Just When You're Ready

1.8K 269 20
                                    

Cahaya matahari masuk ke celah celah gordain mengusik mata si cantik. Sejenak dia mengulat merasa terganggu. Namun ketika membuka mata dia merasa ada yang berbeda.

"Ini dimana?" Monolog nya.

Setelah duduk dan berfikir akhirnya dia ingat lagi kalau dia sedang menginap di rumah Atmadja.

Seketika Selene mengingat semua kejadian kemarin. Bodoh nya dia yang ikut terbawa suasana dan godaan Javier.

Selene mengedarkan pandangan mencari ponsel guna melihat jam. Dan benar saja ini hampir jam sepuluh. Mau taruh dimana muka Selene? Hilang sudah image baik Selene didepan Bubu.

Otak Selene memutar memikirkan cara. Namun tak ada solusi. Semua hanya jalan buntu. Akhir nya Selene memutuskan untuk mencuci muka. Dan keluar membaca situasi.

Namun diluar dugaan dia malah mendengar keributan di dapur.

"Jevie kamu tuh ya? Bisa bisa nya bubu suruh di kamar malah melipir ke kamar tamu."

"Bubu maaf kan gak apa apa Bu. Kan pacar Jev juga."

"Diem kamu. Bubu marah. Jangan harap ya bubu berbaik hati."

"Bubu ih jangan telpon ayah Bu."

Selene hanya memperhatikan interaksi pacar nya dan sang ibu sedari tadi. sampai akhirnya Bubu menyadari keberadaan nya.

"Lohh Selene udah bangun sayang, sini sarapan."

"Ehh iya Bu."

Selene mengikuti Tyas ke meja makan.

"Candana mana Bu?"

"Tadi pagi pagi berangkat ke Bandung. Ada urusan sama yayasan biasa, eitss Javier Angkasa Atmadja pindah kamu ga ada yang ijinin kamu duduk disampingnya Selene."

"Bubu jahat jangan jangan Jevie anak tiri ya?"

"Halah drama banget anak Jeffrey makan cepet atau ga makan sama sekali?"

"Iya iya ini Jev makan."

Selene sekali lagi cuma bisa terkekeh.

....

"Javier ayah pusing ya?"

"Ayah nelpon jev kalo mau marah ga usah mending."

"Ayah pusing diomelin bubu, dimana sih salah ayah?"

"Gak tau ya Jev juga pusing dimarahin bubu."

"Asal kamu tau ya ayah dari baru bangun di marahin bubu, sampe berangkat kerja pun masih di omelin."

"Jev juga sama."

"Kamu ketahuan kan? Tidur sama pacar kamu Selene itu?"

"Ya iya sih, tapi kan pacar Jev sendiri."

"Pantes si bubu nyerempet nama ayah mulu. Gara gara ayah, apa apa salah ayah. Ayah ga tau apa apa ya bingung."

"Ih tau ah panas kuping nya Jev."

"Terus sekarang bubu dimana?"

"Di kamarnya lah pacar nya Jev dikekepin bubu disana."

"Yaudah emang kamu berani protes?"

"Ya enggak yah, siapa tau ayah mau nolongin Jev?"

"Engga juga, gila aja gue nyari mati melawan kehendak bubu. Engga dulu."

"Ck udah ah ngapain juga kita nelpon kalo ga ada solusi."

"Ayah nelpon kamu bukan mau ngasih solusi tapi mau marahin kamu emang."

La MargueriteWhere stories live. Discover now