11. Bayangan Hitam part akhir

1.3K 147 0
                                    

Nayra menutup kedua telinganya karena teriakan bayangan hitam begitu nyaring, Semua orang di sana keheranan dengan tingkah Nayra. Mata kanan Nayra mulai berkedut dan menimbulkan bercak darah pada pengikat matanya.

Bola mata kanan yang tertutup berdenyut seirama degup jantung, Nayra membuka pengikat matanya, warna merah terpantul dari mata Nayra memunculkan bayangan hitam itu di dinding, membuat semua orang yang melihatnya menjerit ketakutan sampai ada yang berlari keluar dari rumah Joni.

Dewi di luar sana memeluk Adam karena takut, mata Adam terbuka lebar tidak percaya dengan apa yang terjadi.

Nayra tidak mengerti apa kemauan bayangan itu, Pak Sulaiman di sebelah Nayra terus membaca Ayat Al-Qur'an Sambil memejamkan mata.

Nayra juga merasakan hal yang sama sesekali dia harus menutup matanya karena takut, tapi mata kanannya malah terbuka dengan sendirinya.

"Sana pergi!" Nayra berteriak lagi. Bayangan hitam itu juga semakin berteriak keras.

"Aku tidak mengerti maumu, jangan sentuh dia lagi."

Mata Nayra berubah makin merah ketika nada suara Nayra mulai meninggi dan bola matanya semakin mengecil membuat iris merah Nayra terlihat besar, Entah dari mana keberanian itu muncul.

Lalu tercium bau pesing di sekitar rumah Joni, yang membuat semua orang menutup hidungnya.

"Uh, bau apa ini, seperti bau WC umum," ucap Nayra pelan.

Bayangan hitam itu pun semakin berteriak keras seperti mendengar ucapan Nayra.

"Ka Joni pipis di rumah kosong?" Tanya Nayra pada Joni. Nayra menutup mata kanannya ketika Joni hendak memandang wajahnya.

"Ngga pernah, mungkin yang lain." Joni bicara terbata dengan sesekali terbatuk.

"Aku enggak tahu maunya nih makhluk, tapi bau ini bikin aku pikir kalo diantara kalian pernah pipis di sana, sepertinya dia tidak suka." Bayangan hitam itu berteriak kembali.

"Aish, berisik! sakit tahu telingaku." Nayra memandang marah pada bayangan hitam itu. Bayangan hitam itu makin marah dan mata merahnya makin terbuka lebar.

"Maaf, tapi kupingku sakit kalo kamu teriak terus," ucap Nayra pada bayangan hitam.

"Dilihat dari cara dia yang begitu, kemungkinan apa yang kamu bilang itu benar, Nak," ucap Pak Sulaiman.

Bayangan itu mendekati Nayra dan menarik tubuhnya, Seketika bulu kuduk Nayra berdiri saat bersentuhan dengannya.

"Jangan pegang-pegang, tidak enak rasanya." Joni malah terkekeh mendengar ucapan Nayra.

Bayangan hitam menghilang dari pandangan orang, tapi tidak dengan Nayra. Pupil mata Nayra berubah normal meninggalkan iris mata yang berkurang warna merahnya, Nayra menutup kembali mata merahnya dengan eye patch.

Bayangan hitam itu terus saja menyentuh tubuh Nayra, kulit Nayra yang disentuh oleh bayangan hitam terasa amat dingin, seperti masuk ke dalam lemari pendingin.

"Diam! Bisa enggak sih?" oceh Nayra. Joni lagi-lagi terkekeh.

"Apa sih, Ka. Malah ketawa." Nayra cemberut.

"Lucu lihat kamu bercanda sama setan." Nayra tambah cemberut.

"Bagaimana rasanya, Ka. Masih sakit?"

"Sudah enggak Nay, aku sudah lebih baik, terima kasih kamu sudah mau datang. Teman-teman aku bagaimana nasibnya, ya Nay, apa mereka bisa sembuh lagi."

"Aku enggak tau, Ka. Semoga mereka baik-baik saja."

