Chapter 57 : Twisted Plot

78 5 0
                                        

Fifty Seven - Twisted Plot

Seorang pria berkemeja kotak – kotak berjalan bersama seorang wanita memasuki sebuah café. Mereka menuju ke meja bundar berbangku 5 di sudut ruangan.

Akhirnya mereka pun sampai di tujuan, di mana telah ada 3 orang yang datang lebih awal dan sedang menunggu dengan manis.

Menyadari datangnya 2 sejoli itu, mereka yang telah menunggu pun berdiri untuk menyambut kedatangan orang seorang pria dan seorang wanita itu.

"Selamat siang semuanya," Kata pria yang baru datang itu dan berjabat tangan dengan mereka yang sudah datang. "Pas ya jam 1 teng"

"Siang juga Arka, Alyssa. Duduk, duduk" Jawab salah satu dari mereka.

Arka dan Alyssa? Bertemu dengan siapa mereka?

Mereka pun duduk setelah Alyssa selesai berjabat tangan dengan orang – orang itu. "Kalian sudah pesen, Naia, Diandra, Satria?"

"Tadi baru pesen minum aja, sambil nunggu kalian dateng"

❤️

Blueria Café, Jakarta, November 2014

Suasana meja nomor 2 itu terasa sangat sepi dan canggung. Tanpa percakapan, tanpa senyuman, dan yang ada hanyalah mereka yang sedang duduk menunggu pesanan datang.

Arka dan Alyssa yang duduk bersebelahan pun tak nampak berbicara. Alyssa fokus pada ponselnya, sementara Arka sibuk memperhatikan detail interior restoran yang mungkin akan menjadi inspirasinya.

Tampaknya mereka sedang menunggu siapa yang akan membuka obrolan lebih dulu. Karena suasana benar – benar sepi, akhirnya Naia pun mulai mengajak berbicara.

"Arkalyssa, gimana, kabar baik? Asik ya tinggal di Amsterdam" Sapa Naia dengan senyumannya yang khas.

Alyssa meletakkan ponselnya dan tersenyum balik, "Baik dong. Plus minus lah tinggal di Amsterdam" Balasnya. "Lo sendiri gimana? Jakarta baik – baik aja kan?"

Dan benar, obrolan Alyssa dan Naia terdengar sangat kaku. Yang biasanya mereka bercakap – cakap hingga larut malam pada telepon, kini pertanyaan sederhana seperti itu saja terasa layaknya orang asing.

"Jakarta baik, cuma yaa kadang kurang bersahabat aja. Tau sendiri lah ibukota tuh keras"

Tak lama seorang waitress datang membawa pesanan mereka dan memberikan tiga buah buku menu. "Makasih ya Mbak"

Mereka yang sudah mendapat pesanannya langsung meraih dan mengaduk serta menakar rasa minuman agar terasa pas di lidah.

"Umm, semuanya, kita langsung aja ya ke intinya" kata Naia yang tiba – tiba sekali setelah sekian menit tanpa pembicaraan.

"Sebelumnya gue mau kenalan dulu," Ia meletakkan sendok pengaduk minumannya dan mulai menegakkan posisi duduknya menjadi lebih serius.

"Nama saya Naia, ini teman saya namanya Diandra, dan sebelahnya ada Satria yang ternyata perusahaan ayahnya bermitra dengan perusahaan tempat saya magang"

DHEG. Apa tujuan Diandra dan Satria ikut datang kemari? Apa jangan – jangan orang yang dimaksud Arka adalah mereka...

Arka dan Alyssa benar – benar hanya mengangguk – angguk mendengar penjelasan Naia dan masih terus berusaha memahami konsep pertemuan kali ini.

"Iya, jadi tujuan kita ngumpul di sini tuh buat bahas suatu hal yang menyangkut kita semua, terutama Arka dan Alyssa" Kata Diandra melanjutkan.

"Pertama tama, gue mau ngucapin terimakasih karna kalian udah mau dateng buat-"

"Bisa to the point aja nggak sih?" Potong Arka dengan ketus.

Semua orang yang ada di meja tersebut spontan melirik ke arah Arka.

"Arka, tenang" Bisik Alyssa pada Arka yang tampaknya mulai tak sabar dan seraya memberi kode untuk tetap mendengarkan mereka.

"Oke. Yang kedua, soal perjodohan Alyssa dan Satria yang katanya kepentingan perusahaan. Kalian akhirnya batal dan Alyssa jadinya sama Arka kan," Kata Diandra.

"That's not a big deal. Tapi masalahnya, lo bikin mental Satria hancur dan ngerusak nama dia di depan keluarganya Lys. Lo boleh egois, tapi tolong pikirkan perasaan orang lain. Dia koma 2 hari, di rawat inap 7 hari. Lo nggak kasian apa?"

Alyssa tersenyum tipis, "Kasihan? Untuk apa? Gue kasihan sama pengkhianat yang sudah berani berkhianat di depan dua keluarga sekaligus" Jawabnya tenang.

"Tapi perjodohan itu atas dasar keluarga Satria Lys. Lo sendiri juga udah dianggep baik kan sama mereka? Kurang apa-"

"Tau apa lo soal perjodohan itu?" Tanya Alyssa tajam.

Raut wajah Diandra seakan sedang meremehkan Alyssa. "Tau banyak kok. Kenal Bapak Dipta Kurniawan?"

HAH? Itu kan nama bokapnya Satria. Spontan Alyssa mengangguk karena ia mengenali nama tersebut. "Kenal, kenapa? Lo kenal dia?"

"Kenal laah, partner bisnis Papa gue itu," Cibir Diandra. "Bokap gue sama bokapnya Satria kan founder perusahaan dimana bokap lo jadi Dirut"

"Hah?" Alyssa menoleh ke arah Arka sembari mengernyitkan dahi. Ia benar – benar tidak percaya. Ayahnya sendiri pun tak pernah bercerita padanya.

"Sebenernya gue sama Diandra itu udah kenal lama, bahkan jauh sebelum lo kenal gue Lys," Timpal Satria. "Kaget ya?"

Alyssa berdecak "Kaget, kaget," Jawabnya. "Tapi I must appreciate. Kalian mainnya keren banget loh, sampe melibatkan Naia yang gak ada kaitannya sama perusahaan"

"Melibatkan Naia? Justru kami ini antek – anteknya Naia"

❤️

Under EmpyreanDonde viven las historias. Descúbrelo ahora