Better : 21

1.9K 178 79
                                    

Pulang dari Boston kemarin, Levi jadinya tidak sendiri. Restu ikut pulang setelah memastikan neneknya juga sudah selesai holiday. Andreas, Emmeth dan Teala sih masih nanti balik ke Indonesianya, masih mau menunggu Teala agak lebih besar dulu, kasian kalau masih sebulan-dua bulan sudah diajak perjalanan sejauh itu.

Kembali pulang, sisa liburan Levi puas-puasin main dengan teman yang lain. Sesekali menginap di tempat Restu, kadang jadi sopir antar jemput Kuma, kadang sibuk di kampus mengurus Mahasiswa Baru.

Mulai semester tujuh, mata kuliahnya mulai dikit, tapi SKSnya lebih lama. Pun Levi sudah harus membuat proposal penelitian untuk di semester delapan. Kegiatan UKM sudah sesekali saja ikutnya, BEM juga tinggal menunggu lengser, setelah acara pembentukan BEM periode tahun ini.

Sore ini, Tian tidak ikut kumpul dengan Levi di apartemen Lele. Katanya ada tugas kelompok, jadi ya tinggal Levi dan Lele saja, lagipula memang semua sibuk. Ini saja, Levi baru senggang setelah urusan BEM yang selalu sampai malam.

"Cowok lok masih tinggal di atas Lep?"

"Masih, cuma dari kemaren dia balik ke rumah dia, ortunya baru balik."

"Ooh." Lele sekadar mentahut, ia ikut tiduran di samping Levi. "Alit udah lama banget jir gak balik."

"Serius lo?"

"Kalo balik juga dia ke messnya gitu. Padet katanya jadwalnya. Berasa jomblo gue."

"Tapi komunikasi lo lancar kan?"

"Mayan sih, cuma ya kesel aja Lev. Sesibuk-sibuknya gitu, dulu juga bisa luangin waktu dikit. Walaupun yaa, kesini cuma buat tidur doang."

"Yaa.."

"Makanya. Resek banget."

Levi hanya diam, ia tau Lele sedang kesal. Takut salah menimpali jadi hanya diam. Bahkan waktu Lele memeluknya juga Levi tidak buka suara, malah mengelusi rambut Lele seperti biasa.

"Tumben wangi lo beda."

"Hmm.. ini parfum yang lo kasih waktu itu loh, yang terus gue kasih Kuma.."

"Udah lama kan itu?"

"Iya, awet dia mah parfum. Tadi gue pake aja."

"Hmm." Lele berdeham, wajahnya makin tenggelam di badan Levi. "Kangen Tian gue, meluk dia lebih enak. Lo mah keras."

"Body shaming lu."

"Bodo." ya bodo, namanya lagi kesal. Lagian Levi malah menimpali. "Lep."

"Hmm."

"Jangan lupa jemput Tian nanti... gue kayaknya bakal ketiduran."

"Siap bu bos."

Dari situ Lele memang benar ketiduran. Di lengan Levi, dengan tangan yang masih di atas perut Levi. Levi sih masa bodo, ia sering begitu dengan Lele dan Tian sekalipun. Kedekatan pertemenan mereka bertiga sudah sewajarnya tidak dipertanyakan lagi.

Sambil main handphone, sambil Levi biarkan Lele tidur tidak bergerak di sisinya. Malah kadang Levi yang merubah posisi, jadi hadap-hadapan dengan Lele. Pegal juga lama-lama, lengannya ditiduri Lele begitu.

Tian
Lep, masih di tempat Lele kan?

Masih
Udah beres? Gue jemput nih
Shareloc

Gak usah, gue udah di lift

"Euh... ketawan Lele, kena amuk gue." Matanya melirik ke jendela, ternyata sudah gelap. Benar, kalau Lele tau Levi tidak menjemput Tian pasti kena omel. Soalnya memang Tian itu precious baby bearnya Lele. Levi juga sih, tapi lebih ke Lele.

If I Knew You Better ( BL 19+) [COMPLETE]Where stories live. Discover now