Good Morning

2.2K 288 10
                                    

Javier mengusap rambut Selene. Perempuan itu masih belum terganggu sama sekali. Tidur nya masih begitu nyenyak. Sejenak senyum tipis terukir di bibir Javier.
Kemudian sebelum beranjak dia mengecup kening dan bibir Selene singkat.

Agenda makan malam berdua kemarin berakhir dengan Javier dan Selene menghabiskan malam bersama lagi di apartemen Selene.

Jadilah pagi ini Javier memutuskan untuk membuat sarapan. Setelah memeriksa kulkas Selene hanya ada bahan simple seperti roti telur dan sosis. Yasudah Javier putuskan untuk mengolah itu saja.

Ditengah tengah kegiatan memasak nya Javier dikejutkan oleh telepon dari Leonard.

"Halo kenapa?"

"Dimana? Apartment Lo kosong."

"Lo ngapain ke apartemen pagi pagi?"

"Lo lupa ada job jam 9?"

"Ini baru jam setengah Delapan."

"Jaga jaga Lo kan sering lupa."

"Undur jam 10 deh, bilangin. Gue masih di apartemen calon."

"Hah? Calon apaan?"

"Udah ah kepo lu, ntar masakan gue gosong. Pokok nya diundur ya Yon. Gue tutup."

"Lo ya mentang mentang banyak yang nyari sok jual mahal. An--"

Terlambat. Javier sudah memutuskan sambungan telepon nya. Selesai menata sarapan nya di meja makan Javier kembali ke kamar.

Disana Selene masih tampak tak terganggu sama sekali. Masih begitu lelap.

"My moon bangun, heyy ayo bangun."

"Hmm," hanya itu respon dari Selene.

Javier terkekeh. Dia pikir Selene itu tipe morning person. Ternyata dia salah.

"My moon ayo bangun sarapan nya nanti dingin."

"Lima menit Jevie."

Mendengar itu Javier malah ikut naik ke tempat tidur merengkuh kembali tubuh Selene.

"Bangun yuk gak ke kantor?"

"Nanti."

"Buka mata nya coba? Udah jam delapan loh ini."

Sedikit terusik Selene mengerjapkan matanya. Sejenak Javier tertegun. Wanita di depan nya terlihat begitu cantik bahkan dengan muka bantal sekalipun.

"My pretty baby. Ayo sarapan."

Selene masih mengulat, demi tuhan hampir sekujur badan nya sakit.

"Jevie sarapan dikamar aja ya?"

Javier mengalah mengiyakan ucapan Selene.
Selanjutnya Selene duduk menyandarkan diri nya di head board tempat tidur. Dengan santai hanya menaikan selimut nya sebatas dada.

"Pake baju nya Nanad, sebentar aku ambilin sarapan nya," ucap Javier selanjutnya mengecup kembali kening Selene.

"Jevie?"

"ya?"

"Tolong ambil di lemari."

Javier terkekeh Selene ternyata sangat mode malas di pagi hari.

"Yang mana Nad?"

"Mana aja."

Javier mengambil random 1 dress Selene. Memberikannya pada Selene lalu beranjak ke dapur.

Tak lama kemudian Javier datang membawa dua plate breakfast yang berisi toast, scramble, dan sosis.

"Kamu bisa masak?"

"Ini doang kan gampang, makan yang banyak."

Selene hanya menggumam lalu mengunyah makanan nya.

"Enak kok."

"Good then. Cepet abisin. Kamu berangkat kerja jam berapa?"

"Seseneng aku, kamu?"

"Nanti jam sembilan Nad."

"Piring nya taruh aja Jevie aku yang cuci."

"Okay."

"Jevie ga mau mandi dulu?"

"Bareng kamu nanti."

"Gak ah, kamu aja dulu aku masih mau follow up masalah fashion week."

"Kamu perlu aku ga buat fashion week nanti?"

"Emang kamu ga ada kerjaan?"

"Engga ada kok."

"Yaudah sekalian pemotretan nya ya Jevie."

"Yes my queen."

Beberapa menit kemudian Javier keluar dari toilet hanya menggunakan boxer.
Selene otomatis mengalihkannya mata nya.
Membiarkan Javier dengan santai memakai pakaian nya di depan cermin kamar Selene.

"Kenapa liatin nya sembunyi sembunyi gitu?"

"Enggak kok. Udah sana berangkat."

"Enggak pengen mau disini aja."

"Sir Javier get away from me."

"Cutie. Oh ya remember what i said last night ya?"

"Iya Jevie, aku inget lah."

"Duh jangan gemes gemes dong aku gak pengen kerja nih."

"Sir Javier pergi dari sini."

"Nanti pulang nya kesini lagi ya?"

"You have your own apartment sir."

"But my half life is here."

"Masih pagi Javier. Pergi sana."

"Tapi balik nya kesini ya?"

"Well terserah!"

Javier terkekeh Selene tetap lah Selene dengan gengsi nya yang tinggi.

Selene kembali meringkuk ke dalam selimut saat Javier akan pergi.

"Jangan tidur lagi loh."

"Iya engga udah sana."

Bukanya keluar dari kamar, Javier malah mendekati Selene kembali, mempertemukan bibir mereka melumat nya singkat.

"See you nanti malem my moon."

Bisa bisa nya Selene salah tingkah hanya karena diberi ciuman oleh Javier.

"Take care."

Sepergi nya Javier, Selene masih betah diam di tempat tidur nya melakukan pekerjaan nya dari rumah.

Namun melihat jam menunjukkan hampir jam sembilan Selene segera menuju dapur.
Aneh saja tak mendapatkan es Americano nya di pagi hari.

Namun sampai dapur Selene malah tersenyum manis melihat Americano di Tumblr nya.

Oh jangan lupakan note nya.

"i always see you bring Americano everywhere you go,thats why i made it. Please enjoy your coffee my queen."

-Jevie

Sekali lagi Selene mengulas senyum nya. Jujur saja Selene tak mengerti akan diri nya. Kenapa dia membiarkan Javier memasuki kehidupan nya. Padahal yang Selene tau dia membenci hubungan yang berlandaskan cinta. Dia tak percaya itu semua setelah apa yang papa nya lakukan pada mama nya. Selene menganggap semua pria sama. Selene benci papa nya yang membohongi mama nya. Tapi bagaimanapun Selene tak punya pilihan lain selain menyimpan nya sendiri. Tak ingin membuat keadaan semakin rumit.

Tapi Javier datang seolah membuat semua persepsi Selene salah. Seolah Selene harus melihat ulang semua nya lagi. Dari berbagai sudut pandang.

Selene akui Javier salah seorang yang teramat spesial. Namun Selene juga tak berani berharap banyak. Berharap pada manusia itu menyakitkan.

....

Good morning heheee
Awali dengan yang manis manis

La MargueriteWhere stories live. Discover now