12. I'll be yours

169 67 110
                                    

"Halusinasi macam apa ini, sampai suaranya pun kedengaran jelas." Urata menutup telinganya saat mendengar suara Sakata di sekitarnya.

"Kaichou."

Urata membuka matanya ketika ia merasa sentuhan di pipinya. Retinanya menelusuri tangan yang menyentuhnya dan nampak seorang pemuda yang seperti baru saja ia lihat di ponselnya, Akira Sakata, berlutut di hadapannya.

"Memanggilku, ya?"

"K-kayaknya udah malam. Gue mesti pulang." Urata masih berpikir laki-laki di dekatnya itu hanyalah halusinasinya.

"Kaichou," panggil Sakata sekali lagi.

Urata mengambil raket tenisnya lalu memukulkan ke badan Sakata. Ia merasa lega karena raketnya tidak menembus badan laki-laki di depannya itu.

"Ka-kamu bukannya ada di spanyol?!"

"Kenapa? Merindukanku?" tanya Sakata sambil mengusap bahunya yang baru saja dipukul raket tenis.

Wajah Urata menghangat, ia mengalihkan pandangannya. "Mana mungkin."

Sakata mendekat pada Urata, tangannya berada di sisi kanan dan kiri kursi yang diduduki gadis itu. "Kenapa ... seorang Takahashi Urata selalu berbohong disaat seperti ini?"

Napas Urata memburu, wajahnya menunduk saat kouhai-nya itu sangat dekat dengannya. "A-apa maksudmu?!"

"Kenapa wajah kaichou memerah?"

"Wajahku nggak merah!"

"Kaichou gugup?"

"Ng-nggak kok!"

Sakata menghela napasnya, mengusap pelan kepala Urata. "Semangat latihannya. Maaf udah memaksa kaichou mengakuinya," ucap Sakata lalu melangkah pergi, meninggalkan se-buket bunga pasir untuk Urata.

Langkah laki-laki itu terhenti ketika tiba-tiba Urata menahan lengan bajunya dari belakang.

"Memang ... aku nggak mengakuinya."

Sakata berbalik, menatap Urata yang berdiri dengan kepala menunduk.

"Kenapa harus Sakata, aku nggak ngerti. Kamu alien hentai yang selalu mengganggu, mempermainkanku, padahal kamu itu sudah dijodohkan, bakayarou!"

"Urata senpai-"

"Ini salahku ...."

"Tenanglah, apa yang kamu katakan-"

"Saat kamu baik sama aku, apa yang kamu pikirkan? Kenapa aku berdebar-debar? Kenapa aku kesepian begitu tau kamu ninggalin aku? Kenapa cuma kamu, Sakata ... yang selalu buat aku bingung?"

Urata menyandarkan kepalanya pada dada bidang Sakata dengan wajahnya yang masih tertunduk dan buliran air yang tertahan di pelupuk matanya. "Sakata aho ... kenapa selalu mempermainkanku?"

Sakata menghela napasnya, menautkan jemarinya pada jemari Urata. "Kaichou, kamu ini benar-benar tsundere. Berapa banyak lagi yang mau kamu tanyakan? Sikap manismu yang selalu dadakan ini ...seringkali buat aku hampir serangan jantung."

Urata hanya terdiam, menatap jemari mereka yang saling bertautan. Tangan kouhai-nya itu hangat.

Sakata tersenyum dengan tatapan teduh saat senpai-nya itu menautkan jemarinya semakin erat. Ia mengusap pipi Urata, membuat gadis itu mendongak menatapnya.

Sakata mendekatkan wajahnya lalu meraup bibir kemerahan Urata, mengulumnya dengan lembut. Ia juga meninggalkan bekas merah di leher jenjang gadis itu.

『𝕸𝖞 𝕶𝖆𝖎𝖈𝖍𝖔𝖚』 ✔ 𝚂𝚊𝚔𝚊𝚄𝚛𝚊 𝚂𝚎𝚗𝚂𝚑𝚒𝚖𝚊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang