mana dalam satu lantai hanya ada tiga apartemen, sedangkan yang biasa terdiri dari delapan apartemen.

Persinggahan TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang