04. Calon Ibu Muda

316 19 0
                                    

Tepat pukul 23.45, Sonya keluar dari markas SIN seorang diri, hanya karena dirinya satu kelompok dengan Edward dan para seniornya. Sonya menghela napas panjang, pikirannya sedang tidak baik-baik saja karena banyak beban pikiran yang sedang menerpanya saat itu.

"Pakai lah baju hangat"

Sonya melihat kearah suara tepatnya pada Edward yang baru saja memakainya jas miliknya. "Untuk apa---"

"Jangan di lepas!"

Sonya mengurungkan niatnya untuk melepaskan jas yang menyelimuti tubuhnya, karena memang dirinya juga merasakan kedinginan di tambah kepalanya terus terasa pusing. Sonya tak tahu apa yang akan dia lakukan saat nanti dia tahu hasil dari keluhannya itu.

"Edward..."

"Hm?"

"Bisakah kau lupakan saja aku, lupakan saja semua yang sudah terjadi antara kita. Aku akan pergi jauh dari sini, kau cari saja wanita lain yang---"

"Untuk apa?"

Sonya memegang perutnya. "Jika aku benar hamil, semuanya akan hancur, pendidikan ku akan berantakan sehingga beasiswa ku akan di cabut, aku akan kehilangan sahabat ku dan aku akan tersingkir dari pekerjaan ku"

"Semua tak akan terjadi jika aku bertanggung jawab"

"K-kau... Menyebalkan!" Sonya mengepalkan tangannya kuat-kuat, ingin sekali dia memukul wajah tampan laki-laki itu tapi rasanya cukup sulit, entah mengapa.

"Jangan banyak bicara lagi lebih baik kita---"

"Aku juga tak mau bicara dengan mu!" pukas Sonya sambil berlalu meninggalkan Edward yang hanya menatap kepergiannya. Sonya menghentikan Taksi lalu masuk tanpa melihat lagi kearah Edward.









••••••









Pagi itu Sonya dan Celine sudah bersiap dengan seragam sekolahnya. Sebelum berangkat Sonya melihat kearah Celine yang masih memilih buku di mejanya, Sonya pun segera masuk ke dalam kamar mandi seraya mengunci pintunya. Dia membawa testpack di tangannya yang semalam sempat dia beli.

"Aku hanya masuk angin," ucap Sonya sambil memandang testpack tersebut, perhatiannya teralih pada wadah kecil yang terdapat rak dekat cermin. Sonya pun segera meraihnya, sebelum suara gedoran pintu mengagetkan dirinya.

"SONYA!!!"

"Ada apa?"

"Kau sedang apa? Aku butuh kamar mandi"

"Ck. Bukankah kau sudah siap?"

"Aku kebelet, cepatlah"

Sonya pun menghela napas, lalu dirinya menyimpan kembali wadah tersebut beserta testpack yang sudah dia masukkan, lalu meletakkannya di dalam rak, Celine juga tak akan curiga karena dia tak akan mungkin membukanya. Sonya pun membuka pintu, menampakkan Celine yang seperti cacing kepanasan.

"Ah syukurlah, terimakasih...." kata Celine sambil buru-buru masuk dan mengunci pintu dari dalam. Sonya hanya menghela napas panjang lalu dia duduk di sofa.

"Aku berharap banyak," ucapnya sambil memencet keningnya, untuk pertama kali ini Sonya merasakan gelisah dan takut yang begitu besar. Dia rasa lebih baik setiap hari di siksa oleh Ayah dan Ibu beserta kedua saudara tirinya daripada harus di buat seperti itu. Semua salah Edward--- Sonya semakin membenci laki-laki itu. Pasalnya dahulu saat dirinya masih kelas 2 SMP, dia memiliki pacar bernama David yang berusia 5 tahun lebih tua darinya, namun setelah 1 tahun berpacaran, Sonya mendapatkan kabar bahwa David tewas oleh pemimpin SIN yang baru--- Edward.

SECRET ✓Where stories live. Discover now