36| Weird Confession

5.6K 432 65
                                    

🔞🔞🔞

Warning:

Mentioning of self harm

🔞🔞🔞


You have 18 missedcall(s).

Sambil memeluk kedua kakinya, Vic duduk di ruang tengah lantai atas. Perlahan dia menggulir layar dan melihat deretan notifikasi yang memenuhi aplikasi chat dan sms.

| Fabian Efraim: saya berangkat ya
| Fabian Efraim: saya titip snack utk kamu di Robyn.
| Fabian Efraim: km mau makan apa nanti malam?

Pesan dari Fabian hanya dibaca lalu dia tutup. Sama sekali tidak berminat membalasnya. Dia mencoba menelpon Fabian tiga kali, tapi pria itu tidak mengangkat. Pada percobaan ketiga pria itu sengaja menolak panggilan.

Mungkin sibuk.

| +62878---: selamat siang, Victoria. Bs angkat tlp sy?
| +62878---: Ada yg harus saya bicarakan. Angkat tlp sy!

Vic menghapus semua pesan dan notifikasi missedcall dari nomor asing itu. Pikirnya tidak ada yang perlu dia bicarakan pada orang yang bahkan tidak dia kenal. Mungkin itu pelanggan lamanya. Mungkin pula itu Satria.

Siapapun itu, Vic tidak peduli dan tidak mau ambil pusing.

Vic menghelakan napasnya pelan lalu membenamkan kepala di kedua lututnya.

Dari arah parkiran, dia bisa mendengar bunyi kran air dan gerutuan Jacob yang disuruh bekerja oleh Ganesa. Mereka berdebat seperti seorang ayah dan anaknya yang sedang merajuk. Tentu saja Ganesa ada di posisi sang ayah yang begitu tegas.

Dia asyik menonton sampai akhirnya Robyn datang sambil menggumam.

"Gue nggak tahu produk mana yang biasa lo pake, jadi gue bawa semua produk dengan tulisan 'cleansing', 'remover', dan 'wash'," cerita Robyn sambil membawa satu wadah plastik penuh dengan botol dan kemasan plastik. Dia juga membawa beberapa bungkus yang menguarkan aroma nikmat yang membuat perutnya berbunyi sejak tadi. "And Fabby-love sent you some foods. Oh, ini dari Gen. Ini dari Jacob untuk gue."

Vic tidak menjawab saat Robyn duduk di sisi sofa yang kosong di sampingnya.

"Ini martabak yang katanya lagi hits di TikTok, ya?" tanya Robyn yang sudah lebih dulu membuka bungkusan dari Fabian dan menatap takjub dua loyang martabak manis dengan topping yang begitu tebal. Robyn meringis sambil memegangi wajahnya. "Ngeliatnya aja bikin sakit gigi."

Setelah menyingkirkan makanan ke tengah meja, Robyn mengeluarkan sebuah minuman dengan boba lalu menusuk gelasnya. Dia menyeruputnya beberapa kali lalu memberikan pada Vic.

"Thanks," gumam Vic sambil meminum.

"Lo minum airnya aja, gue suka bobanya," pinta Robyn dengan wajah serius.

Vic tersenyum lalu sengaja menyedot beberapa butir boba. Robyn membelalak.

"You ungrateful kid," desis Robyn sambil merebut gelas boba tersebut dari tangan Vic.

Perlahan Vic mendongak untuk memperhatikan Robyn yang duduk di hadapannya. "Katanya mau pergi sama Jacob."

Suaranya terdengar begitu serak dan lemah sampai-sampai Robyn memberikan sebotol air mineral. "Jacob agreed to wait until you're okay."

"Gue kan baik-baik aja."

"Cuma orang yang nggak baik-baik aja yang berani bilang mereka baik-baik aja. Sini, muka lo gue bersihin," ujar Robyn seraya mengambil acak botol berwarna hijau dan membaca instruksinya. Setelah menuangkan cairan hijau ke kapas, Robyn mulai membersihkan bekas make up di wajah Vic. 

When He Text You After MidnightWhere stories live. Discover now