17. Memutuskan untuk mengejarmu

9.4K 1.6K 75
                                    

Hai, hai. Aku kembali. Kayaknya udah lama banget gak nulis cerita ini. Gimana? Ada yang kangen cerita ini?

Absen, di sini kalau kalian kangen, wkwk.

Maaf baru update lagi, karena beberapa terakhir ini ada beberapa hal yang bikin kewarasan saya hampir ilang, wkwk.

Selamat membaca ♥️

+
+
+

Pagi-pagi sekali, Selina sudah sampai di sekolah. Untuk menjaga harinya dari drama pagi yang akan dilakukan oleh Jesslyn. Dia sudah berangkat sepagi ini.

Sekolah masih sedikit sepi, dikarenakan belum ada murid-murid yang berdatangan.

Seperti biasa, saat di kelas masih sepi. Selina mulai mengeluarkan sebuah laptop dari dalam tasnya. Dia mulai menyalakan laptopnya dan masuk ke dalam web tertentu kemudian melakukan tugasnya sebagai seorang peretas.

Bagi Selina sendiri, mendapatkan uang sangatlah mudah dikarenakan dia memiliki berbagai kemampuan. Tidak sia-sia dia selalu belajar sepanjang hidupnya, karena kini dia merasakan hasilnya.

Di dunia yang asing ini, Selina masih bertahan hidup tanpa siapapun di sisinya.

"Selina Victoria."

Sebuah suara bass menghentikan jari jemari lentik Selina di atas keyboard.

Gadis cantik itu hanya melirik sekilas pada si pemanggil, kemudian melanjutkan kembali pekerjaannya.

"Sulit sekali, aku benar-benar diabaikan," ucapnya, sambil terkekeh pelan.

Lagi dan lagi, Selina tidak menghiraukan si pemanggil. Dia tetap fokus pada kode-kode yang muncul di layar laptopnya.

"Baiklah Selina, tidak ada yang berani mengabaikan seorang Darrel, akan tetapi kau begitu berani." Darrel perlahan mulai mendekati Selina, dia menaruh tasnya diatas meja. Dan mulai memandangi wajah cantik Selina.

Sementara Selina, buru-buru menutup web tersebut dan mulai beralih ke situs lain. Ditakutkan Darren mengetahui kemampuannya dalam meretas. Semakin sedikit yang mengetahui kemampuannya dalam meretas, maka semakin baik.

"Apakah kau tau? Hampir semua gadis di sekolah ini tergila-gila padaku. Tidak ada satu gadis pun yang berani mendiamkan aku seperti ini, atau bahkan memukuliku. Akan tetapi kau, kau begitu berani melakukan keduanya. Tiga hari yang lalu kau memukuliku sampai babak belur, dan sekarang kau mendiamkan aku. Sungguh luar biasa." Darrel kembali mengoceh.

"Bisakah kau diam?" tanya Selina, yang sudah mulai jengah dengan segala ocehan Darrel.

"Oh, kau bisa bicara? Aku pikir kau bisu. Karena sedari tadi kau tidak menjawab perkataanku sama sekali. Jadi aku pikir kau bisu dan tidak memiliki mulut." Darren berkata tanpa beban, dia masih terus duduk di samping Selina dengan kedua tangan dilipat di dada.

Selina mendengkus. "Berhenti mengejekku, atau aku akan membuatmu benar-benar tidak bisa berbicara dan membuat lidahmu tidak lagi berfungsi. Dan oh ya, berhenti juga memandangiku seperti itu, karena itu membuatku merasa tidak nyaman. Aku tidak segan-segan akan mencungkil kedua matamu jika kau terus memandangiku begitu," balasnya dengan nada dingin dan terdengar tak main-main. Tak lupa matanya menatap tajam pada Darrel sehingga membuat Darrel menelan salivanya susah payah.

Dia tiba-tiba merasakan kedinginan, dan tanpa sadar memegang kedua matanya karena mendengar ancaman Selina yang nampak begitu serius.

Sadis sekali.

Sulit dipercaya, Selina jarang sekali berbicara. Akan tetapi sekali berbicara dia mengeluarkan kata-kata yang begitu kejam seperti itu.

Bukan tanpa alasan Selina mengatakan hal sadis seperti ini terhadap Darrel. Lelaki tersebut begitu menganggu, dia mengacaukan fokusnya karena ocehannya yang tidak penting.

Niat hati, menghindari drama pagi Jesslyn agar paginya tenang. Situasi paginya malah semakin buruk karena diganggu oleh ocehan tidak berguna Darrel.

Lagi pula, mengapa juga murid berandalan seperti Darrel masuk pagi-pagi begini. Mengacau saja.

"Bahkan, saat kau mengatakan kata-kata kejam pun, kau tetap terlihat manis," kata Darrel yang masih belum kapok. Padahal, dia baru saja diancam oleh Selina.

Selina menyerah, dia mulai bangkit dari duduknya. Dan memasukkan laptopnya ke dalam tas dengan gerakan yang tidak santai. Selina yakin, apabila dia terus di sana bersama Darrel, dia bisa-bisa kehilangan kendali dan mulai menyerang Darrel saat ini juga dikarenakan ocehan lelaki itu yang amat sangat mengganggunya.

"Mau kemana, kau?" tanya Darrel saat melihat Selina yang mulai melangkahkan kakinya.

"Bukan urusanmu," balas Selina sinis.

"Selina tunggu!" Darrel buru-buru ikut bangkit dan mengejar Selina. Dengan cepat, dia mencekal pergelangan tangan Selina, sehingga membuat gadis itu menghentikan langkahnya.

Selina menatap Darrel dengan pandangan bertanya. Bersama Darrel di kelas ini, benar-benar membuatnya naik pitam.

"Ada yang ingin aku katakan padamu," katanya penuh percaya diri.

Selina hanya menaikkan sebelah alisnya, bertanya-tanya apa yang ingin dikatakan orang gila di hadapannya ini.

"Mulai saat ini, aku Darrel Leighton, memutuskan untuk mengejarmu. Jadi siapapun yang mengganggumu, akan berhadapan langsung denganku." Darrel berkata dengan suara lantang. Sehingga murid-murid yang baru saja berdatangan bisa mendengar apa yang Darrel ucapkan.

Semua orang yang ada di sana, merasa tak percaya atas apa yang mereka dengar. Baru saja beberapa hari lalu Darrel dipukul habis-habisan oleh Selina. Kali ini, lelaki itu bahkan memutuskan untuk mengejar gadis yang sudah memukulinya.

Mereka percaya, bahwa otak Darrel benar-benar bermasalah. Bagaimana mungkin ada seorang pria yang jatuh hati pada gadis yang sudah mempermalukannya? Sangat sulit untuk dipercaya.

Sementara Selina, sempat merasa terkejut sesaat. Akan tetapi, dia dengan cepat menormalkan kembali ekspresinya. Dia segera melepaskan cekalan tangan Darrel secara kasar.

Gadis itu tersenyum sinis. "Tapi, maaf aku tidak pernah tertarik dikejar oleh seseorang yang lebih lemah dariku." Setelah mengucapkan hal tersebut, Selina kembali melangkahkan kakinya, tidak memperdulikan kerumunan yang nampak kaget atas apa yang Darrel lakukan pagi ini.

"Tidak peduli apa, aku akan menjadi lebih kuat agar kau bisa melihatku Selina." Darrel berteriak.

Sedangkan Selina, tetap berjalan dengan tenang seolah bukan dia objek yang dikatakan oleh Darrel.

"Bajingan gila," gumam Selina merasa kesal.




_______

Selamat menunaikan ibadah puasa teman-teman.



Endless Love Fairy Tale : Menjadi Penjahat Genius Sejati.Where stories live. Discover now