27 🏡

273 66 162
                                    

Assalammu'alaikum wr. Wb

Baik banget kannn???
Udah up lageee wkwwkk..

Kenapa cepet Kim? Ya emang intinya disini..  Heheh, kita ketemu lagi nanti ramadhan yaaa.. Makasih udah selalu jadi pembaca setia..  Love you guysss..








Let's go!

















D-Day

Ruangan yang menakutkan bagi siapapun, dimana nasib ditentukan oleh bunyi ketuk palu dari Hakim yang Agung.  Hari penentuan setelah satu bulan panjang, berisi dengan perdebatan dan perseteruan secara gerilya. Dengan balutan kemeja berwarna coklat dan celana kain berwarna hitam. Rambut coklat bergelombang pendek, dan kacamata hitam mentereng apik dihidung tingginya.

Menggenggam seberkas dokumen dan menenteng tas keluaran terbaru dari merk dunia, sepatu kulit berwarna hitam dengan merk tak main-main. Bukan seorang diri, bersama tim pengacara dan anak-anak yang mendampingi. Kini,  ia siap dengan semuanya. Semua duduk dibelakang, dengan ia yang duduk dihadapan hakim.

"Menurut keterangan yang diberikan dan hasil mediasi, anda saudari Huang Zoe masih bersikukuh untuk berpisah dengan Cahyono Cahyadi?"

"Betul yang Mulia.."

"Dengan alasan adalah penghianatan dalam ikatan pernikahan.. Dan itu menurut tergugat sudah terjadi lama dan pemohon sudah tidak masalah kenapa sekarang dipermasalahkan?"

"Yang Mulia dapat melihat hasil rekam medis saya, saya mengajukan bersama berkas permohonan bercerai.. Saya mengalami kecemasan dan depresi dalam kurun waktu lama dan masih menjalani pengobatan.."

"Apakah itu disebabkan permasalahan ini?"

"Betul yang Mulia.."

"Kenapa tidak mengajukan sebelumnya?"

"Saya menghargai dan menghormati keluarga dari tergugat dan keluarga saya..  Tapi kini saya mantap untuk menyembuhkan diri saya.."

Terdengar lantang dan mantap, sorot tajam matanya begitu menutupi seluruh luka yang dimiliki.  Huang Zoe seorang putri konglemerat kaya, seorang putri dari orang terhormat kini melepaskan segalanya untuk diri sendiri.

"Tergugat, anda berberapa kali menolak pengajuan ini. Ini adalah final.. Apa ada yang ingin anda sampaikan?"

"Saya masih keberatan, kami menikah atas cinta yang Mulia.."

"Ya kalo cinta engga selingkuh.. Ini saya memeriksa bukti dan saksi, semua lampiran saya pelajari..  Permasalahan memang anda sendiri.."

"Saya berusaha mempertahankannya.."

"Dengan membuat anak-anak anda tersudut?"



Deg..






"Tidak yang Mulia.. Saya hanya.."

"Kita hentikan sebentar..  Pemohon dapat ikut keruang mediasi.."

Ruang mediasi lagi? Arya dan Raka lelah, mereka terluka dengan keadaan mama mereka. Sarah meradang, apalagi ini? Hanya tinggal ketuk palu kepada bertele-tele. Sudah jelas bukan? Bahwa mama ingin lepas! Mama ingin sembuh.

"Mohon maaf yang Mulia.."

"Ya?"

"Intrupsi.. Saya bersedia memenuhi dan menguatkan untuk sidang ini. Saya Araka putra kedua.."

"Araka, sudah menyampaikan melalui dokumen dari pengacara keluarga Huang.."

"Yang Mulia, tidakkah merasa iba dengan keadaan mama saya? Beliau sakit, secara psikis.. Beliau ingin sembuh.. Hanya itu, yang Mulia.. Saya mohon putusan segera diberikan.."

Dream House [COMPLETED) Where stories live. Discover now