Bayangan hitam itu terus saja mengganggu Nayra. "Sebentar ya, tunggu di luar dulu, aku tidak mau ikut kalau kamu masih ganggu teman-temanku." Bayangan hitam itu berteriak marah tapi langsung keluar dari rumah joni. "Coba Kakak hubungi teman-teman Kakak, keadaan mereka gimana, aku keluar dulu si doi ada perlu," ucap Nayra membuat Joni terkekeh.

" Oke Nay, terima kasih ya."

"Makasih ya, Neng," ucap Ibu Joni.

"Sama-sama Bu, tapi tetep Kakak harus ke rumah sakit ya, kaka keliatan pucat."

"Aku tidak perlu ke rumah sakit, aku sudah tidak apa-apa."

"Minum air putih ini dulu," Nayra mengambil air botol di dekat pak ustadz.
"Pak, bapak bisa ikut saya, untuk temani saya, bayangan di luar ingin saya ikut dengannya?"

"Saya akan ikut," Ucap sulaiman.

Nayra pamit keluar dan bicara pada Adam dan Dewi.
"Om, Nayra ada perlu lagi, bayangan itu ingin Nayra ikut."

"Nayra kamu tidak usah sampai sejauh ini, bahaya Nay."

"Bismillah Om, Nayra akan hati-hati."

"Kalau begitu Om akan ikut."

Mereka meninggalkan kediaman Joni dan mengikuti si bayangan hitam sampai ke rumah kosong. Bayangan itu berdiri tepat di antara semak-semak yang tercium bau pesing, Nayra menduga kalau tempat itu di pakai untuk buang air kecil oleh salah satu teman Joni.

"Bagaimana cara menghilangkan baunya, sedangkan ini tidak ada aliran airnya," ucap Nayra bingung.

Tempat itu dipenuhi dengan orang yang menonton karena penasaran dengan apa yang dibuat Nayra di rumah kosong. Warga di sekitar dan ketua RT memberi saran untuk menyiram atau menuangkan dengan pengharum dan sebagainya untuk menghilangkan baunya.

Salah satu warga menulis di atas papan tripleks "DILARANG KENCING DI SINI!!" dan ditancapkan di rumah kosong tersebut.

"Mohon maaf Cuma ini yang bisa dilakukan, aku minta maaf atas teman-teman, tolong jangan ganggu mereka lagi."

Bayangan hitam itu berteriak marah, dia masih tak Terima.

"Aku tidak bisa dan tidak mau lagi melakukan yang lain, cuma ini saja yang bisa dilakukan, ke depannya mereka tidak akan pipis di sini lagi, mungkin mereka akan kapok main di sini juga, jadi saya mohon bebaskan mereka," ucap Nayra pelan.

Sulaiman sejak tadi memimpin do'a, dan membacakan surah dalam Al-Qur'an yang di ikuti beberapa orang yang ada di sana.
1.Surah Sad Ayat 41. Surah Sad merupakan surah ke-38 dalam Al-Qur'an yang terdiri dari 88 ayat.
2.Surah Al-Mu'minun Ayat 97-98. Surah Al-Mu'minun merupakan surah ke-23 dalam Al-Qur'an yang terdiri dari 112 ayat.
3.Surah As-Saffat Ayat 7.
4.Ayat Kursi.
5.Yang terakhir Surah Al-Fatihah.

Lalu bayangan itu menghilang di barengi angin yang tertiup pelan namun mampu menembus kulit hingga membuat tulang terasa ngilu. Ada saja yang bertanya bayangan hitam itu apa namanya, Nayra tidak bisa menjawab karena Nayra tidak tahu menahu soal makhluk tersebut.

Hari demi hari kesehatan Joni membaik, teman-temannya juga sudah kembali ke rumah mereka. Setelah satu bulan rumah tersebut mulai dibersihkan oleh pemiliknya, kemungkinan rumah itu akan segera ditempati.

Nayra juga tidak lagi melewati rumah tersebut meski lingkungan gang itu sudah mulai ramai karena rumah-rumah yang kosong hampir di tinggali penghuninya.

Adam membawa Nayra ke sebuah pesantren di Jawa tengah, tempat di mana Adam pernah mondok selama dua tahun. Dua hari Adam dan Nayra berkonsultasi dengan Kiai di sana.

NETRA MERAHDonde viven las historias. Descúbrelo ahora