#Oneshoot: Cemburu

199 10 7
                                    

Pagi itu, adalah pagi yang cukup dingin. Sedari kemarin, hujan terus turun, namun kali ini adalah salju yang turun. Sambil melangkah masuk memasuki gedung, aku mulai melepas mantel dan sarung tanganku, dan masuk ke lift. Tentu aku menemui beberapa orang yang sudah tidak asing lagi bagiku.

"Marii ohayo~"

"Ohayo~"

Aku menjumpai Hinano dan kak Miku. Sambil membalas sapaannya dan tersenyum, aku melambai dan memasuki lift. Di dalam lift, aku bisa mendengar Hinano dan kak Miku saling berbincang bincang. Aku hanya diam tidak peduli sambil menyender ke dinding dan membuka ponselku. Kebetulan sekali, sebuah pop up chat muncul di layar atas ponselku.

"Udah di mana dek?"

Tentu saja itu adalah kak Manamo. Aku langsung saja membalasnya. Pagi pagi begini, biasanya dia sudah sampai di ruang latihan. Begitu ya orang yang prefeksionis?

Ting!

Pintu lift terbuka, dan membawa kami ke lantai yang kami tuju. Aku, Hinano dan kak Miku langsung saja berjalan menuju ruang latihan. Sesampainya, belum banyak yang datang sih. Aku bisa melihat tas kak Manamo di pojok ruang, lalu kak Shiho yang sedang menata ulang rambutnya, dan ada juga kak Suzu dan Mikuni yang sedang berbincang bincang. Seperti biasa mungkin mereka melakukan sebuah konsultasi? Entahlah. Tapi begitu kami masuk, mereka segera menyapa kami.

"Oou, kalian toh!" seru kak Suzu.

"Ooi~ tumben lo udah di sini. Kesambet apa? Biasanya ke sini 5 menit sebelum latihan mulai," goda kak Miku pada kak Suzu, sambil berjalan mendekatinya.

"Enak aja!" balas kak Suzu, kemudian mereka tertawa.

Belum sempat mencari spot yang nyaman untuk duduk, aku mengedarkan pandanganku, mencari ke mana si pemilik tas yang diletakkan di sudut ruangan ini.

"Oh Marii, nyariin si kakak ya? Dia lagi di kamar mandi," ucap kak Suzu. Entah rasanya jadi malu karena keciduk sedang mencari keberadaan kakak ku.

"A-aah gitu ya, makasih kak,"

"Yoo~"

Aku pun menghampiri tas kak Manamo, dan meletakkan juga tas ku di sana. Belum lama aku duduk, kak Manamo keluar dari kamar mandi. Namun, bukan aku lah yang dilihat pertama kali olehnya.

"Aa Miku! Dateng juga lo! Sini balikin pouch make up gue!"

"Nih. Ambil sendiri tapinya," kak Miku mengeluarkan sebuah pouch make up berwarna pink.

"Eeee~ sini aaah!~"

"Ambil sini kalo bisa- w-wehh! Kyahahaha!!"

Awalnya terjadi kucing kucingan diantara kak Manamo dan kak Miku. Tapi, apa yang membuat aku terkejut, kak Manamo tiba tiba menangkap kak Miku, dan memeluknya erat dari belakang dengan gemasnya.

Kak Manamo..

Bukankah seharusnya kamu tidak melakukan itu?

"Iya iyaa aduh gelii! Lepasin lepasin!"

Kak Miku yang dilepaskan begitu saja oleh kak Manamo, langsung memberikan make up pouch milik kak Manamo itu.

"Salah sendiri barang penting ditinggal,"

"Ya namanya ketinggalan, wlee!"

Kak Manamo mengakhiri perkelahian, dan kembali menghampiri tasnya, juga menghampiri aku.

"Eh? dedek aku udah sampe~" pekiknya sambil memeluk tubuhku.

Aku tersenyum menyambut pelukannya. Aroma wangi stroberi menyeruak ke dalam hidungku. Rasanya.. Aku sampai tenggelam, terbuai dibuatnya sampai tidak dapat berkata kata lagi.

Hinatazaka Room Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang