27. Gadis Cantik Di Sekolah part 3

1K 135 2
                                    

"Apa maksudmu di kelas Nay, jangan-jangan selama ini ada hantu berada di kelas kita?" tanya Dewi dengan wajah panik.

"Tidak setiap hari."

Ucapan Nayra membuat Dewi bergidik dan Mereka berdua terus berjalan meninggalkan tempat itu.

Nayra duduk melamun di meja makan saat sarapan.
"Apa yang kamu pikirkan?" Adam membuyarkan lamunan Nayra.

"Aku mimpi aneh lagi semalam Om."

Adam tampak khawatir dengan kelebihan Nayra, Nayra terlihat sangat tidak bersemangat ketika akan berangkat ke sekolah.

Saat kaki Nayra keluar dari mobil, matanya memberi signal. Ternyata sudah ada yang menunggu Nayra di depan pagar sekolah, gadis cantik berseragam abu-abu sedang duduk dengan anggunnya.

Nayra tidak menyapa hanya tersenyum singkat kepada gadis manis yang sudah beberapa hari ini hadir di hidup Nayra.
Dia terlihat santai tapi seakan ingin segera berbicara dengan Nayra.

Gadis cantik sudah berada dalam kelas ketika jam bel istirahat berbunyi. Oleh sebab itu, di Jam istirahat Nayra tidak ikut ke kantin, Nayra juga sudah menyuruh Dewi untuk ke kantin saja bersama Dina.

"Apa kalian akan bicara" tanya Dewi dan Nayra menjawab dengan anggukan, lalu Dewi meninggalkan Nayra sendiri di kelas, Untuk sesaat kelas memang sepi.

"Apa kamu meninggal di sekolah ini?" Gadis itu mengangguk.

"Apa ada orang lain yang terlibat?" dia pun menjawab dengan anggukan.

Gadis itu menyentuh Nayra, kemudian muncul sebuah gambaran di benak Nayra bagaimana gadis itu meninggal.
Ternyata dia dibunuh oleh kekasihnya sendiri karena tidak terima diputuskan cintanya, kekasihnya itu mencekik lehernya hingga kehabisan napas, Nayra berteriak dan berusaha membantu namun dia tidak bisa menolong.

Kekasihnya menjadi panik lalu Mayatnya di buang ke sumur tua di belakang sekolah. Sumur yang sangat dalam dan sudah lama tak terpakai, sekelilingnya di tumbuhi pohon dan rumput sangat tinggi.

Mayatnya diseret karena siswa itu tak mampu mengangkat tubuh siswi yang nyawanya hilang di tangannya. Sebelum dia melemparkan mayat siswi ke dalam sumur, dia sempat memeluk dan menciumnya secara bertubi-tubi sambil terisak menangis karena penyesalan.

Sejak hari itu, keluarga siswi mencarinya karena tidak pernah kembali pulang, tapi akhirnya berakhir kepada siswa yang diakui adalah kekasih anaknya.

Kekasihnya memang sudah mendapatkan hukuman karena ada saksi yang melihat mereka berjalan bersama di hari terakhir saat si gadis menghilang.

Namun, sampai sekarang hidup atau mati si gadis tidak pernah ada yang tahu, tersangka mengakui bahwa si gadis di jual kepada orang lain dan di kirim keluar negri.

Tapi entah kenapa pencarian itu terhenti ketika pelaku sudah diberi hukuman. Membuat keluarga semakin geram. Pada akhirnya mereka pasrah karena sudah menemukan titik jenuh berharap menemukan anak mereka kembali.

Dalam bayangan yang Nayra lihat, tampak seorang anak kecil dalam bayangan nya, gadis itu sangat tak asing, dia mirip seseorang tapi entah di mana gadis kecil itu pernah dilihatnya.

Satu persatu murid masuk ke dalam kelas, mereka melihat Nayra mematung duduk di kursinya. Mereka keheranan dengan Nayra yang tak berkedip sekali pun.

Mereka berbisik satu sama lain hingga Dewi dan Dina masuk ke dalam kelas, Dewi terheran dengan beberapa siswa yang mendekati Nayra hingga salah satu dari mereka menggerakkan tangan di hadapan Nayra yang tak berkedip.

Dewi langsung mendekat dan memeluk Nayra tepat di samping Nayra, dan memanggil pelan di telinga Nayra.
"Nay, Nayra sadarlah."
Dewi pun mengusap salah satu lengannya.

Nayra yang sedang di dunia lain mendengar namanya disebut, dia segera kembali ke tubuhnya dengan tarikan napas panjang. Salah satu mata Nayra menyala merah satu kali.

Seorang siswa tiba-tiba jatuh ketika melihat Nayra sadar dari lamunannya, semua murid dikelas terkejut melihatnya.
"Lihat matanya memerah," teriak siswa yang terjatuh tadi.

Dewi segera melihat ke arah mata Nayra, namun mata merah milik Nayra masih di tutupi oleh softlens, Nayra dan Dewi jadi panik apa yang Damar lihat tadi.

"Ngaco," ucap Dina membuat Dewi dan Nayra sedikit tenang.

"Salah lihat kali lu," ucap Dewi menambahkan.

"Sumpah aku tidak berbohong." Damar segera bangkit dari duduknya di lantai.

"Mana, buktinya ngga tuh?" ucap Dewi lagi membuat Damar diam karena melihat mata Nayra memang tidak merah.

Nayra melihat Gadis cantik itu tak jauh darinya, dan mengangguk tipis menyampaikan padanya jika Nayra baik-baik saja. Lalu gadis itu keluar dari kelas Nayra.

Saat pulang, Dewi sempat bertanya apa yang terjadi padanya tadi, dan Nayra menceritakan semuanya jika Nayra pergi ke masa lalu si gadis cantik itu.
Meski Dewi ngeri mendengarnya tetapi dia antusias mendengarkan.

"Lalu bagaimana selanjutnya?"

"Kemungkinannya dia masih terkubur di bawah sana"

"Gila, lalu siswa itu kemana sekarang?"

"Gue harus cari tahu" Nayra melihat ke arah Dewi.

Esok harinya, Nayra tidak sengaja melihat Damar sedang membuat sketsa wajah. Damar duduk di kursi sebelah Nayra.

"Kamu jago gambar, Dam?" tanya Nayra mengejutkan Damar, dia mendadak melihat mata Nayra. Damar menggoyangkan kepalanya untuk menyadari dirinya bahwa kemarin dia salah lihat.

"Heh, ditanya malah bengong."
Damar hanya tersenyum.
"Bisa minta tolong gambar wajah sesuai di ingatan aku nggak?"

"Maksudnya?"

"Aku lagi cari orang, tapi aku tidak ada satu pun tanda pengenalnya, kamu bisa bantu aku kan?"

"Aku belum pernah sih gambar tanpa melihat, tapi bisa kita coba."

Nayra dengan gemas memukul ringan lengan Damar.
"Oke, nanti pas pulang aku tunggu di taman dekat kantin."

"Di pohon, yang biasa kamu duduk? " Nayra mengangguk.
"Kamu ngapain sih disitu, kata orang disitu ada penunggunya loh."

"Selama mereka ngga ganggu, kenapa harus takut Dam." Damar bergidik mendengar perkataan Nayra.

"Boleh aku tanya sesuatu?" Nayra mengangguk. "Apa benar kamu bisa lihat hantu?" Nayra Diam.

"Serius!"

Sontak Nayra celingukan mendengar suara Damar yang tiba-tiba berteriak.

"Apa sih, Dam." Nayra melihat ke seluruh kelas.

Dewi yang mendengar teriakan Damar segera mendekati mereka berdua. "Ada apa?"

"Aku kan cuma pengen tahu, gosipnya kan gitu."

Nayra dan Dewi sudah tahu berita yang seliweran di sekolah, tentang Nayra yang bisa melihat hantu. Nayra dan Dewi menduga berita itu dari ka Yusuf OSIS di sekolah mereka.

"Ya anggap aja kaya gitu, Dam" ucap Nayra, "Lu mau kan bantu aku, plis."

"Oke, pulang sekolah kan, nanti aku coba"

"Makasih ya Dam, nanti aku traktir sebagai tanda terima kasih."

"Bener ya?"

Nayra menganggukkan kepalanya.

Setelah jam pulang, mereka berempat, Nayra,Dewi,Dina dan Damar duduk di taman belakang dekat kantin. Di Sana Nayra sudah bertemu gadis cantik itu, Nayra perlu sketsa wajahnya untuk mencari identitas dirinya.

NETRA MERAHWhere stories live. Discover now